18

2.3K 192 37
                                    

"Sak, thanks yaa udah nemenin gue makan bakso." Aku menelan suapan bakso terakhir. Bakso memang selalu bisa membuat mood-ku jauh lebih baik.

"Sans, lo mah kaya sama siapa aja." Kata Saktia. Ia sudah selesai makan dari beberapa menit yang lalu. "Lo kenapa sih, Shan? Lagi acara kok malah pengen makan bakso? Di stand makanan, gue liat ada bakso juga kok."

"Nggak enak, makanya gue ajak lo kesini." Jawabku. Semoga saja Saktia nggak curiga kenapa aku ajak dia kesini.

"Besok jalan yuk, udah lama nggak nonton bareng. Ada film bagus kayaknya."

"Boleh, lo jemput gue ya. Pagian aja, gue sekalian beli parfum deh." Kataku. Aku lalu berdiri membayar bakso yang kami makan, lalu pulang ke rumah.

"Wuih, udah di tungguin noh." Celetuk Saktia.

Aku yang dari tadi sibuk memegang hp untuk me-riject panggilan dari Beby, menoleh ke arah yang di tunjuk Saktia. Ada Beby di depan rumahku, berdiri di depan gerbang sambil menatap aku yang baru turun dari mobil Saktia dengan mata tajam dengan muka dinginnya.

***

Sejak sore tadi perasaanku semakin tidak tenang. Sudah hampir 4 jam aku mencari Shania tapi tidak kunjung ku temukan. Panggilan telepon dan chatku tidak ada satupun yang di balas. Saat bertanya kepada kak Kinal tentang keberadaan Shania, aku di beritahu kalo Shania pergi bersama Saktia.

Acara sudah selesai, semua tamu sudah pulang, Shania belum juga kembali ke rumah. Aku yang cemas akan keberadaannya menunggu dia pulang di depan gerbang rumahnya.

Hampir 30 menit aku menunggu dan sekarang sudah jam 10 malam.

"Nju, angkat dong." Lirihku.

Sorot lampu mobil mengalihkan pandanganku dari hp. Mobil Saktia berjalan perlahan sampai berhenti tepat di sebelahku. Aku membukakan pintu untuk Shania. Shania turun dari mobil.

"Besok jangan lupa jemput gue." Kata Shania.

"Beres, Shanshine." Jawab Saktia.

Berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam pikiranku. Mereka mau pergi bareng besok?

"Nju." Aku memegang tangan Shania saat ia berjalan melewatiku.

"Aku capek, lepasin." Jawab Shania dengan nada juteknya.

"Kamu darimana? Udah makan?" Tanyaku. Aku melepaskan genggaman tanganku di tangannya. Shania lanjut berjalan, ia menghiraukan pertanyaanku.

"Good night, Nju." Aku berteriak sebelum Shania masuk ke dalam rumah.

Dengan pasrah, aku kembali ke dalam rumah. Bukan aku nggak mau berusaha, tapi memaksakan berbicara dengan Shania malam ini, hanya akan berakhir dengan keributan.

"Beb, darimana?" Tanya kak Naomi.

"Lah, mau kemana, kak?" Tanyaku balik saat melihat kak Naomi sudah memakai baju tidur namun membawa kacamata tidurnya.

"Kakak nanya malah balik nanya. Kakak mau ke rumah Kinal." Jawab kak Naomi.

"Kak..."

"Udah yaa, kakak ngantuk, kalo kamu cuma mau bahas tentang yang udah-udah, percuma aja. Ve sama Kinal udah bubar."

"Tapi gimana sama Frieska?" Tanyaku sebelum kak Naomi berjalan keluar rumah.

"Frieska? Kita temen doang kali. Ngaco kamu." Kata kak Naomi, lalu ia menutup pintu.

Sebelum naik ke lantai atas, aku menuju ke kamar Chika dan Christy. Saat aku membuka pintu kamar, ternyata mereka  sudah tidur. Aku tersenyum, besok pasti Gracia senang dapat teman baru. Gracia hari ini pergi bersama kakekku dan baru pulang lusa.

Dari Hatiku, TerimakasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang