-3.3-

8.4K 905 170
                                    


"Sayang, aku akan kerumah Jungkook. Kau ingin ikut Jinnie?"

Yang dipanggil Jinnie atau nama lengkap Kim Seokjin itu mengernyit tidak suka. Lebih tepatnya bukan tidak suka pada Jungkook melain pria dewasa lainnya yg berada disana.

"Kenapa harus dirumah? Memangnya dikantor saja tidak bisa."

"Tidak sayang, hari ini harus selesai. Ayo ikut bersamaku. Sudahlah yang lalu biarlah berlalu, tidak ada salahnya kau berbaikan dengan nya bukan?" kata pria berlesung pipi itu— Kim Namjoon —Tangan besarnya mengelus penuh kasih sayang pada rambut hitam sang terkasih.

Seokjin berdecak tidak suka dengan kalimat akhir pasangan hidupnya tersebut. Matanya memandang tajam.

"Baiklah - baiklah terserah. Jadi mau ikut atau tidak?" tanya sekali lagi pria tampan itu.

"Tidak."

........

Sedangkan dirumah megah tersebut sedang kembali terjadi kekerasan pada pria mungil yang sedang meringkuk penuh ketakutan dibawah tangga. Melarikan diri dari tongkat golf yang sedari tadi melayang kebadannya.

Yang alasannya cukup membuat yang mendengar mengernyit bingung.

Jimin hanya bertanya pada Jungkook, apa boleh dia kerumah sakit untuk memeriksakan analnya, dan sekalian meminta uang untuk itu. Padahal Jimin sudah berkata dengan penuh pengibaan dan kesakitan tapi dengan teganya Jungkook mengatakan,

Kau ingin memamerkan lubang mu itu! Iyakan?! Kau tidak sadar lubang mu itu sudah busuk dan jelek, dan kau ingin memamerkannya!

Dan kalimat itu benar - benar menyakiti hati Jimin. Perasaannya sangat terluka. Jungkook sungguh tega mengatakan seperti pada dirinya.

Belum selesai kemarahan Jungkook, pria yang tidak punya hati itu langsung mengambil tongkat golf dikamarnya lalu langsung melayangkan pada tubuh pria mungil itu.

Dan beginilah Jimin sekarang menangis dan meminta ampun tiada henti pada sang suami.

"Ampun.. Kookie ampun.. Jangan pukul lagi.. Hiks.. " isaknya menyedihkan pada Jungkook yang menatap padanya dengan datar dan dingin.

Jimin memeluk dirinya dengan gemetar, enggan keluar dari bawah tangga yang beruang sempit tersebut, takut jika keluar benda itu melayang lagi ketubuhnya.

"Keluar."

Jimin menggeleng dengan wajah meminta pengibaan.

"Kubilang keluar." Nadanya mengancam yang selalu digunakan oleh Jungkook pada Jimin yg mana effect nya selalu berhasil membuat Jimin mati ketakutan.

Dengan tangis yang semakin menjadi, dengan cepat Jimin keluar dari daerah perlindungannya, tapi tidak untuk menyerahkan dirinya melainkan langsung memeluk kedua kaki jenjang milik sang suami.

"Ampun Kookie hiks jangan pukul lagi kumohon.. Hiks "

Bibir yang sudah memucat berkali - kali tersebut, tidak henti mengatakan ampun dengan badan yang menggigil. Tangan mungilnya mencengkram kuat celana sang Dominan.

Jungkook mendecih sebentar, lalu dengan tidak ada adapnya langsung menendang tubuh ringkih yang langsung menghantam kuat lantai berkeramik tersebut.

Strength, please. (Jikook-kookmin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang