Bab 16

36 2 0
                                    

Sepasang muda mudi yang kebetulan lewat di jalan raya itu memekik ngeri sambil menunjuk ke arah sosok tubuh yang tersungkur diatas aspal dengan genangan darah membanjirinya.
Sang pemuda berjalan mendekati tubuh yang kini terbujur kaku untuk memastikan apakah masih ada tanda tanda kehidupan.sedangkan pacarnya terus berteriak mencari pertolongan.
Dalam sekejap kerumunan orang telah memenuhi tempat itu.mereka mengira tubuh itu telah menjadi mayat.Sampai seseorang datang dan meraba nadi di lehernya dan menyadari pemuda itu masih hidup walaupun tampak tidak ada harapan lagi.

"Dokter Bram prasetyo..?ditunggu di unit gawat darurat,dok..!ada pasien tabrak lari..!pasien trauma kapitis!cito!"
Bergegas Bram melangkah ke IGD begitu mendapat panggilan di Hp nya dari perawat di ruang IGD.Begitu memasuki ruang IGD,suasana riuh memenuhi ruangan,tampak seorang pemuda dengan wajah penuh darah diatas meja periksa.
"Korban tidak ada indentitas dok...sepertinya tabrak lari..!trauma kapitis dengan pendarahan masif di di belakang kepala!pasien koma tekanan darah 60/40 nadi 150,lemah dan pernafasan dangkal!"lapor suster Ayu sambil menyodorkan sepasang sarung tangan steril ke arah Bram,dan Bram pun berjalan mendekati sang pasien gawat tersebut.
Dan Bram hampir tidak mempercayai apa yang barusan dilihatnya sekarang."Christtt...!??"teriak Bram kaget."Segera hubungi dokter Febrian Baskoro sekarang juga..!!katakan padanya pasien Christian dinata sedang kritis..!!"perintah nya kepada suster Ayu.
ET37,O2,RL..!"perintah Bram kepada suster Dinda setelah memeriksa Christ.Dengan cekatan Bram menarik dagu Christ keatas dan depan,membuka rahangnya dan memasukkan pipa ke dalam mulut Christ.sedang suster Dinda memasukkan jarum infus ke tangan Christ disusul dengan memasang selang oksigen.

Rian berusaha berlari sambil menyeret kakinya yang masih sakit akibat lututnya yang masih cedera akibat berjalan diatas pecahan kaca di kamar rawat Danilla kemarin.Begitu sampai di IGD tampak Bram tengah berusaha menyelamatkan nyawa Christ,dihampirinya Bram dan dilihatnya darah membanjiri wajah Christ
"Segera siapkan darah..!"perintah Bram dengan wajah panik kepada suster Tika.
"Christ mengalami pendarahan hebat di kepalanya,Rian..!"
Dan Rian menatap ke layar monitor EKG dengan cemas.
"Aritmia,dok...!!"seru suster Dinda yang dari tadi yang memantau detak jantung Christ pada layar monitor EKG.
"DC shock..!!beri 300 joule,EPI 2 ampul!cepat...!!"perintah Rian dengan suara gemetaran menahan perasaannya yang sedang shock."Dia akan pergi kalau kita terlambat,Bram..!"
"Biar aku yang lakukan,Rian..kamu pasti tidak sanggup..!"sela Bram sambil menarik Rian mundur.lalu Bram pun memegang pedic 1 dengan tangan kirinya,diletakkan didaerah mid sternumk dan paddle 2 di tangan kanan pada daerah mid aksila.
"Semua bersiap..!"perintah Bram sambil melihat sekeliling untuk tidak menyentuh ataupun mendekati bad pasien.Begitu tanda ready terdengar,Bram langsung menekan DC shock dengan jari jempolnya.Tubuh Christ tersentak naik seketika.Bram mengamati layar monitor EKG,belum ada perubahan.
"350 joule..!!".dan Bram mengulangi DC shock sekali lagi dengan daya yang lebih tinggi.Dan Christ merespon.
"Dia kembali,Rian..!"ujar Bram sambil meletakkan kembali DC shock dan menyeka keringatnya.Rian hanya menggangguk sambil menggigit bibir bawahnya,tidak mampu berkata apapun dengan matanya yang memerah.Tak lama kemudian suster Ayu datang dengan dua bungkus darah,dan segera memasang pipa transfusi ke lengan Christ.
"Segera bersihkan darah dan anastesi luka robek kepala nya..saya akan melakukan hetching sekarang..!"seru Rian kepada suster Ayu sambil memakai sarung tangan steril."Sekalian siapkan jarum,sus.."
Karena Christ terbentur diatas aspal luka tersebut sedikit kotor,Rian lalu membersihkannya dengan memakai Nacl yang ditambahkan H2o2/per hidrol 10%.dan Rian pun segera menyelesaikan jahitan di kepala Christ dan membalut lukanya dengan perban.
"Minta bagian radiologi siapkan CT scan,sus..!"seru Rian sambil melepaskan sarung tangannya.Lalu disentuhnya wajah Christ perlahan dengan jemarinya sambil menahan rasa sakitnya.
"Tuhan ..jangan ambil dia dariku.."pekik Rian lirih dalam hati.Sementara Bram yang sedari tadi berdiri disamping Rian menepuk pelan bahu Rian sambil berujar."Dia akan baik baik saja..!"

Guilty Pleasure  [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang