AthreeK's Squad

A3K~ part 6

"Mereka yang nggak pernah peka itu masih sejenis manusia, 'kan?"

"Kiraaann .... "

"Gue di kamar, Dir," sahut Kirania.

"Gue mau curhat. Huaaa."

"Kenapa? Eh. Curhat apa?"

"Gue kayaknya lagi jatuh cinta."

"Seriously?"

"Eh. Lebih tepatnya cinta gue makin tumbuh subur."

Kirania tertawa mendengar perkataan sahabatnya. "Kok, lo ketawa? Lo lagi ngetawain gue?"

"Anu ... bukan gitu. Maksudnya, gue ketawa sama istilah yang lo pake. Emang, kapan pertama kali cinta lo itu tumbuh?"

"Gue juga gak tahu. Tapi akhir-akhir ini kalo gue deket sama dia, rasanya seneng banget. Sumpah, deh," papar Adira.

"Emang lo cinta sama siapa?" tanya Kirania.

"Orang terdekat gue, sih."

"Siapa?"

'Jangan sampai lo bilang suka sama dia, Dir," Adira berdo'a dalam hatinya.

"A .... "

"A?"

"Alan ... za."

"Alhamdulilah," gumam Kirania.

"Apa, Ran?"

"Nggak papa. Lo cuma mau curhat tentang itu?"

"Nggak, lah. Belum selesai curhatnya."

"Lanjutin, gih!"

"Jadi gini, tadi Alan so sweet banget. Tapi abis itu, tingkahnya nyebelin lagi."

"So sweet? Emang dia ngapain?"

"Dia bersihin noda nasi di bibir gue. Aaa ... gue baper abiss. Gilaaa!"

"Wow!" Kirania berdecak kagum, "Andai dia juga gitu," lanjutnya lirih.

"Dia siapa, Ran?"

"Lo denger?"

"Iya. Coba dong cerita. Dia siapa? Lo juga lagi naksir someone?"

"Adelio."

"Sumpah, lo? Ya ampun," mata Adira berbinar, "Kapan-kapan bisa double date dong."

"Jadian juga belum. Dia-nya aja nggak peka."

"Oia. Alan juga gak pekaan. Gue jadi curiga, mereka yang nggak pernah peka itu masih sejenis manusia, 'kan?"

"Lo kalo ngomong suka ngelantur, Dir. Mereka jelas manusia, lah."

"Ehhehe. Bercanda."

"Terus, kita harus gimana?"

Adira berusaha mencari jalan keluar dari masalah mereka. Dia berjalan mondar-mandir di depan Kirania.

"Lo malah buat gue tambah pusing, Dir. Mending lo duduk aja," perintah Kirania.

"Gue tahu."

"Tahu apa?"

"Tahu bulat digoreng dadakan, lima ratusan."

"Serius, Dir."

"Lo mah dari tadi minta diseriusin mulu, Ran."

"Adira."