"Kinal, tunggu." teriak seorang gadis berwajah cantik, banyak yang menjulukinya bidadari karena kecantikan wajahnya yang menawan.
"Iya, Ve. Aku mau ke kelas Shania dulu. Kamu duluan ke parkiran, tunggu aja di mobil." jawab seorang gadis manis berambut sebahu bernama Kinal.
"Shania kan bisa nyusul, Nay. Kamu kirim pesan aja ke Shania biar langsung ke parkiran, kita duluan aja, aku cape." Raut wajah Ve terlihat kesal dan sedikit manyun.
"Ck! Tumben ribet banget sih, nanti adek kamu ngomel kalo aku nggak jemput, tau sendiri kan tadi pagi minta aku jemput ke kelasnya." Jawab Kinal.
"Yaudah aku anter kamu ke mobil, terus aku jemput Shania ke kelas." Kata Kinal karena melihat wajah Veranda mulai bete.
"Shania terus, udah aku sendiri aja, kamu jemput aja adek kesayangan kamu itu." Jawab Veranda. Mata Veranda membulat sempurna saat melihat Kinal dengan seenaknya meninggalkannya untuk menjemput Shania. Sering seperti itu, Shania menjadi nomer satu bagi Kinal. Veranda balik badan dan jalan menuju parkiran.
"Ayo, aku anter bidadari aku dulu ke mobil, baru aku jemput Shania." Kata Kinal. Veranda tersenyum saat merasakan Kinal menggandeng tangannya, Kinalnya memang selalu menggemaskan.
***
"Kak Kinal, kak Ve, Sini." Dari arah parkiran terlihat seorang gadis ber-choco chip di dagu melambaikan tangan ke arah Kinal dan Veranda, sedangkan seorang gadis lainnya berdiri di samping Shania sambil tersenyum ke arah Kinal dan Veranda.
"Loh, Shan? kok udah disini, baru Kinal mau jemput kamu ke kelas, yuk masuk. Ajak temen kamu sekalian". Veranda berkata sambil membuka pintu mobilnya.
"Tadi aja marah-marah pas aku mau jemput Shania, sekarang ngomongnya gitu, untung pacar." Batin Kinal menggerutu. "Eh, lo nebeng lagi? Mobil lo kemana? Nebeng mulu deh perasaan." Tanya Kinal ke orang di sebelah Shania.
"Naaal, jangan kaya gitu dong, kamu kan juga nebeng mobil aku." Ve menepuk pelan lengan Kinal karena merasa tidak enak dengan teman Shania.
"Yeaaay di belain bidadari, maap yaa kak Kinal, mobil aku masih di service, lagian biar aku makin deket sama Shanshine. Iya kan, Shan?" Shania yg merasa namanya di sebut menoleh dan hanya menjawab dengan mengangkat bahu acuh.
"Kak Ve, aku mau duduk sama kak Kinal ya kan udah 4 hari nggak pulang bareng kak Kinal, aku kangen, biar dia duduk sama kak Ve di depan." Shania langsung menggandeng lengan Kinal untuk masuk ke mobil dan duduk di sampingnya. Shania memang selalu seperti itu, super manja sama Kinal. Padahal semua juga tau kalo Kinal itu pacar Veranda yang juga kakak kandung Shania.
"Eh jangan, Shania duduk sama aku di belakang, kak Ve sama kak Kinal aja berduaan di depan, nanti Shania suka rusuh kalo berdua doang sama kak Kinal." Tiba-tiba gadis yang tadi berdiri di sebelah Shania berteriak dan langsung mengambil alih posisi Kinal di samping Shania.
"Ihhh Saktia rusuh deh, gue mau sama kak Kinal." Shania melirik malas ke arah Saktia, ia lalu menggandeng posesif lengan Kinal. Veranda hanya tersenyum melihat Shania yang selalu manja sama Kinal.
"Wuu, dasar Saktia modus." Kinal terkekeh melihat Saktia yang selalu modus ke Shania, apalagi melihat respon Shania yang selalu cuek ke Saktia membuat Kinal ingin tertawa.
"Yaudah, aku sama Kinal di depan sampe tempat makan yaa, nanti dari tempat makan ke rumah, Shania sama Kinal di belakang." Veranda menengahi perdebatan kecil mereka.
"Siap, kak Ve." Teriak Shania senang sambil mencium pipi Veranda. Veranda cuma geleng geleng kepala melihat tingkah adik satu-satunya itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Hatiku, Terimakasih
FanfictionGXG area!!! "Kuberikan hatiku padamu , agar kau tahu bagaimana cinta menjagamu, Ve" - Devi Kinal Putri. "kadang lebih baik bersama dia yang kamu cinta meskipun ada luka. Daripada bersama seseorang yang bisa memberimu tawa tapi tak ada rasa." - Jessi...