Bab 14

46 3 0
                                    

Christ berjalan cepat menuju ruang gantinya begitu turun dari panggung.Sebenarnya dirinya sangat lelah dengan kegiatannya yang padat belakangan ini sejak jumpa persnya,ternyata banyak fans yang bersimpati dengannya,memuji kejujurannya sehingga moment tersebut membuat Christ semakin diminati dan di undang ke berbagai acara hiburan dan fashion show.
Dan malam ini,Christ memenuhi janjinya dengan seorang designer kondang yang sedang naik daun yang merupakan teman baiknya ,Ivan.untuk menjadi model utama di acara fashion show yang digelar Ivan.Ditengah hiruk pikuk diruang ganti dimana para model tampak sibuk berganti baju masing masing,dan tidak merasa malu satu sama lainnya saling membuka baju dan memakai baju berikutnya di dalam ruangan yang sama.
Christ menerobos keramaian itu dan bergegas ke ruangnya yang memang sengaja disediakan khusus oleh Ivan untuknya sebagai model utamanya.Tanpa disadarinya sesosok pria mengikutinya dan Christ berfikir itu adalah Adam sang asisten Ivan yang mengurus baju baju yang akan dikenakan nya.
"Dam..mana baju berikutnya??"tanya Christ sambil membuka jas yang dikenakannya diatas panggung tadi tanpa memperhatikan dengan jelas sosok yang berdiri di belakangnya.Pria bertopi itu tidak bergeming dan menjawabnya.
Christ melirik kearah pria itu melalui kaca rias didepannya.
"Dam...??mana baju berikutnya??"dan Christ mulai merasakan ada yang aneh dengan pria ini..dan dia bukan Adam..!!
"Siapa kamu..??"herdik Christ spontan."Dimana Adam..??"Dan pria itu langsung menyerang Christ dari belakang.mengunci Christ yang meronta melawan dengan lengan kirinya,mencekik leher Christ dan tangan kanannya membengkap hidung dan mulut Christ dengan saputangan.Christ berusaha melawan sekuat tenaga,namun tiba tiba merasakan seluruh badannya lemas dan terkulai jatuh tidak sadarkan diri dilantai.

Christ merasa tidak berdaya,dia tidak dapat menggerakkan kedua tangannya yang terikat ketat di belakang tubuhnya.dan mulutnya disumbat begitu kuatnya hingga bernafas pun susah.Suasana gelap dimobil membuat Christ susah mengenali sosok wajah yang menyerangnya tadi.Tapi Christ merasakan bau rokok yang melekat berat pada tubuh pria itu.penculiknya membawanya ke tempat yang sepi,kesebuah gudang tua.dan penculiknya itu menghentikan mobilnya tepat didepan pintu gudang itu dan sosok itu segera turun dari mobil.Christ mulai merasakan ketakutan ketika tangan penculik itu dengan kuat menyeretnya keluar dari mobil.Siapa jahaman ini..?mau menculiknya minta tebusan uang mahal?membunuhnya?Christ berjuang keras untuk membebaskan diri dan meronta sekuat tenaga meski badannya masih terasa lemas akibat efek obat bius yang digunakan penculik itu untuk melumpuhkannya.tenaga Christ kalah kuat dengan penculik itu.Christ diseret dengan kasar ke dalam ruang yang luas dan kosong di dalam gudang itu.
Christ memandangi sekeliling isi ruang tersebut dan cahaya lampu neon yang terpasang di ruang itu membuat Christ kini lebih bisa melihat dengan jelas wajah penculiknya.Christ mengamati dengan seksama wajah pria itu.badannya tinggi,kulitnya kuning langsat dan wajahnya bisa dikatakan tampan meski tampak tidak terurus dan dan degil.Christ tidak mengenalnya!
"Siapa kamu???kenapa menculik saya?"cetus Christ marah.
"Karena kamu telah menyakiti orang yang saya cintai..!dan kamu harus mati karena kamu orang yang oaling dicintai Rian!"kata sosok itu sinis dan dingin.
"Maksudmu..??"tanya Christ bingung.
"Apa hubungan orang yang kamu cintai dengan saya?"
"Kamu telah menyakiti Danilla..!"suara itu kini penuh amarah."Aku Tigor..pacar Danilla..!"
"Jadi kamu kekasih gadis itu..?"desis Christ parau."kasihann..!gadis itu telah membohongimu tapi kamu masih mencintainya..!"
Tigor menghunuskan pisau yang telah disiapkannya,digenggamnya erat erat lalu diayunkan sekuat tenaga ke leher Christ..dan Christ pun jatuh terkulai diatas lantai.
"Apa hakmu berkata begitu pada Danilla,hahh..??kamu seharusnya kubunuh di mobil tadi..!!"geram Tigor sambil membanting sebuah kursi tua hingga hancur berantakan.Christ memejamkan matanya,dirinya sudah pasrah jika harus dibunuh saat itu juga begitu melihat kemarahan Tigor.
"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan sekarang.."desah Christ pasrah."Sangat disayangkan jika kamu harus mengotori tanganmu demi orang yang sama sekali tidak menghargaimu..!"
Tigor mengatupkan rahangnya menahan amarah.dia bukan marah kepada Christ,tapi dirinya sendiri.Dan apa yang diucapkan Christ barusan memang benar benar apa ada nya dan dirinya jelas jelas mengetahui Danilla hanya mencintai Rian dan tidak pernah menghargainya.Tapi apakah salah dirinya mencintai Danilla??
Christ memejamkan matanya rapat rapat mungkin ini saat berpisah dengan Rian supaya Danilla bisa berhenti menyakiti orang yang lebih banyak lagi.Ujung pisau sudah siap ditancapkan ke leher Christ dan tinggal jarak satu centi,pisau itu bisa merobek kulit leher Christ dan dirinya sudah siap menanti kematiannya dengan pasrah.Tapi kematian dan bayangan darah bercecer di mana mana yang di tunggu Christ tak kunjung tiba sebagai gantinya dia mendengar bunyi pisau yang terlontar di lantai,dan Tigor mengumpat dalam sumpah serapahnya.
Christ menatap kasihan dan pilu kepada Tigor,betapa tidak?demi orang yang dia cintai dirinya rela melakukan apapun,meski harus mengambil nyawa orang.namun orang yang dicintainya malah tidak pernah melihat dan menghargai ketulusannya.sampai nyawa bayi tidak berdosa turut menjadi korban obsesi Danilla terhadap Rian!
"Seharusnya kubunuh dan kubuang mayat mu di jalanan tadi..!"geram Tigor sambil mendaratkan sebuah pukulan ke wajah Christ.seketika Chriat terjejer ke belakang dan jatuh terduduk di lantai.darah mengalir keluar dari sudut bibirnya yang pecah.
"Jika kematianku bisa membuat kekasihmu bahagia dan menghentikan kegilaannya,aku rela.."desis Christ lirih sambil menahan sakit.
"Lepaskan ikatan tanganku,dan berikan pisau itu padaku..!"
Tigor tertegun mendengar ucapan Christ barusan.dirinya berjalan mendekati Christ yang tersungkur dilantai yang masih terikat kedua tanganya dibelakang,didudukkan nya tubuh Christ.ditatapnya wajah Christ sambil tangannya menyeka darah di sudut bibir Christ akibat pukulannya tadi.
"Cepat berikan pisau itu..!jangan buang waktuku lagi..aku muak berhadapan dengan pengecut sepertimu..!"
Tigor mencengkram leher Christ dengan kasar,dipaksanya Christ menatap ke wajahnya.Begitu matanya tertuju pada Christ,Tigor merasakan pria ini memiliki daya tarik yang begitu menyengat dan tatapan matanya begitu magis meski dalam keadaan terluka seperti ini.
Tigor segera menepis daya magis mata Christ dengan menghempaskan tubuh Christ kembali ke lantai dengan kasar.dan dia pun berjalan keluar sambil mengunci pintu.

"Apaa?Christ menghilang??"memucat wajah Rian begitu menerima kabar dari Billy yang mengatakan Christ menghilang ditengah acara fashion show.
"Tidak mungkin,Bill..kamu sudah mencarinya?kamu tidak bersamanya saat acara berlangsung??"
"Ada..tapi saya tidak mengikutinya sampai ke ruang ganti!karena ada asisten Ivan yang mengurusnya..".
Kedua lutut Rian lemas seketika,matanya bersorot cemas,bingung.siapa yang menculik Christ?dan kemana dia harus mencarinya??
"Segera lapor polisi,Bill...!"
"Tidak bisa sekarang,Rian..harus setelah 48 jam menghilang baru kita bisa melapor..!"
"Segera hubungi pihak gedung untuk membuka semua rekaman CCTV!dan lihat apakah ada terekam orang yang mencurigakan,aku akan kesana sekarang juga,Bill..!!"
Rian seperti kehilangan separuh nafasnya,jika sesuatu buruk terjadi pada Christ,dirinya tidak sanggup bertahan,karena hidupnya tidak berarti jika Christ benar benar berjalan keluar dari hidupnya.
Rian memperhatikan dengan seksama hasil rekaman CCTV dari gedung yang sedang diputar oleh pihak security gedung.Tiba tiba mata Rian menangkap sesosok pria bertopi masuk ke dalam gedung.
"Stopp pak..!coba perbesar gambar pria bertopi itu dari kamera pintu masuk ke ruang ganti Christ !"ujar Rian sambil menunjuk kepada gambar yang dimaksud pada layar monitor CCTV.begitu gambar diperbesar,meski tidak terlalu jelas tapi Rian mengenalinya dengan jelas..!
"Bajingan kamu,Tigor..!!"sambil mengeram Rian menyepakkan kursi yang ada disampingnya hingga terbang beberapa meter menabrak dinding.Lalu Rianpun berjongkok lemas sambil memegangi kepalanya dengan kedua lengannya.
"Kenapa harus melibatkan,Christ??"gumam Rian lirih.

Rian langsung menuju rumah sakitnya tempat Danilla masih dirawat paska dirinya yang keguguran.Dan Rian langsung menerobos masuk ke kamar pasien yang di tempati Danilla.Dibukanya pintu dan dihempaskan nya dengan kasar.Rian melihat kedua orangtua Danilla ada di dalam,dan papa nya pun sedang visit patient.namun Rian benar benar tidak peduli lagi dan kehilangan kendali.Dicengkramnya leher Danilla yang masih terbaring dengan kuat,seketika seluruh isi ruang menjadi riuh.
"Rian..kuasai dirimu!!" bentak dr Handi baskoro marah sambil berusaha menarik tubuh anaknya.
"Dimana,Tigor..?????"geram Rian sambil tangannya terus mencengkram leher Danilla kuat,matanya memerah menatao Danilla penuh kemarahan dan kebencian.
"Apa apaan ini??"geram dr Adrian sengit."Kurang ajar kamu Rian..!!beraninya kamu sentuh anak saya..saya tuntut kamu..!!"
Namun Rian tidak peduli dengan ancaman dr Adrian dan tetap tidak mau melepaskan Danilla.sementara Danilla tampak kesakitan dan kesusahan bernafas akibat cengkraman Rian yang kuat.
"Nilla,saya sudah cukup bersabar!!kamu pikir aku tidak tau kenapa kamu singkirkan anakmu sendiri hah???anak Tigor kan????kamu dan dia sama sama pemakai..!!"bentak Rian geram.
"Jika terjadi sesuatu pada Christ aku bersumpah tangan ini yang akan mencabut nyawamu!!!"dan Rian pun melepaskan cengkramannya.
"Sesuatu yang tidak bisa kudapatkan,orang lain pun tidak bisa mengambilnya..!"Danilla memandang sinis ke arah Rian dengan suara yang begitu datar dan dingin.
"Sudah kukatakan padamu,Rian..suatu hari akan kupaksa kamu berlutut memohon di hadapanku,merangkak diatas puing puing kehancuranmu..!!"
"Bajingan kamu,Nillaaa...!!"teriak Rian marah,dan ketika dirinya hendak mengamuk lagi,dr Handi baskoro segera meraih tubuh anaknya dan mendaratkan sebuah tamparan di wajah anaknya.
"Jangan gegabah Rian!!kuasai dirimu..!"
"Baiklah jika itu mau mu,Nilla..aku akan berlutut memohon padamu untuk tidak menyentuh Christ!!"Lalu Rian pun menyambar piring dan gelas sisa makan siang Danilla dari atas meja ranjang pasien dan membanting semuanya diatas lantai hingga pecah berhamburan dimana mana.lalu Rian pun mulai berlutut diatas pecahan kaca tersebut,seketika darah mengucur keluar dari lututnya,namun Rian terus berjalan diatas lututnya sampai dihadapan Danilla.
"Sebesar itukah kamu mencintainya,Rian..???"teriak Danilla histeris sambil menangis.
"Hari ini aku memohon padamu diatas puing puing kehancuranku untuk nyawa Christ..!"ujar Rian lirih sambil menahan perasaannya tanpa menghiraukan sakit dilututnya.
"Dan untuk membayar rasa sakit hatimu padaku..!!"
"Sudah cukupp!!"herdik dr Handi bakoro marah.lalu diperintahnya beberapa perawat untuk memapah Rian keluar.
"Aku harap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi kedepannya...!saya tidak akan tinggal diam..!"ujar dr Handi baskoro tegas sambil memandang ke arah Danilla dan dr Adrian.
"Jaga anakmu baik baik,Adrian...!"setelah berkata demikian dr Handi baskoro berjalan keluar sambil menahan amarah.




Guilty Pleasure  [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang