Thirty-First

4.8K 480 32
                                    

Aku berlari melewati koridor sekolah dengan air mata yang terus jatuh ke pipiku. Hidupku memang benar-benar rumit dan sudah tak dapat dimengerti lagi.

"Sudah cukup, Niall! Aku sedang ingin sendiri."

Niall mengambil lenganku kasar kemudian menarikku ke suatu tempat yang jauh dari kebisingan. Ia melepaskan tanganku ketika sudah sampai di halaman belakang sekolah.

"Nad," panggilnya.

Aku menatap bola mata biru itu dengan perasaan kecewa dan cemas secara bersamaan.

"Aku ingin menjelaskan semuanya."

"Sudah cukup, Niall!"

Niall memegang pipiku lembut. "Tapi ada yang harus kau tahu."

Aku menepis lengannya kasar. "Aku bilang cukup!" Aku memutarbalikkan tumitku, tetapi Niall malah mendekapku dalam pelukan hangatnya yang selama ini aku rindukan.

"Nadine," bisiknya, "Aku mencintaimu."

PLAK!

Seseorang menghantam Niall hingga Ia tersungkur ke tanah.

"Don't you dare to steal my girl!"

Aku menoleh ke arah sumber suara itu dan melihat Zayn sedang mengepalkan tangannya dengan penuh rasa amarah.

Aku benar-benar ketakutan ketika melihat Zayn menghampiri Niall dan meninjunya hingga darah segar keluar dari hidung dan bibirnya.

"Cukup, Zayn!"

Aku memeluk Zayn agar Ia memberhentikan aksinya. "Cukup."

Aku bisa mendengar detak jantungnya yang berdegup sangat kencang. Aku menoleh ke arah Niall dan di saat itu pula aku mulai terisak dengan sekian rasa penyesalan.

Aku menghampiri Niall dan jatuh tepat di sampingnya. "Niall, bangun."

The Sweetest Thing // horanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang