Hari ini sekolahku menjadi tuan rumah pertandingan basket rutin yang diadakan setiap setahun sekali. Aku menatap liontin dari seseorang yang tidak aku kenal itu. Dengan sangat terpaksa aku memakai liontin itu, ya, jika Ia mencintaiku mengapa Ia tidak langsung berbicara saja kepadaku? Aku hanya ingin mengetahui siapa sosok dibalik sweater dan snapback hitam kemarin.
Jarak rumahku dengan sekolah hanya sejauh tiga blok saja sehingga aku memutuskan untuk berjalan kaki. Aku segera mengambil tas dan segera berangkat ke sekolah.
"Nadine!"
Aku menoleh ke arah belakang. Dari kejauhan terlihat Niall sedang berlari mengejarku. Aku menunggunya sembari memakan roti lapis yang aku bawa dari rumah, tetapi langkah Niall terhenti ketika melihat liontin yang aku pakai.
"Nad, liontin dari siapa?" tanya Niall.
Aku menggeleng dengan cepat. "Nggak tau, nggak ada nama pengirimnya."
"Terus kenapa dipakai?"
"Ya, nggak apa-apa," jawabku dengan pelan. Aku dapat melihat sekilas pipinya berubah menjadi merah muda dan Ia tersenyum manis kepadaku. "Apa?"
Ia menunduk dan menggaruk-garuk kepalanya. "Apa apanya? Udah yuk, kita berangkat." Aku menggangguk dan beranjak dari tempat dudukku.
Sesampainya di sekolah, Niall berpamitan untuk pergi ke kelasnya. Aku hanya bisa mengangguk dan memberikannya senyuman manis. Aku berdiam diri di kelas sembari membaca novel yang aku bawa dari rumah hingga seorang perempuan menghampiriku sembari membawa kotak seukuran buku catatan.
"Nadine, ada bingkisan buat kamu."
Aku mengambil kotak tersebut. "Siapa pengirimnya?"
"Nggak tau, tadi dia nutupin mukanya."
"Oh, ok, makasih."
Aku segera membuka kotak itu dan menemukan novel Sherlock Holmes volume terakhir. Lagi-lagi terdapat secarik kertas di yang terselip pada bingkisan tersebut.
Kau menyukainya bukan? Aku tau bahwa kau sedang mencari volume akhir dari cerita detektif legendaris tersebut dan kebetulan ada yang menjualnya di internet. Semoga kau menyukainya c:
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Thing // horan
Fiksi PenggemarNadine mendapatkan sebuah bingkisan misterius yang tidak jelas pengirimnya, tetapi semuanya ternyata tidak berakhir sampai situ. Pengirim misterius itu mengirimkan sebuah buku tebal yang berisi tentang tulisan-tulisan yang membuatnya terus menerus m...