-6.6-

7.7K 847 75
                                    


"Sudah dikirim?"

"Sudah Tuan, Nyonya Jeon langsung yang menerimanya." Jawab bawahannya.

Pria itu tersenyum miring, tidak sabar menunggu intinya.

"Tunggu sebentar lagi, Jeon Jungkook." desisnya mengerikan.

..........

Setiap melihat wajah Jimin, Jungkook selalu emosi yang berkelebihan. Ia selalu ingin menghantam wajah putih pucat itu dengan keras melalui kepalan tangannya. Ingin menginjak - injak badan kecil itu sampai hancur.
Saat Jimin menangis, kemarahannya bangkit berkali - kali lipat dan kebengisannya menjadi tidak terhingga.

Kapan Jungkook akan sangat puas?

Ia akan sangat puas jika pria kecil itu sudah hilang kesadarannya.

Seperti sekarang ini, bibirnya tersungging kecil dengan pandangan dingin. Dimana ia menatap tubuh kecil yang terlentang dikasur itu dengan begitu puasnya.

Sedang keadaan Jimin begitu mengenaskan. Dimana Jimin dengan wajah penuh lebam dengan warna biru keunguan, serta sudut bibir yang koyak dan berdarah. Dan yang lebih parahnya, kedua kaki Jimin masih mengangkang begitu lebarnya yang menampilkan lubang Jimin yang banyak bercak darahnya.

Pemandangan yang begitu menyayat hati.

Jungkook yang puas melihat karyanya mulai beranjak dan mengambil jubahnya tanpa mau membersihkan dirinya apalagi kejantanan miliknya yang sedikit terkena darah Jimin, lalu kemudian ia berjalan kearah balkon.

Sesampainya dibalkon, ia langsung menghidupkan rokoknya, menghembuskan kumpulan asap yang begitu tebal kearah angin. Matanya memandang sekitar yang terlihat sepi. Wajar, karena jam sudah menunjukkan pukul dua pagi.

Pandangannya terhenti di satu pojok kanan halaman rumah ini. Disana ada taman kecil yang berbagai bunga ditanam. Siapa lagi yang menanamnya kalau bukan Jimin?.

Jungkook sedikit takjub karena Jimin pandai melakukan apapun. Lihatlah ia bisa menanam bunga yang sedikit merepotkan untuk ditanam. Disana ada, bunga Melati, bunga Mawar, bunga Matahari, bunga Aster, bunga Daisy—

Daisy?

Jungkook terpaku sebentar, lalu entah bagaimana senyum tulus terukir sedikit, dan lalu berkata..

"Jieun Noona sangat menyukai bunga Daisy itu."

.........

Kembali paginya Jungkook setubuhi Jimin lagi. Pria kecil yang terbangun oleh rasa sakit didaerah bawah serta badannya tersentak - sentak kini sudah menjerit - jerit karena rasa sakit yg dua kali lipat lebih sakit dari tadi malam. Air mata sudah memenuhi wajahnya, matanya sudah membengkak karena terus menangis dan menangis dan isakkan yang keluar yang begitu menyedihkan.

"Sakit! Hiks sakit Kookie! Keluarkan arghhh! Sakit hiks." tangan mungilnya menarik sprai kuat, sampai terlepas dari batasan ranjang.

Sebenarnya tidak daerah bawah nya saja yang sakit. Entah kenapa dari leher serta sampai bagaian perut semuanya sakit. Tidak itu saja, daerah punggungnya terasa nyeri dan pedih. Tetapi, bagian perut lebih mendominasi. Rasanya seperti ditusuk - tusuk jarum. Sakit sekali.

Setengah jam kemudian, Jungkook sudah mencapai dunia putihnya. Pria tampan itu sedang terengah - engah diatas badan Jimin dimana pria yang lebih kecil dan sering dianiya itu terlentang dengan wajah menghadap ke samping dan pandangan kosong.

Strength, please. (Jikook-kookmin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang