-12.12-

8.3K 916 182
                                    


Dari awal Jimin memang tidak memiliki teman. Banyak yang tidak ingin berteman dengan nya. Dari pada tidak ingin berteman, mereka lebih iri melihat Jimin yang begitu berprestasi dan pintar diusianya yang masih tergolong muda. Tapi mereka juga tidak ingin berteman dengan Jimin karena faktor dari Jimin yang orang tuanya tidak jelas.

Benar, Ayah dan Ibunya tidak pernah sekalipun menunjukkan kedekatan pada Jimin. Semasa sekolahnya, Rapor Jimin selalu diambil oleh Sekretaris Ayah atau Ibunya ataupun tidak diambil sama sekali, untungnya wali kelas Jimin begitu baik dengan membiarkan Jimin yang mengambil sendiri. Juga dulu Jimin kecil yang jarang diekspos -atau tidak sama sekali oleh orangtuanya karena Ibu dan Ayahnya hanya membawa Chanyeol jika mereka berpergian kemanapun, mau itu untuk berjumpa para kolega orangtuanya atau liburan.

Juga dulu waktu ia masih kecil pun anak - anak tetangganya tidak pernah mau membawa Jimin untuk bermain bersama. Mereka mengejek Jimin dengan mengatakan ia adalah anak haram karena orangtuanya terlihat begitu tidak peduli padanya, dan Jimin hanya bisa menunduk sedih setiap mendengar perkataan mereka.

Walaupun begitu Jimin selalu berusaha untuk mendapatkan seorang teman, disekolah dulu ia berusaha mendekati anak kelasnya dengan membantu mereka belajar yang nyatanya mereka hanya memanfaatkan dirinnya untuk setiap tugas yang ada.

Dan sekarang ada seorang pria baik dan tampan yang menawarkan pertemanan dengannya. Begitu senang hatinya sampai dia sedikit lupa akan rasa sakitnya dan lupa apa akibatnya jika Jungkook melihat dirinya bersama pria lain.

"Yah Jimin-ah apa kau sudah menikah?" tanya pria yang baru saja dikenal oleh Jimin.

Lantas Jimin yang sedari tadi menundukan pandangannya kembali menatap Hoseok dengan takut - takut lalu mengangguk kaku membenarkannya.

Hoseok memutar matanya malas. "Aku butuh suara Jimin-ah, bukan anggukan kepala."

"Sudah hyung.. " jawab Jimin cepat dengan bantuan kepalanya yang mengangguk kencang.

"Biar ku tebak, pasti anakmu masih kecil bukan. Hm berapa ya umurnya.. Ah! Sepuluh tahun? Atau delapan tahun?" Hoseok menampilkan raut bingungnya yang lucu, menimbulkan Jimin yang terkekeh kecil.

"Tidak hyung, anakku sudah berumur enam belas tahun.. " jawab Jimin membetulkan tebakan Hoseok.

Hoseok yang sedari tadi berjalan disamping Jimin sambil membawakan belanjaan pria kecil itu berhenti dari langkahnya, menantap bingung pada Jimin yang juga menatapnya bingung seperti ada yang salah?

"Tunggu sebentar." Hoseok menarik nafasnya panjang dengan menggelengkan kepalanya."Jadi kau lebih tua dariku? Kalau boleh jujur aku ini sudah tua kau tau.. Ya! Jangan menertawakanku!" padahal tidak ada yang tertawa, jelas saja Jimin sedang menyimak setiap kata dari dirinya.

"Berapa umurmu?" tanya Hoseok lagi. Ia penasaran. Dan balasan dari Jimin berhasil membuatnya terkejut setengah mati.

"Tiga puluh hyung."

.

.

.

.

.

.

.

.

"Ini rumahmu?" Hoseok membuka mulutnya lebar - lebar saat melihat mension yang begitu besar dihadapannya. "Wah! Ini besar sekali." lanjutnya lagi.

Jimin senang jika Hoseok senang, tapi dengan berat hati ia tidak bisa membawa teman barunya ini masuk kedalam untuk sekedar mampir. Takut jika Jungkook tau ia akan dipukul lagi.

Strength, please. (Jikook-kookmin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang