Epilog

12.7K 640 66
                                    

Mataku mengerjap terbuka, membiasakan diriku dengan sinar yg terlalu terang. Rasanya aku tertidur dalam waktu lama, tapi entahlah aku sangat tidak menyukai mimpiku, walaupun aku berada ditempat yg sungguh indah dan tenang serta nyaman, ada suara di kejauhan yg terus menerus memanggil namaku, membuatku terus berputar ditempat mencari jalan untuk mencari sumber suara yg terus meminta kembali itu.

Badanku luarbiasa pegal kurasakan sekarang ini, dan apalagi ini saat aku ingin beranjak bangun dari tidur ku ini banyak alat yg menempel ditubuh ku, bahkan aku juga memakai selang oksigen. Bukan hanya selang oksigen tapi juga sederetan alat yg tersambung ke monitor.

Mataku terpejam sejenak, mengingat apa kejadian terakhir yg sudah menimpaku hingga aku berakhir mengenaskan seperti ini, ingatanku langsung melayang saat kurasakan tubuhku masuk kedalam air kolam.

Rasa dingin dan gemuruh air yg memasuki telingaku masih menjadi momok menakutkan saat aku mengingatnya. Tanganku mencoba meraba perut ku dan aku tidak merasakan apapun.

Bagaimana bayi bayiku ??

Rasanya aku ingin menangis, tapi bahkan suaraku tidak bisa keluar, terlalu lamakah aku tertidur sampai lupa untuk bicara ??

"Fabby !! Tuhan ... Akhirnya kamu sadar Nak !!'' pekik gembira Mama mengalihkan perhatian ku pada beliau, pertama kalinya aku melihat beliau segembira ini, bahkan lebih gembira daripada saat aku menikah dulu, menunggu dokter yg datang beliau tidak henti menciumiku, bersyukur bahwa aku kembali." Alhamdulillah ya Allah, tunggu sampai Abang mu sama Sakha tahu Nak kalo kamu kembali"

Memangnya aku kemana ??

Begitu Dokter memeriksa ku, dan melepaskan semua alat yg menempel di tubuh ku Mama kembali menangis, demi Tuhan, bahkan saat Papa meninggal saja Mama tidak menangis dan sekarang dalam tempo 1jam beliau sudah menangis dua kali gara gara aku. Terharu boleh nggak sih ??

"Terimakasih sudah kembali Nyonya Megantara, Tuhan menjawab doa semua yg mencintaimu, tidak ada yg perlu dikhawatirkan lagi, Anda tinggal menjalani pemulihan"
Aku tersenyum membalas ucapan syukur Dokter tersebut.

"Ma ...." Suaraku begitu berat untuk keluar, seperti mengerti Mama mengulurkan air mineral padaku,menyendokan air tersebut padaku.
Bahagianya bisa bermanja-manja pada Mamaku ini, begitu indah rasanya.

Kilasan tentang bayiku kembali terlintas saat aku mendapat perlakuan ini.

"Mama .. mana bayiku Ma, mereka selamat bukan ?? Dimana mereka ??"

Mama belum sempat menjawab saat pintu ruangan rawat ku kembali terbuka, Sakha berdiri mematung didepan pintu, menatapku seolah tidak percaya jika aku berada didepannya, langkahnya begitu pelan saat menghampiriku.

Kuamati laki laki yg masih berbalut seragam dinas lapangan nya ini, masih tampan dan menawan, walaupun Sakha terlihat begitu kurus dibandingkan terakhir kalinya aku mengingatnya. Bahkan kantung matanya begitu terlihat.

Mama meletakkan air minum tersebut dan melangkah keluar memberikan kami waktu untuk berdua.

"Abby ??"

Aku terkekeh mendengar suara lirih Sakha yg begitu tidak percaya dengan apa yg dilihatnya, aku merentangkan tanganku, memintanya untuk memelukku.

Dapat kulihat bulir air matanya jatuh saat Sakha memelukku, bahkan kini bahuku basah oleh air matanya yg begitu deras. Sakha melepaskan pelukannya, menatap wajahku memastikan jika aku ini nyata.

Dahinya bersentuhan dengan dahiki, hembusan nafasnya begitu memburu saat mata kami beradu.

"Makasih udah kembali By, Makasih .." kukalungkan tanganku pada lehernya, kebiasaan ku sejak dulu saat aku ingin bermanja-manja dengannya." Kamu tahu By, betapa hancurnya aku waktu Dokter minta aku buat milih antara Anak-anak kita atau kamu, bagaimana bisa Dokter nyuruh aku milih antara hati atau jantungku yg harus mati, udah cukup kamu nyiksa aku By, jangan lagi By ... Aku pikir aku bakal mati lihat kamu tidur terus menerus, "

Final Destination (Tersedia Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang