Lamaran Gila

8.2K 611 31
                                    

Secepat mungkin aku berlari keluar dari pusat perbelanjaan ini, entah sudah berapa banyak orang yg mengumpatiku karena kutabrak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Secepat mungkin aku berlari keluar dari pusat perbelanjaan ini, entah sudah berapa banyak orang yg mengumpatiku karena kutabrak.

Bahkan mataku sudah buram karena air mata yg mati matian kutahan sejak tadi.

Kudengar suara derap langkah ribut yg menyusulku, berhenti tepat dibelakangku, berulangkali aku menahan diriku sendiri, bukan, ini bukan Arya, bahkan wangi parfum Aryapun begitu kukenal.

Aku berbalik dan mendapati Pak Sandy dibelakangku, menatapku tidak kalah sendu seperti Arya tadi, matanya seolah memberitahuku jika dia tahu apa yg kurasa sekarang ini.

", aku punya bahu untuk tempatmu menangis By !!" Seakan terhipnotis, aku benar benar hanyut didalam pelukan Bossku ini, aku benar benar membutuhkan waktu bersandar, aku lelah menghadapi tekanan yg luarbiasa ini, disaat tidak ada yg menopangku justru atasankulah yg menawarkan bantuan ini padaku.

Kutumpahkan semua tangis dan airmataku, tidak peduli jika ini akan membasahi kemeja Pak Sandy.

Usapan dipunggungku membuatku sedikit meringankan rasa sesak yg menimpa dadaku.

"Pulang ??" Tanya Pak Sandy begitu tangisku mereda. Aku hanya mengangguk, rasanya aku tidak sanggup untuk kembali kekantor. Rasanya sekarang aku hanya ingin menenggelamkan wajahku kedalam bantal kamarku.

______________________________________

Berhari hari .. semua sudah kembali normal, setidaknya itu yg berusaha kutunjukan pada semua orang. Tidak mungkin juga aku akan tetus menerus seperti ini

Ya .. dunia tidak akan berakhir hanya karena putus cinta bukan, setidaknya ini akan menjadi hal baik untuk Arya.

Dan aku hanya harus tetbiasa untuk menerima hal ini. Semua berubah, kuawali dengan nomor ponsel baru, walaupun ini sangat merepotkan karena harus menelpon banyak pihak, tapi biarlah, bukankah ini keinginanku sendiri.

Bang Adam yg kuceritakan mengenai kejadian tempohari pun sama sekali tidak menanggapi apapun, memangnya apa yg bisa kuharapkan dari Abangku ini.

Bahkan dia yg seharusnya menjadi tameng terdepanku menghadapi orang yg menghalangi cintaku justru menciut kehilangan nyali dihadapan atasan dan rekan sejawatnya.

Sungguh miris !!

"Diihhh kenapa kalo jomblo itu lebih cakep, gini nih yg bikin para mantan gagal move on !!" Entah hinaan atau pujian yg dilontarkan Mas Hendra kali ini.

Gimana sih, galau awut awutan dikirain gembel kurang minum kopi, dandan cantik biar kelihatan baik baik saja juga dianggap keliru.

Terus saya harus gimana mas ???

"Makasih Mas Hendra pujiannya, saya tersanjung lho !!" Kataku sarkas, dan lihatlah tawa geli dari banyak seniorku yg lain. Sekarang bahkan aku lebih lucu dari pelawak.

Final Destination (Tersedia Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang