8

1.2K 60 5
                                    

"Ehh anjing itu punya gw, beli sendiri napa?" Kesal resya.

"Punya lo punya lo, yang beli vale nohh ngaku ngaku lo" Balas sani dengan sinis.

"Tapi kan yang ngambil gw!" Sahutnya lagi dengan tatapan tajam.

Vale hanya memutar matanya malas, duo kunyuk itu pun sedang berdebat hal yang tak berfaedah.

"Udah ambil lagi aja sana" Suara vale menengahi.

"Ahh vale the best" Senang sani, kemudian bangkit dari kursi dan mengambil kacang atom lagi.
Ternyata mereka berdua merebutkan kacang atom.

Resya pun juga tak kalah semangat, segera dia mengambil makanan yang berada di warung itu dengan banyak banyak.

Vale hanya duduk dan merokok sambil menonton tv di depannya.

Dimana kah mereka sekarang?
Yang pasti bolos, mereka bertiga memutuskan pergi ke warung yang letaknya tak jauh dari belakang sekolah. Dan vale? Merokok? Sudah hal biasa, bahkan sani dan resya pun tak terkejut mengetahui temanya merokok. Mereka sama sama mempunyai sifat seperti vale.

Vale duduk sendiri dengan tenang dengan rokok terselip di tangan kiri sedangkan pandangan menatap tv di depan nya dengan pandangan kosong.

"Ehh anjir lu bawa banyak banget, emang lu kuat bayarnya apa?!?" Seruan sani membuyarkan pikiran vale.

"Halah gw bisa bayar sendiri, gak kaya lu yang bisanya ngutang" Balas resya.

"Yaelah lu berdua bacot terus" Cetus vale dengan kesal. Resya dan sani hanya melempar tatapan sinis.

"Ehh val nanti malem keluar yu, bosen gw dirumah" Ajak resya, langsung diangguki sani tanda setuju.

"Skuy lah, gw juga gabut di rumah. Gak ada ketenangan gw" Ungkap sani.

Vale tampak memikirkan,
"Hmm oke lah, nanti gw ajak nathan sekalian" Jawab vale. Langsung saja sani dan resya berjingkrak kesenangan karena ada nathan juga.

"Ihirr ada cogan ihirr" Seru sani.
Kemudian disusul kehebohan mereka bertiga, hingga sang pemilik warung hanya geleng geleng kepala.

Namun beberapa menit kemudian kehebohan mereka sirna ketika segrombolan anak lain datang ke warung mbok sri ini.

"Ehh bangsat ntar gw bales tu mereka" Seru cowok berseragam berantakan di tambah sobek di bagian celana abu abu nya.

"Iya bos, mereka suka nya pakek senjata" Kata temannya.

"Ok nan-- ehh ada cewek toh?" Balas cowok yang di panggil 'bos' itu.

Mereka ternyata 4 cowok dari SMA Angkasa, SMA yang terkenal dengan kenakalan nya, dan jarak dari SMA vale pun tak jauh jauh amat.

Mereka berempat masuk dalam warung yang cukup luas ini dan melihat 3 cewek yang diam dan memperhatikan mereka.

Mata mereka bertiga tak lepas dari keempat laki laki yang baru saja memasuki warung.

Sani melongo, resya melotot, vale diam dengan ekspresi datar. Lah vale mah bodoamatan.

Keempat cowok itupun menghampiri vale dkk, dan tanpa permisi duduk disamping kanan kiri dan di depan cewek cewek itu.

"Ehh ada eneng cantik duduk bertiga aja, boleh dong kita kita gabung" Kata cowok berpenampilan urakan yang heboh sedari tadi.

Dengan centil nya sani dan resya malah menyambut mereka dengan senyum ramah alias senyum genit. Vale yang duduk diantara kedua teman sebleng nya hanya bisa memutar mata malas dan memilih memainkan hpnya.

Lain hal nya dengan sesosok manusia yang di panggil bos itu. Matanya tak lepas dari vale yang cuek dengan sekitarnya, pandangan nya lurus menatap vale dengan seksama. Karena merasa terintimidasi vale mengalihkan pandangannya kedepan dan menangkap basah seseorang yang menatap nya serius. Bukannya mengalihkan pandangannya, orang itu malah semakin menatap dalam mata vale yang kian melotot. Mereka berdua seolah olah berperang mata tanpa menghiraukan teman-temannya yang asik sendiri.

Orang yang di panggil bos itu menahan tawa melihat ekspresi vale yang melotot lucu. Bukannya terpesona atau takut, eh malah sebaliknya. Pikir cowok itu.

Vale semakin melototkan matanya tak kala melihat orang di depannya seperti mengejeknya.

"Gak usah ketawa lo, emang gue ngelucu hah!?!" Sembur vale tiba-tiba membuat keadaan hening seketika.

Semua pandangan anak anak di warung itu menatap mereka berdua dengan ekspresi kaget karena suara vale yang tiba- tiba terdengar keras.

Tak kuasa menahan tawa, cowok berparas tampan yang bernama Alredo Pratama Putra yang tak lain dan tak bukan alias bos dari gerombolan cowok itu pun tertawa terbahak bahak. Hanya cowok itu yang tertawa, sedangkan lainnya hanya diam dan menyaksikan. Lain dengan vale yang merasa jengkel dengan cowok itu. Tanpa membuang waktu vale beranjak meninggalkan warung dengan kaki di hentakkan.

"Ehh bosque mau kemana akohh ngikut dong" Teriak sani, dengan kesal resya menoyor temannya itu.

"Ck, alay banget lu...."

"Apasih lu ngiri bae" Balas sani kesal. Namun tak lama resya pun berulah sama.

"Kapten tungguin ane dong" Teriaknya tak kalah heboh lalu berlari keluar dengan tawa menggelegar meninggalkan sani yang hidung nya kembang kempis.

"Resya taik lu!!!" Teriak sani dalam warung membuat cowok-cowok di dalam sana menutup kedua telinganya masing masing.

Setelah sani pergi meninggalkan warung itu barulah mereka berempat tertawa melihat kelakuan absurd ketiga gadis itu.

Sedangkan edo tersenyum senyum sendiri membayangkan kelakuan vale. Ah Valerin Gabriella ...
Nama yang cantik, sama kaya wajahnya.

"Wahh si bos udah mulai ngehalu nih" Cibir fajar temannya.

"Iya udah mulai gila nih gara gara cewek yang duduk di tengah tadi, siapa sih namanya jadi kepo gw" Timpal linggar.

Edo pun memutar mata nya malas mendengar celotehan teman-temannya.

"Wah..jangan-jangan si bos naksir yha sama yang galak tadi, idih playboy nya kumat tuhh tam" Ucap fajar dengan nada nyiyirnya pada tama yang sibuk dengan tempe nya.

"Bos gaboleh gitu atuh bos pacarnya kan udah banyak, jadi yang tadi buat gw ajayakan" Balas tama dengan menaik turunkan kedua alisnya.

"Enak aja, yang galak buat gw pokok nya titik." Ucap edo dengan penekanan di akhir kalimat nya.

Kalimat yang di ucapkan edo membuat alis ketiga temannya menaut.

"Bos, lu kagak suka beneran kan sama yang galak tadi?" Tanya tama.

"Wuihh gila aja kalo si bos beneran suka" Kata linggar mencomot gorengan di depannya.

Edo hanya mendengus kesal melihat itu.

"Bodo amat lah serah kalian, yang penting vale itu punya gw" Katanya yakin.

"Ohhh Vale toh namanya" Kata fajar manggut manggut.

"Gak asing namanya" Tambahnya lagi membuat pandangan edo yang semula menatap tv di depannya teralihkan pada fajar.

"Emang lu kenal vale? Emang lu pernah liat dimana? Kok lu tahu sih? Kan harusnya gw dulu yang tahu, ck nikung gw lu" Cerocos edo membuat teman temanya menatap sinis.

"Halah soal cewek aja lu crewet banget, gw tu kayak pernah denger namanya tapi gw lupa dimana" Terang fajar.

"Iya gw juga kayak nya pernah denger nama vale pas gw di area balapan, kayaknya sih" Timpal tama.

" Kok lu pada tahu sedangkan gw nggak" Kesal edo.

"Ehh taik lu siapa suruh kerjaannya godain mulu cewek di area balapan" Balas linggar.

"Halah bodo ah, nanti gw cari tahu sendiri" Balas edo tenang membuat teman- temannya menggerutu.

.
.
.
.
.

Bersambung~

Badgirl X GoodboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang