Bab 12

46 3 0
                                    

Ambulance meluncur dengan cepat dijalan raya dengan bunyi sirene yang panjang.Didalam ambulance tampak paramedis sedang melakukan resusitasi kepada Rian yang sudah tidak sadarkan diri.
Sementara itu di depan pintu IGD tampak Dito sedang menunggu dengan cemas.Dirinya hampir tidak percaya saat Christ menghubunginya tadi dan mengabarkan Rian mengalami kecelakaan.
Begitu ambulance tiba,didepan pintu IGD dua paramedis tadi segera melompat turun,menurunkan usungan dan melepaskan roda berangkar.
"Kecelakaan,Dok..!"lapor paramedis begitu Dito tiba disamping Rian.
"Pasien tidak sadarkan diri,tensi 70/50,nadi 110,lemah ireguller..!"
"Cepat dorong masuk ke dalam!"perintah Dito cepat,sebelum masuk Dito melihat Christ yang menyusul tampak cemas dan panik.dihampirinya Christ."Semua akan baik baik saja.."hibur Dito sambil ditepuknya pundak Christ."Tunggulah sebentar,aku akan menolong Rian dulu.."dan Dito pun berlari masuk ke ruang IGD.

Rian meringis kesakitan begitu tersadar keesokkan harinya.dipegang kepalanya yang masih di balut perban.
"Sabar bro...jangan gerak dulu..!Loe musti di CT Scan..!"ujar Dito begitu melihat Rian sadar."Loe baru lewati masa kristis..!!bonyok loe baru aja balik !"
"Nekat banget loe bro..silap silap nyawa loe melayang!"ceramah Hans yang baru sampai.
"Sebenarnya apa yang diperbuat Danilla lagi??"tanya Bram dengan nada suara kesal.
"Danilla memberiku vodka yang telah di campur dengan flunitrazepam!benar benar nekat dan gila..!"ujar Rian dengan suara yang masih lemah."Gua langsung test urine begitu tersadar..masih akurat karena belum lewat 24 jam!"
"Trus apa yang terjadi..??"tanya Bram penasaran.
"Pingsan lah..!apa lagi??dicampur miras lagi...untung nyawa loe ga lewat,Rian..!"timpal Hans sengit.
"Dia membuat photo seolah olah kami sedang bercinta dan di kirim ke Christ!"
"Apaaaa....!!????"cetus ketiga sohibnya terperanjat berbarengan.
"Danilla sudah hilang akal sehatnya...aku curiga dia pemakai karena aku sering melihatnya bersama Tigor!kata Bram sambil duduk ditepi sisi ranjang Rian terbaring."Aku yakin Danilla dan Tigor memiliki hubungan khusus..!"
"Jika kamu yakin itu..tolong selidiki untukku,Bram..!"
"Rian..semalam aku berikan resep beberapa butir pil xanax untuk Christ..dia tampak depresi dan lelah..!"Dito menghela nafas panjang."Biarkan Christ waktu untuk menenangkan diri,Rian..ulah Danilla sudah diluar batasan juga..ini pasti berat untuknya..!"
"Kamu juga musti banyak istirahat bro...!"nasehat Bram sambil menepuk lengan Rian pelan.Sementara Rian menutup matanya dengan tangan kirinya untuk menutupi mata nya yang sedang berkaca kaca."Aku juga lelah..!"desah Rian lirih."Tidak ada yang bisa kulakukan sekarang,selain menunggunya membuka pintu maafnya.."

