Perhatian kecil dari lo, gue suka.
***
Kondisi koridor pagi ini cukup sepi.
Wajarlah. Hari masih terlalu pagi. Seorang gadis pemilik surai hitam sebahu berjalan dengan riang sambil bersenandung gembira."Lalalala .... "
Sang gadis berhenti sejenak, menatap beberapa orang di ujung lapangan. Ia menghirup udara dalam-dalam, lalu menghembuskannya.
"Hmm. Gue harus bersikap seperti biasanya. Kejadian kemaren, lupain aja," gumamnya.
Dia bersiap untuk berteriak, "Guys, buruan ke sini! Ini penting banget," teriaknya sambil melambai-lambaikan tangannya.
Tak lama kemudian, beberapa orang yang semula berada di ujung lapangan pun berlari menghampiri gadis tersebut.
"Ada apa, Dir?" ucap Adelio sambil mengatur napasnya.
"Iya. Ada apa? Lo kebiasaan suka teriak di koridor."
"Tunggu! Jangan dijawab dulu, Dir. Gue tahu, lo pasti mau .... "
"Mau apa?" tanya Alanza.
"Lo mau minta contekan pr matematika, kan? Hahaha."
"Lo emang teman terbaik, Ran. Tahu aja apa yang gue mau."
"Hhuu. Dasar dugong! Bikin kaget manusia aja." Alanza menoyor kepala Adira. Adira yang tidak terima dengan perlakuan sang sahabat pun mengejarnya. Ia hendak membalas perbuatan sahabatnya.
Alanza berusaha menghindari Adira, karena tidak memperhatikan jalan akhirnya kakinya masuk ke dalam got, "Mampus lo, Lan. Kecebur got, 'kan, akhirnya."
"Anjay. Alan bau got, Guys." Sebagian orang yang mendengar teriakan Adira tertawa terbahak-bahak.
"Aduh. Perut gue sampe sakit gara-gara ngetawain Alan," ujar Kirania sambil memegang perutnya.
"Dasar teman laknat. Gue lagi susah diketawain. Bantuin, woi!" gerutu Alanza. Dia berusaha membebaskan kakinya dari got.
Tiba-tiba terlintas ide brilliant di otaknya, "Aduh," ringis Alanza menahan sakit.
"Lho, Lan. Lo kenapa?" Adira yang masih tertawa sontak menghentikan aktifitasnya. Dia terlihat panik, lalu menghampiri Alanza.
Kirania pun kaget, ia hendak menghampiri Alanza, namun cekalan tangan Adelio menghentikannya. "Itu cuma aktingnya Alan. Lo gak usah khawatir, Ran. Dia lagi ngerjain Adira, tuh," bisik Adelio.
"Tau darimana lo, Yo?"
"Udah keliatan, lo aja yang mudah ketipu. Hhehe,"
"Ledek terusss," ucap Kirania, lalu mengerucutkan bibirnya.
"Lo jelek kalo lagi ngambek, Ran. Kita liat tingkahnya Alan sama Adira aja, tuh."
Di depan Adelio dan Kirania, Alanza masih terlihat kesakitan. Adira berniat membantu Alanza. Dia mengulurkan tangannya kepada Alanza. Alanza tak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia langsung memegang tangan Adira. Saat Adira hendak menarik tangan Alanza, Alanza terlebih dahulu menarik tangan Adira. Akhirnya, Adira masuk ke dalam got juga.
"Yes." Rencananya berhasil, Alanza bersorak gembira.
"Alan dugong. Dasar alien nyebelin. Balik aja sana ke luar angkasa." Dia merasa bahagia dengan tingkah Alanza, seolah masalah yang sedang dihadapinya telah musnah. Olej sebab itu, Adira sampai menitikan air matanya. Alanza yang melihatnya pun panik, dia mengira jika Adira merasa kesakitan karena perbuatannya. Adira sangat jarang menitikan air matanya di depan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
AthreeK's Squad
Teen FictionSeantero SMA Dharma sudah pasti mengenal AthreeK's Squad. Siapa yang tidak mengenal mereka? Si empat sekawan yang selalu terlihat kompak. Persahabatan yang terjalin sejak masa kanak-kanak membuat mereka selalu bersama, saling menjaga antar satu sama...