ARGA ALVIN ADITYA

199 8 0
                                    

.ARGA POV.
,-----------------,

Tok... tok.. tok....

Terdengar suara ketukan pintu cukup keras berkali-kali.

Membuat Arga, yang baru saja beristirahat karna perjalan yang cukup jauh.

Berdecak kesal.

"Akkhhhh!!!! Siapa si!!" ucapnya dingin sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

Ia berusaha menghiraukan suara ketukan pintu itu.

Namun cahaya matahari yang menembus cendela, berhasil membuat Arga harus membuka matanya.

Ia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tanganya. "udah jam 06.00..? Kok cepet banget si.."

"Arga..."

Terdengar suara memanggil dirinya dari balik pintu.

Membuat Ia bangkit dan berusaha mengumpulkan semua nyawanya.

Berlajan dengan langkah sempoyongan khas orang bangun tidur.

Hingga akhirnya.
Ia tersontak kaget, ketika melihat seseorang yang berdiri di depan pintu.

"Ello!!!" Ucap Arga dengan nada tinggi.

"Arga"..

"Kenapa lo pulang!!!" ucap arga dengan nada tinggi.

"Gue Sengaja nyusul lo ke Indonesia. Gue mau jelasin semuanya Ke lo ga. "

Kedua tanggannya mulai mengepal seperti siap meluncur.

Bahkan kuku kuku panjangnya berhasil melukai telapak tanyanya sendiri.

"Ga..dengerin penjelasan gue dulu. gue minta maaf Ga. " Ucap Bara yang tak lain adalah kakaknya.

"Apa lo udah ngga punya malu..??" Ucap Arga dengan sedikit senyum merendahkan.

"Setelah lo lakuin itu ke gue, dengan gampangnya lo muncul di hadapan gue teruss minta maaf?? Brengsekk!! Lo!! " ucap Arga digin.

"Ga. Dengerin gue Ga. Maksud gue bukan gitu..." ucap Bara sediki memohon.

"Keluar!!! Gue gak mau liat muka lo!!.

"Tapi Ga"

"Gue bilang keluar ya keluar. Budek ya lo?"ucap arga sedikit membentak.

"Oke.Gue akan keluar,tapi asal lo tau, gue belain kesini cuman buat jelasin semuanya." tutur bara pelan."

"Gue cuman mau ngasih lo ini" sambungny, sambil menyodorkan sebuah amplom putih lengkap dengan namanya.

"Gue mohon Ga. Semoga lo baca"

"Udah ngomongnya? gue mau mandi, lo nggak homo kan?" tanya Arga sambil mengangkat salah satu alisnya.

Mendengar jawaban Arga. Bara menarik Nafas panjang -panjang.

Berusaha mengendalikan emosinya dan pergi meninggalkan Arga yang masih berdiri mematung di depan pintu.

Ia menatap Amplop yang tergeletak dimeja. tanpa bertanya pada Bara Ia tau itu pasti dari Naya.

Belum sempat membaca, Ia justru meremas amplop itu dengan kuat dan melempar ke tong sampah tanpa memperdulikan isinya.

Tanganya menyambar handuk yang tergantung di lemari.

Tanpa menunggu lama, kini Arga sudah lengkap memakai seragam sekolah barunya.

Tentu saja "GOLDEN SCHOOL" sekolah favorit yang sekarang di bawah naungan ayahnya.

PUTRI ALETA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang