-16.16-

10.3K 1K 549
                                    

Suzy menatap bingung pekerja dikediaman menantunya datang pagi - pagi kerumahnya. Saking paginya, Chanyeol dan Baekhyun belum bangun dari tidurnya, juga Chan wook pun belum bangun. Ini begitu pagi. Ia saja belum mengganti piyama tidur nya dengan baju biasa.

"Jadi ada apa Choi ahjussi pagi - pagi sekali datang kesini?" Suzy menaikan satu alisnya. Menatap aneh pada pria tua tersebut.

"Cih." Suzy tidak dapat tidak terkejut mendengar decihan pria tua tersebut. Setaunya Choi ahjussi pria yang begitu sopan, ramah dan baik.

"Kau masih ingat anakmu?" tanya Choi ahjussi. Pandangannya begitu tajam.

"Anakku sedang tidur didalam." jawab Suzy seadanya.

Dan tawa Choi ahjussi meledak mendengar jawaban Suzy. Tangan nya yang belum menunjukkan keriput ini bertepuk tangan dengan antusias.

"Jadi anak siapa Jimin itu? Anak haram? Atau anak malang?"

Wanita cantik itu terdiam ditempat saat lagi - lagi mendengar nama 'Jimin' disebutkan. Dadanya sesak begitu saja. Dan Suzy sangat membenci rasa sesak tersebut.

"Apa yang terjadi denganmu Choi ahjussi?" Suzy benar - benar bingung dan juga kesal. Kesal karena paginya harus rusak karena mendengar nama yang sudah begitu lama tidak ia ingin dengar.

"Kalian disini tertawa. Bahagia dengan kehamilan Tuan Baekhyun. Berbahagia dengan keluarga kalian. Kalian lupa masih ada satu orang yang tidak ikut bahagia bersama kalian semua. Ia menangis disana, menunggu kalian datang. Kalian tidak akan tau bagaimana dia menghadapi suami yang kasar dan anaknya yang selalu mengabaikannya, kalian semua tidak akan pernah tau! Kalian menerima anaknya, menyayanginya dan memberinya kasih sayang. Tapi kenapa kalian lupa pada Ibunya?." ujar Choi ahjussi panjang. Matanya memanas dan memerah menahan tangis mengingat segala perlakuan Jungkook pada Jimin. Juga Jungmin yang selalu berucap kasar pada Ibunya.

Sedangkan didepannya, perempuan ya menjabat menjadi Ibu sosok dari Jimin terdiam. Wanita itu menatap pria tua didepannya dengan tatapan kosong. Kedua tangan nya yang berkulit begitu putih terkepal kuat. Matanya berkaca dan nafasnya memburur. Masa lalu kembali menghampirinya dan hampir membuat serangan panik nya muncul jika tidak ia kendalikan.

"Jangan berbicara semaumu, jika tidak tau apa - apa." Suzy menatap Choi ahjussi tajam.

"Apa? Apa yang tidak aku tau? Beritahu aku, supaya aku menjadi kelompok kalian. Mengikuti kalian untuk membenci Jimin. Jadi beritahu aku, beritahu aku yang tidak ku ketahui!" marah Choi ahjussi.

"Kalian lah yang tidak tau! Kau tidak akan tau bagaimana anak yang kau kandung selama sembilan bulan di perlakukan semena - mena oleh suaminya! Kau tidak akan tau bagaimana Jimin yang setiap harinya hampir merangkak untuk berjalan! Kau tidak akan tau bagaimana rasanya saat benda - benda keraa dilemparkan ketubuhnya! Kau pun tidak akan tau bagaiman rasa sakitnya saat wajahnya dipukul dan ditendang dengan kurang ajarnya! Dan kau! Seorang Ibu dan Istri yang memiliki kehidupan sempurna tidak akan tau bagaimana rasanya menjadi Jimin yang rahimnya diangkat paksa oleh Jungkook!" teriak Choi ahjussi lebih marah. Air matanya sudah menetes mengingat bagaimana Jimin yang selalu melarikan diri dan berteriak histeris saat Jungkook menyiksanya.

Sedang didepannya, Suzy mematung. Badannya mendingin dengar wajah yang pucat pasih. Tangan nya bergetar pelan yang masih bisa ia sembunyikan. Perlahan ia mengendalikan dirinya yang bereaksi aneh, ia tidak mengenali dirinya yang seperti ini. Perlahan wajah pucat nya dan kembali normal.

Choi ahjussi yang melihat wanita didepannya ini diam saja hanya menghela nafas kasar. Harus nya dia tidak kesini. Harusnya dia dirumah sakit saja tadi, menemani Jimin yang pasti kesepian disana. Memang, siapa yang ingin mengunjungi Jimin kalau bukan dirinya bukan?.

Strength, please. (Jikook-kookmin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang