-9.9-

7.6K 865 83
                                    


Pukul 5 sore Jungkook yang biasa pulang malam sudah terlihat dirumahnya. Pria tampan itu sudah duduk manis di meja makannya dengan ditemani kopi hitam pait kesukaannya. Ia hanya merenung, menatap tajam kedepan dengan sesekali menyesap kopinya. Ia masih memakai baju kerja dengan dasi yang sudah dilonggarkan olehnya.

Jungkook sempat kekamarnya tadi, dan Jimin belum juga bangun dari tidur nya. Tidak ada yg berubah dari Jimin kecuali pria kecil itu yang sudah  memakai baju tidur. Dan juga wajahnya yg sudah bersih dari darah dan tentu saja Choi ahjussi yang melakukan itu semua. Jungkook juga tak mempermasalah kan yg dilakukan oleh Choi ahjussi, entah mengapa ia percaya saja pada Choi ahjussi.

Hampir tiga puluh menit lamanya ia terdiam disana. Ia bangkit lalu berjalan kekamarnya lagi. Sesuatu dibawah dirinya meminta dipuaskan.

Setelah dikamar dengan perlahan ia buka resleting celananya sambil menatap Jimin yang masih terbaring penuh nafsu. Lalu dengan kasar menarik selimut yang menutupi tubuh kecil itu.

Dengan terburu - buru Jungkook buka celana Jimin dan juga dalamannya, lalu mengangkang kan kaki - kaki kecil itu lebar dan tanpa basa basi menghunuskan penis nya kedalam lubang yg memerah itu kuat.

Menumbuk lubang Jimin tanpa belas kasihan, membuat pria kecil yang belum sadarkan diri itu terhentak kuat. Tidak memperdulikan Jimin yg belum bangun dari pingsannya.

Satu geraman nikmat terdengar dari bibir tipis pria yang diatas, Jungkook dengan pandangan dinginnya terus menatap wajah pucat Jimin. Apalagi dengan badan yang terhentak kuat, kesenangan tersendiri bagi Jungkook walau dengan wajah datarnya.

"Nikmat Jimin, kau selalu memuaskanku."

.

.

.

.

.

.

.

Tengah malam pukul satu, Jimin membuka matanya. Mengedipkan beberapa kali menyesuaikan pandangannya. Dengan badan lemas, ia dudukkan tubuh ringkihnya lalu meringis saat sesuatu dibawah tubuhnya begitu sakit. Dan betapa terkejutnya ia yang tidak memakai celana serta dengan baju tersingkap keatas. Tangan nya terulur kebawah dan betapa terluka nya hatinya saat merasakan basah dan berlendir dibawah sana.

Matanya langsung berkaca - kaca. Sesak didada begitu terasa. Betapa teganya Jungkook menyetubuhinya saat ia tak sadarkan diri. Dan betapa sedihnya ia yang tak pernah diobati bagaimana pun keadaanya. Parah pun keadaannya Jungkook pasti tak pernah peduli padanya dan ia juga bukannya tidak tau bahwa Choi ahjussi lah yang merawatnya. Dan itupun hanya menggantikan bajunya.

"Kookie.. Kau tega sekali.. " lirihnya, melirik kesamping dimana sosok pria tampan yg dipanggil Kookie terlelap.

Dulu Jimin selalu bersikap positif, dimana menurutnya walaupun Jungkook kasar padanya tapi Jungkook juga memiliki kepeduliaan terhadap dirinya- walau tidak begitu kenyataannya. Tapi sekarang pikiran positif itu hampir menghilang.

Jimin lelah, ia tak sanggup lagi sebenarnya. Tapi banyak hal yang ingin diketahuinya.

Apa yang terjadi?

Kenapa Jungmin terlihat tak menyukainya?

Apa yang terjadi pada hyung - hyungnya? Mereka terlihat tidak menyukai dirinya setengah mati.

Kenapa Jungkook  belum menerimanya?

Masih banyak lagi yang ingin dipertanyakannya. Dulu memang ia tak pernah berpikiran seperti ini, ia masih terlalu kecil dulu. Tapi sekarang? Dia sudah bisa  berpikir jauh, ia bisa merasakan bagaimana aura tidak senang keluarganya pada dirinya.

Strength, please. (Jikook-kookmin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang