-5.5-

7.8K 887 53
                                    


Sudah lewat seminggu dan Jimin harus menguburkan keinginannya untuk diberi ucapan selamat dari Jungmin, Jungkook dan para hyungnya. Dia tau akan seperti ini akhirnya, tapi apa salahnya berharap? Pikir Jimin.

Jimin tidak akan pernah lelah untuk menunggu Jungkook untuk menyayanginya.

Jimin tidak akan pernah lelah untuk menunggu Jungmin untuk peduli padanya.

Jimin tidak akan pernah lelah menunggu para hyungnya datang menghampirinya dan kembali menyayangi dirinya.

Jimin selalu percaya bahwa pasti suatu saat semua orang akan datang padanya, lalu membanjiri dirinya dengan kasih sayang dan cinta. Tak masalah baginya setiap saat dipukuli oleh Jungkook, tak masalah baginya saat Jungmin terlihat enggan untuk memanggil dirinya dengan sebutan Mama.

Sekali lagi, Jimin rela menunggu waktu yang membahagiakan dirinya.

.......

"Sayang, kapan kita akan pulang ke Korea lagi?"

Pria tinggi dengan telinga besarnya hanya diam sambil mengelus sayang surai istrinya. Sesekali mengecupi dahi putih itu dengan begitu penuh cinta.

"Chanyeol-ah?" panggilnya lagi.

"Hmm?"

"Kapan kita pulang ke Korea lagi? Aku begitu merindukan Minnie ku. Apa kau tidak merindukan adikmu?" pria mungil itu, Byun Baekhyun kembali bertanya, wajahnya menyendu, mengingat bagaimana terakhir ia bertemu dengan adik iparnya, Park Jimin atau sekarang sudah berganti marga menjadi Jeon.
Terakhir mereka bertemu, Baekhyun begitu terluka bagaimana mereka memperlakukan Jimin. Tidak ada satupun yang menganggapnya, tidak ada satupun yang membalas sapaan hangatnya, dan tidak ada satupun orang yang mengajaknya untuk berbicara.

"Tidak." jawab Chanyeol dingin.

Baekhyun mendesah kecewa, ia memang sudah tau jawabannya. Tapi sampai kapan? Jimin pasti membutuhkan seseorang sekarang ini.

Wajah manisnya mendongak dan matanya bertabrakan dengan mata besar Chanyeol. "Chanyeol-ah?" alih - alih menjawab pria tampan itu mengangkat alisnya bertanya.

"Jangan sampai menyesal."








"Hyungie.. " panggil Jimin kecil.

"Wae? Chimchim ingin sesuatu lagi? Hyung akan membelikannya untuk Chimchim." jawab Chanyeol

Sedang simanis memandang polos. Tangan mungilnya senantiasa mengenggam jari telunjuk Chanyeol.
"Chimchim ingin ini hyungie.. Apa boleh?" tanya nya lugu sambil menunjuk permen jelly yang beragam bentuknya.

"Tentu, ini untuk Chimchim.. " Chanyeol tersenyum tulus, lalu mengusak sayang kepala Jimin kecil.

"Terimakasih hyungie.. "












Sekelabat bayangan dulu kembali mampir dipikiran Chanyeol, si sulung Park. Dulu dia begitu menyayangi Jimin, melindungi Jimin dari apapun. Membelikan apapun yang Jiminkan. Tapi diumurnya 18, Chanyeol sering berpergian kesana kemari. Mengikuti ayahnya, lalu dipindahkan kenegera sekarang ini, Paris. Ia jarang bertemu Jimin, menghubungi Jimin pun sulit. Sang Ayah dan Ibu berkata bahwa Jimin tidak ingin memberikan nomor Hp nya pada siapapun.

Strength, please. (Jikook-kookmin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang