"Cewe itu hatinya lembut, lo bentak sekali aja bisa hancur tuh hati."
#######
"Adira ... Adira .... " teriak Adelio di depan rumah Adira.
"Kenapa gak pencet bel aja, Yo?" tanya Kirania.
"Oia, lupa."
"Si Lio ketularan absurd-nya gue, Ran."
"Lo mah iya, tingkahnya absurd tapi bangganya kebangetan, Lan."
"Yang penting lo suka. Ahaha,"
"Apaan, sih, lo berdua. Bantuin manggil Adira, dong."
"Tenang, Yo. Kita bantuin, kok," Kirania berujar menenangkan Adelio. Melihat Adelio sangat khawatir dengan Adira, ia jadi curiga. Namun, ia berusaha untuk berpikir positif, wajar saja jika khawatir kepada seorang sahabat, 'kan?
"Bantu apaan? Dari tadi sibuk berdua," sentak Adelio.
"Jangan kasar sama cewe, Yo! Lo cari gara-gara aja. Huh!"
"Gak usah sok ngajarin gue, Lan!"
"Gue gak ngajarin lo! Gue cuma ngomong, jangan kasar sama cewe."
"Udah! Lo berdua malah berantem!"
"Diam lo," tegas Alanza dan Adelio.
Bak tersambar petir, jantung Kirania berdetak kencang tatkala mendengar bentakan dari kedua sahabatnya, ia berusaha menahan tangisnya. Pada saat yang bersamaan Adira keluar dari rumahnya karena mendengar suara gaduh.
Kirania menyadari kehadiran Adira, ia langsung berlari lalu memeluk Adira. Kirania menangis di pelukan Adira. Adira yang menyadari Kirania sedang menangis di pelukannya pun murka.
Alanza dan Adelio masih sibuk berdebat, bahkan hampir beradu kekuatan. Namun, teriakan Adira menghentikan aktivitas mereka, "Woi, kalian apain sahabat gue?"
Mendengar teriakan Adira, Alanza berlari mendekatinya terlebih dahulu, disusul Adelio di belakangnya.
"Lo kenapa, Ran?" tanya Alanza dan Adelio.
"Harusnya gue yang tanya, Kiran kalian apain?"
"Emang kita ngapain?" tanya Alanza.
"Terus tadi kalian berantem karena apa?"
"Astaga. Lan, tadi gue sama lo bentak Kiran."
"Sorry, Ran. Gue refleks bentak lo," jelas Alanza.
"Gue juga minta maaf, Ran. Kita gak ada maksud bentak lo."
"Iya, gapapa. Gue cuma syok, kok. Kalian jangan berantem lagi. Ayo baikan!"
"Jangan sampe gue tahu kalian bentak cewe lagi. Cewe itu hatinya lembut, lo bentak sekali aja bisa hancur tuh hati."
"Iya, Dir," jawab Adelio dan Alanza.
"Ayo baikan!"
"Lan, maaf," pinta Adelio sambil mengulurkan tangannya.
"Gue juga, Yo," ujar Alanza lalu menerima uluran tangan Adelio.
"Nah, gitu. Dilihatnya tuh indah," tukas Kirania.
"Kalian ngapain ribut di rumah gue? Gue denger tadi ada yang manggil gue juga."
"Bukan apa-apa," elak Adelio.
"Kita ke sini diajak sama Lio," jelas Alanza.
"Kok, gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AthreeK's Squad
Teen FictionSeantero SMA Dharma sudah pasti mengenal AthreeK's Squad. Siapa yang tidak mengenal mereka? Si empat sekawan yang selalu terlihat kompak. Persahabatan yang terjalin sejak masa kanak-kanak membuat mereka selalu bersama, saling menjaga antar satu sama...