"Begitulah cinta, merasa dia hanya milik kita. Tidak boleh ada seorang pun yang mendekatinya. Namun, pada kenyataannya kita tak mempunyai hak apa-apa untuk mengklaim bahwa dia hanya milik kita. Ingat! Kita bukan siapa-siapa."
#####
"Keadaan Adira .... "
"Lo bilang tadi udah membaik."
"Lo jangan motong pembicaraan gue. Iya, udah membaik. Dia lagi istirahat di kamarnya."
"Kronologinya gimana, sih?" tanya Kirania.
"Gak tahu juga. Katanya, sih, keseleo."
"Kok bisa keseleo?"
"Gak tahu, Ran. Nanti lo tanya sendiri aja biar lebih jelas."
"Ok. Gue ke kamar Adira, ya."
"Ehh, jangan!" cegah Alanza.
"Loh, kenapa?"
"Adira lagi istirahat, Ran."
"Oia, gue lupa. Tunggu di ruang tengah, yuk!" ajak Kirania sambil berjalan menuju ruang tengah. Ada Alanza dan Adelio yang mengikuti di belakangnya. Wajah Adelio terlihat sedang khawatir.
"Lo kenapa, Yo?"
"Khawatir, tuh," celetuk Alanza.
"Segitu khawatirnya, Yo."
"Khawatir sama temen emang gak boleh?"
"Ya, boleh. Siapa yang ngelarang lo khawatir. Gue cuma nanya, kan?"
"Hmm," gumam Adelio. Dia memalingkan wajahnya dari Kirania. Suasana menjadi canggung.
"Lo kalo kaya gitu, gue juga khawatir, Ran," celetuk Alanza. Ia berusaha mencairkan suasana dengan menggoda Kirania.
"Apaan, sih, Lan. Lo nyumpahin gue celaka?"
"Enggak. Bukan itu maksud gue."
"Tau, lah. Dasar Alien!" gerutu Kirania, lalu berlari ke kamar Adira.
"Mampus!" ejek Adelio tanpa mengeluarkan suara. Alanza yang melihat itu hanya mendengus.
Baru saja Adelio hendak mengejek Alanza lagi, terdengar suara langkah kaki dari tangga. Kirania sedang membantu Adira untuk menuruni tangga. Langkah Adira masih tertatih.
"Loh, Ran. Lo kok bawa Adira turun?"
"Gue yang pengen turun, Yo."
"Tapi lo belum sembuh, Dir."
"Gue gak papa. Cuma keseleo. Toh, udah lebih baik juga. Lo gak usah sampe khawatir berlebihan gitu, Yo."
"Cebol mah kuat, Yo. Lo gak usah khawatir."
"Nah, itu. Gue kuat," ucap Adira dengan bangga. Setelah sampai di ruang tengah, Adira mendudukan dirinya di sofa di sebelah Alanza.
Kirania duduk di seberangnya, di samping Adelio."Ran, Yo, tadi gimana olfisnya?"
"Menang, dong," ujar Adelio dengan bangga.
"Juara 2 aja sombong. Tuh, Kiran juara 1 aja biasa aja."
"Diem, Lan! Gue juga yang sombong."
"Wahh, senengnya punya teman cerdas."
Alanza tertawa, "Kita gak papa gak cerdas, yang penting kita punya teman cerdas. Ya, gak, Dir?"
"Yoi, Man."
"Soal gitu aja kalian kompak, coba kompaknya tiap hari."
"Eh, gue mau cerita,"celetuk Kirania tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
AthreeK's Squad
Teen FictionSeantero SMA Dharma sudah pasti mengenal AthreeK's Squad. Siapa yang tidak mengenal mereka? Si empat sekawan yang selalu terlihat kompak. Persahabatan yang terjalin sejak masa kanak-kanak membuat mereka selalu bersama, saling menjaga antar satu sama...