Twenty-eight

4.5K 464 27
                                    

"Zayn."

Aku mengetuk pintu rumah Zayn seraya menyebutkan namanya. Menunggu Zayn untuk membukakan pintu tidaklah cepat, aku harus menunggu selama beberapa menit, mungkin Zayn memang benar-benar tidak ingin membiarkan aku mengucapkan kata maaf untuknya.

"Zayn."

Aku mengintip melalui celah di jendela tetapi aku tidak dapat menemukan tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Pun aku memutuskan untuk berbalik dan meninggalkan semua kata maafku untuknya di depan pintu.

"Nad.."

Sontak aku menghentikan langkahku dan segera memutarbalikkan tumitku.

"Zayn!"

Aku berlari ke dalam pelukannya dan menangis secara bersamaan. "Maafin, maafin Nadine. Nadine nggak bermaksud buat nyakitin hatinya Zayn tapi nyatanya secara tidak langsung Nadine udah nyakitin perasaannya Zayn. Maafin Nadine."

"Stt.." Zayn melepaskan pelukannya dan tersenyum menatap kedua bola mataku dengan hangat. "Bukan salahmu, selama ini memang aku yang salah, Nad. Tidak seharusnya aku bersikap seperti itu."

Aku tersenyum lebar.

"Kita masih bisa berteman kan?"

The Sweetest Thing // horanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang