Banyakin minum Kopi
Biar tahu pahit manisnya hidupKali ini aku berangkat kerja dengan wajah suram, mata bengkak menghitam dan juga hidung memerah.
Mengerikan sekali penampilanku pagi ini, tentu saja penampilanku yg acak acakan ini mengundang perhatian para karyawan lain.
Ya aku memang seorang yg cengeng, aku akan menangis sepuas hati jika memang aku bersedih, apalagi yg bisa kulakukan selain itu, disini aku hanya sendirian, tidak mungkin aku mengadu pada Mamaku untuk hal yg bukan kapasitas seperti ini.
"Mbak Fabby, matanya udah kek Panda !!" Suara Security didepan kantor yg menegurku hanya kubalas anggukan.
Itu hanya awalnya, semakin kedalam komentar prihatin semakin banyak terdemgar melihat penampilanku yg mengenaskan ini.
Bahkan Bu Reni yg sudah bersiap menyemprotku pun menjadi urung, mungkin beliau jadi kasihan melihat rupaku bak Gembel ini. Dan untuk itu, terimakasih Bu Reni, sudah tidak menambah beban ku.
Aku sudah cukup lelah memikirkan hal apa yg harus kuputuskan, nasib baik jadwalku kosong sampai jam makan siang. Mungkin jika tidak aku akan mengacaukan semuanya.
Aku memang payah !!
"Ancur amat muka lo " yaaah dan manusia terakhir yg ingin kulihat, Mas Hendra justru muncul didepanku, terlihat tertarik dengan penampilanku yg kusut masai ini.
"Iya Mas !!" Aku memalingkan wajahku tidak ingin melihat wajahnya yg ada disampingku ini,"aku lagi nggak pengen berdebat !!"
"Diiihhh ... siapa yg mau berdebat sama lo !! Gue prihatin sama lo, kenapa sih lo ??" Kenapa sih dia kepo amat.
"Nggak apa apa Mas, pergi sono !! Ngapain kek, jangan gangguin gue"
Kudengar tawanya yg memenuhi divisi marketing yg sunyi ini, hanpir semua sedang ada diluar, dan kenapa hanya mahluk menyebalkan ini yg ada disini. Dan dengarlah tawanya bahkan sepeerti Lucifer seperti tawa Kapten Sakha kemarin.
Mengingat Kapten Sakha membuatku mengingat perkataanya kemarin, atau lebih tepatnya ancaman.
"Lo lagi patah hati apa gimana sih, By ??" Aku berbalik menatap senior yg senang membullyku ini, entah perasaanku salah atau benar, tapi ada nada khawatir pada ucapannya.
"Mas Hendra !!" Yaa walaupun menyebalkan, dengan usianya yg seumur Bang Adam bukanka harusnya dia lebih berpengalaman, tidak ada salahnya bukan menanyakan pendapatnya, akhirnya kuceritakan saja masalahku padanya, mungkin saja dia memberiku solusi yg masuk akal. Dan sepanjang dia bercerita dia hanya manggut manggut tanpa ada tanggapan, sesekali dahunya mengeryit tanda heran dengan ceritaku"... jadi gitu Mas Hendra, baiknya gimana ?? Please kali ini jangan bully aku, aku bener bener buntu !!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Final Destination (Tersedia Di Ebook)
RomantizmPacaran ?? Bertahun tahun menemaninya, menantinya memperjuangkan mimpi. "Tunggu aku menjadi Sertu, akan kujadikan Engkau menjadi Ibu Persitku" Sebuah mimpi Indah yg kita jalin bersama Sebuah mimpi yg harus kupupus disaat akan menjadi nyata. "Cukupl...