A3K~ part 10

7 3 0
                                    

"Apapun yang menjadi alasan di balik tawa seseorang itu tidak penting. Yang penting itu seberapa banyak masalah yang teralihkan karena seseorang tersebut tertawa."

######

Hari ini adalah hari perjuangan bagi mereka. Ya, Kirania, Adelio, Adira, dan Alanza. Hari ini ada yang akan bertanding basket dan mengikuti olimpiade. Sudah sejak pagi buta mereka mempersiapkan diri.

Sekitar pukul 06.15 WIB, mereka berkumpul di halaman rumah Kirania. Mereka berniat untuk memberikan semangat satu sama lain.

"Lan, Dir, nanti tanding basketnya yang semangat, ya."

"Iya, Ran. Lo juga," ucap Adira.

"Hati-hati juga mainnya."

"Iya, Ran. Kalian juga yang teliti ngerjain soalnya."

"Oh, ya. Sudah sarapan semua, kan?" tanya Adira

"Sudah."

"Hmm," gumam Adelio.

Tidak ada jawaban dari Alanza, ia terlihat sedang melamun. "Lo udah sarapan, Lan?" tanya Kirania.

"Oh ... anu, gue udah sarapan." Alanza terlihat gugup.

"Lo kenapa, Lan?" tanya Adelio.

"Gue cuma gugup."

"Ga usah gugup. Tenang. Lo pasti bisa," ucap Kirania.

"Ok. Gue coba."

"Ngomong aja pengen disemangatin doi, Lan," bisik Adelio.

"Husstt! Lo tahu aja."

"Kalian ngapain bisik-bisik?" tanya Adira, curiga.

"Gak ngapa-ngapain. Kepo amat lo, Cebol."

"Biarin. Suka-suka gue, dong."

"Udah. Jangan ribut! Mending kita berangkat. Nanti malah telat."

Mereka bergegas menuju sekolah untuk berkumpul bersama team di sana. Setelah kumpul barulah mereka berangkat menuju lokasi lomba dilaksanakan.

****

Kirania sedang mencari Adelio di tempat perlombaan. Ia sempat terpisah dengan Adelio sewaktu registrasi tadi. Adelio pamit ke toilet, namun sudah 20 menit tidak kembali juga.

Kirania memutuskan untuk mencari ruang tempat lombanya saja. Siapa tahu, ia dapat berjumpa dengan Adelio di sana. Menelusuri koridor, menengok kanan-kiri hanya untuk mencari ruangannya. Ah, ternyata ruangan tersebut ada di ujung koridor. Benar saja, ada Adelio yang sedang berbincang dengan seseorang perempuan sebayanya di sana.

Kirania berjalan perlahan agar tidak menimbulkan suara langkah kaki. Ia berniat mengagetkan Adelio. "Yo!" teriaknya.

Sontak saja Adelio dan seseorang di sebelahnya terkejut. Lalu, "Yo woyo woyo woyo, hatiku kau woyo woyo." Seseorang tersebut latah sampai bernyanyi dengan suara lantang, tidak ketinggalan dengan jogetan hebohnya.

Kirania berusaha menahan tawanya karena melihat wajah pias perempuan itu. Ini juga salahnya, ia tak tahu jika perempuan tersebut latah.

"Mmm ... maaf," ujar Kirania.

"Gue yang minta maaf. Gara-gara gue latah, kita jadi pusat perhatian."

"Gapapa," ucap Adelio menenangkan, "Sama-sama gak sengaja, kan? Oh, ya. Kenalin, ini Reina, Ran. Nah, Reina, ini Kirania."

"Hallo, Rei. Maafin gue, ya."

"Iya, gak papa."

"Lo peserta olfis juga, kan? Ruang berapa?"

AthreeK's SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang