12

375 24 7
                                    

Kringg.....

"Huaahh...anjir dah istirahat aja nih." Resya memandang sekelilingnya, kemudian tatapan nya jatuh ke vale dimana gadis itu masih menelungkupkan kepalanya dengan tas kecilnya sebagai bantalan.

"Yee curut nih ga bangun-bangun juga" Resya mengambil nafas dan...

"WOI KAMBING BANGUN LO KEBO!!!" Teriak resya disamping vale membuat vale berjengkit kaget.

"Astaga!" Seru vale dengan nafas terengah engah. Gila saja enak-enak ngimpi tiba tiba seperti ditarik untuk bangun.

"Anjing lo ah, goblok banget si enak-enak ngorok lo teriakin. Lo tuh nyadar gak si suara kek toa cempreng lagi bikin budeg tau gak!" Kesal vale yang dibalas tawa membahana resya dan tiba tiba di selingi tawa yang tak kalah membahana. Resya yang semula tertawa menghentikan tawa nya.

"Ih anjir serem, le kok ada suara orang lagi ketawa ya selain gue. Ih merinding gue." Ujar resya, vale pun yang tau kondisi menimpali resya.

"Iya ih, kan kita cuma berdua kok ada suara lagi sih. Wah setan sini ngajak berantem nih." Kata vale menahan tawa dengan resya. Sedangkan pemilik tawa tadi pun menjerit dengan kesal.

"AAA SETAN LO BERDUAA!!!" Teriak sani kesal dan menghampiri kedua mahluk penghuni hutan amazon itu lalu menempeleng kepala resya dan vale. Bukannya marah mereka berdua malah ketawa ketiwi menambah kekesalan sani.

"Diem lo setan, bikes banget si lo!" Ketus vani duduk di meja depan mereka.

"Yah kok setan teriak setan sih."

"Diem lo val, bacot amat."

"Yah si setan ngambek val. Uluh uluh sini cayangku cintahku!" Seru resya memeluk sani. Dengan sigap sani menghindar dan teriak histeris.

"Babi minggat lo gausah deket-deket sama gue jijik tau!"

"O anjing lo!" Vale yang melihat kedua babu nya itu tertawa hingga mengeluarkan air mata.

Mereka tak menyadari jika ada ketiga pasang mata yang menyaksikan tingkah mereka bertiga.

"Vale kalo ketawa cantik banget ya, imut gitu" Ucap gino pada kedua sohibnya. Axel mengangguk setuju sedangkan varo yang di tengah tengah mereka cemberut dan mengusap muka mereka berdua.

"Diem ya kalian, gausah liatin vale. Vale itu milik aku." Kata varo dengan tegas.

Axel dan gino pun hanya memutar mata malas.

"Iya deh milik elo ro, gue mah apa atuh. Cuma debu yang jadi debi." Dramatis nya gino kumat nih.

"Jijik lo!" Axel hanya bergidik ngeri melihat kelakuan gino.

Tanpa menghiraukan mereka berdua varo segera menghampiri vale yang berubah menjadi diam setelah seseorang yang membuat dirinya salah tingkah di pagi hari.

Varo tersenyum dan merapikan rambut vale, lagi. Vale yang tersadar segera menepis tangan varo.

"Gausah pegang-pegang lo!" Ketus vale.

Varo pun cemberut lalu berkata,
"Suka-suka dong, sama pacar sendiri juga masa gaboleh sih."

"Dih siapa juga yang nganggep lo pacar gue, jauh-jauh sana males liat lo." Usir vale. Bukannya pergi sendiri varo mengambil tangan vale dan mengajak ke luar untuk ke kantin.

"Udah ayo ke kantin, vale nurut aja." Tegas varo kemudian meninggalkan ke empat orang yang masih diam di tempat nya masing-masing.

"Mending kalian ikut juga yok, sini aa gino gandeng juga." Ucap gino didepan pintu kelas sambil merentangkan tangan.

Badgirl X GoodboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang