"Aaargggghhh." Aku terbangun saat merasakan mual di ulu hatiku. Secepat mungkin aku berlari menuju kamar mandi.
"Hoeeek... hoeeek..."
Aku menoleh saat merasakan seseorang memijit tengkukku. Beby, ia menatapku khawatir. Aku mengambil gelas untuk berkumur, dan melanjutkan dengan sikat gigi dan cuci muka.
"Udah, aku mau balik." Kataku. Tubuhku masih terasa lemas dan mual. Beby dengan setia memapah kembali ke kasur.
"Aku udah siapin sarapan. Kamu makan ya, biar nggak lemes lagi." Beby mengusap kepalaku. Selalu seperti itu, tatapan tajamnya mengunci dan membuatku tidak bisa membantahnya.
Beby kembali dengan troli berisi beberapa makanan. Ia membuka tudung paling atas, ada havermut dengan topping aneka buah keluarga berry. Ada roti yang bisa di isi daging panggang atau selai.
Aku menggeleng nggak mau makan yang ada disitu. Beby membuka penutup di rak kedua. Ada bubur ayam, bubur sumsum, dan 3 macam mangkuk soto. Aku kembali menggeleng.
Di rak terakhir, Beby membuka penutup makanan. Ada aneka macam nasi, nasi kuning, nasi uduk, nasi putih, nasi kebuli dan nasi goreng.
"Roti sama daging aja." Kataku. Aku terkekeh melihat Beby yang sepertinya kesal denganku.
"Aku lagi sakit, nggak boleh marah. Maunya di manjain." Aku menarik lengan Beby kemudian mengayunkannya seperti anak kecil yang sedang merengek.
"Iya, sayang. Ini udah aku siapin." Jawab Beby.
"Nggak mau di siapin, maunya di suapin."
Dengan sabar, Beby menyuapiku. Sebenernya dari tadi hatiku deg-degan, takut Beby menanyakan soal semalam.
"Udah ya, By. Aku kenyang." Kataku menolak suapan ketiga dari Beby.
"Habisin."
"Enggak mau."
"Satu suapan, satu ciuman." Kata Beby.
"Ihhh, mesum. Aku aduin kak Naomi loh."
"Aduin aja, di kamar sebelah kok mereka. Tadi udah kesini cuma kamu masih tidur."
Aku menunduk saat Beby mencium keningku. Sesuai perkataan Beby, 1 suapan 1 ciuman. Setelah selesai makan, Beby ke kamar mandi untuk menyiapkan keperluan mandiku. Ia mengisi air di bathup sampe penuh.
"Air sudah ready Quenn Shania. Silahkan membersihkan badan anda terlebih dahulu. Saya akan menyiapkan pakaian untuk anda kenakan setelah mandi." Beby membungkuk seperti pelayan yang sedang melayani ratunya, mambuatku tersentuh dan merasa menyesal.
"Terimakasih. Mau mandi bareng?" Aku mengerlingkan mata lalu berjalan menuju kamar mandi.
"Nanti dong, tunggu ijabsah baru aku mau." Jawab Beby.
Aku berdiri di depan cermin. Baru sadar kalo aku sudah berganti pakaian. Semburat merah mewarnai pipiku saat membayangkan Beby yang menggantinya.
"Astaga!" Teriakku saat melihat beberapa noda merah di leherku. Aku memeriksa lebih detail bagian di leherku yang memerah. Pikiranku kacau, Beby pasti liat. Gimana kalo Beby mikir yang aneh-aneh.
Aku beranjak ke shower, menyalakannya lalu menyabuni leherku, membilasnya lalu kembali ke kaca. Berkali-kali ku lakukan, berharap nodanya bisa hilang, tapi percuma, bahkan berkurang pun tidak.
Tok... tok... tok...
"Njuuu."
Aku panik, takut untuk membuka pintu. Malu dan bingung harus bersikap bagaimana di depan Beby. Yang bisa ku lakukan cuma memakai handuk dan berdiri di balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Hatiku, Terimakasih
FanfictionGXG area!!! "Kuberikan hatiku padamu , agar kau tahu bagaimana cinta menjagamu, Ve" - Devi Kinal Putri. "kadang lebih baik bersama dia yang kamu cinta meskipun ada luka. Daripada bersama seseorang yang bisa memberimu tawa tapi tak ada rasa." - Jessi...