Sia sia Rian menunggu kehadiran Christ di rumah sakit.padahal sudah dua malam Rian terbaring di rumah sakit.Dan malam ini Rian benar benar tidak bisa menahannya lagi.meskipun dirinya bersalah,tapi Christ tidak boleh menghukumnya dengan cara seperti ini.sama sekali tidak datang menjenguk.
Rian beringsut bangun dari ranjangnya mencabut infus yang masih terpasang di tangan kanannya dengan kasar.Dia harus keluar dan mencari Christ!
Begitu dirinya hendak membuka pintu ruang rawatnya,tampak Christ berdiri tegak di ambang pintu.Rian tertegun sejenak,memastikan matanya tidak salah melihat.
"Ingin kabur kemana lagi??"tanya Christ dengan raut wajah yang letih.
"Masih belum puas menakutiku..!??"
Tanpa berkata apa apa lagi ,Rian langsung merengkuh Christ ke dalam pelukannya dipeluknya Christ dengan penuh kerinduan yang mendalam.
"Bukankah sudah pernah kukatakan padamu Christ..jantung dan nafas ini milikmu..jika kamu tidak menginginkannya lagi,maka dia akan berhenti dan mati.."
"Kupikir kamu akan mati saat itu...kamu benar benar membuatku gila,Rian!katakan padaku apa yang harus kuperbuat untuk menghadapimu??"
"Maafkan aku,Christ..!karena telah merusak wajahmu,mengambil matamu dan membuatmu harus menurunkan harga dirimu didepan publik karena diriku yang jahat ini.."desis Rian lirih disela isak tangisnya yang tidak dapat dibendungnya lagi.
"Katakan Christ..apa yang bisa kuperbuat untuk peroleh maafmu..akan kulakukan semua yang kamu minta kecuali satu yang tidak bisa kupenuhi,aku..aku tidak bisa membiarkanmu keluar dari hidupku..!".
Dan sebelum Christ menjawab Rian langsung memangut bibir Christ dengan mesra,mengulumnya.kemudian Rian meraih kedua pipi Christ dan menatapnya dari dekat dan di dekatkan wajahnya ke wajah Christ.
"Berjanjilah untuk tidak menyimpan rahasia apapun dariku lagi Rian.."
"Aku janji..!bisakah aku peroleh maafmu?"tanya Rian cemas dan penuh harap.Christ tidak memjawab namun memberi seulas senyum yang tulus kepada Rian.senyum yang manis dan lembut memgundang kecupan!
Lupa akan berada dimana,Rian tidak dapat menahan diri untuk mencium Christ,mula mula dengan pangutan yang lembut,kemudian turun menjelajahi telinga hingga leher Christ,dan ketika tanganya mulai nakal membuka kancing kemeja Christ,tangan Christ dengan gesit menghentikannya.
"Kamu ingin kita jadi tontonan seisi rumah sakit pandir..?"bisik Christ ters enyum disela nafasnya yang memburu karena mendapat sengatan dari sang alphanya.
"Tapi..aku sangat merindukanmu,Christ.."kata Rian sambil merangkul pundak Christ.
"Tidurlah denganku malam ini disini..kita berbagi ranjang..!"sambil berkata kata Rian meletakkan hidung dan mulutnya ditelinga Christ.lidah dan nafasnya otomatis menyapu cuping telinga Christ dan membuatnya menggeliat kegelian.
"Jangan berlebihan,Rian..!aku akan tidur di sofa.jadi baik baiklah tidur diranjangmu selayaknya seorang pasien..!"cetus Chriat sambil pura pura bersungut dan berjalan menuju sofa merebahkan diri disana.
Rian pun menyusul Christ ke sofa dan mengambil posisi duduk disisi Christ terbaring.
"Christ..aku melakukan test urine setelah kejadiam dari tempat Danilla.."
"Lantas.?"
"Danilla memasukkan flunitrazepam kedalam vodka yang diberikan kepadaku malam itu.."
"Gadis itu terlalu mencintaimu terlalu terobsesi padamu.."
"Kamu cemburu,Christ..?"goda Rian sambil mencubit kedua pipi Christ dengan lembut.
"Dia gadis yang perlu dikasihani bukan di cemburui.."ujar Christ dalam nada prihatin.
"Tidurlah ,Rian..sudah malam.."
"Aku akan menunggumu tidur duluan.."bisik Rian sambil mengelus lembut pipi Christ dengan jemarinya.
Christ hanya tersenyum tipis lalu menutup matanya."Kamu memang susah dilarang,Rian.."
Dan Rian pun benar benar menunggu Christ hingga tertidur,baru dirinya memasang infusnya kembali dan memandang Christ yang tertidur hingga dirinya terlelap sendiri.

Tigor benar benar tidak bisa memahami Danilla sekarang,Danilla yang dikenalnya dulu lemah lembut,kini berubah menjadi sosok yang lain,apakah karena efek dari obat terlarang yang dikomsumsinya atau obsesinya pada Rian yang telah mengubah segalanya?dan setiap pertemuan mereka selalu berisikan topik janin dalam kandungannya harus digugurkan!dan pertengkaran selalu menghiasi pertemua mereka seperti malam ini.
"Tidak bisakah kita menikah saja,Nilla?"cetus Tigor kesal begitu Danilla memintanya mencari obat untuk menggugurkan kandungannya.
"Aku tidak ingin punya suami yang ngedrugs seperti kamu..!!"potong Danilla sengit memandang Tigor dengan tatapan penuh amarah.
"Aku akan rehab,Nilla.."
"Aku tidak peduli kamu mau rehab ataupun apa...bukan urusanku..!"
"Jadi apa maumu sekarang??meminta Rian jadi suamimu??jelas jelas kamu tau dia itu GAY..!!"sesaat Danilla tertegun mendengar ucapan Tigor barusan."Buat apa kamu merusak hidupmu demi orang yang tidak bisa mencintaimu,Nilla???"
"Kamu pikir aku tidak tersakiti??"sahut Danilla sengit."Apakah kamu mencintaiku Tigor dan rela melakukan apapun untukku??"
"Jelas jelas kamu tau aku sangat mencintaimu,Nilla..!apapun akan kulakukan asal jangan kamu suruh aku bunuh anakku!"Tigor meraih Danilla kedalam pelukkannya.
"Kalau begitu singkirkan Christ untukku!aku ingin Rian merasakan sakit seperti yang aku rasakan ini!"cetus Danilla datar dengan tatapan yang dingin."Akan kupaksa Rian berlulut dan memohon dihadapanku!"
Dengan terpaksa Tigor mengganguk memberi kesanggupan demi cintanya pada Danilla tanpa mengetahui Danilla kini tengah berupaya menggugurkan janinnya tanpa sepengetahuan dirinya.

Guilty Pleasure  [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang