.PERTEMUAN.

210 14 9
                                    


Aleta menyipitkan mata berusaha mengingat nama itu.

"Ah... Gak mungkin itu Alvin" ucap Aleta sambil mengibaskan tangannya untuk menghapus jauh jauh pikirannya.

"Arga, Kamu duduk di sebelah Aleta".

Ucapan pak Chiko berhasil membangunkan Aleta dari lamunannya yang gak jelas.

Aleta melebarkan matanya, seperti masih ragu apa yang di katakan pak Chiko tadi.

" apah pak!!. Dia duduk di sini..? Gak... gak.."ucap Aleta tidak trima.

Pak Chiko menyipitkan martanya seperti memberi kode tegas Aleta untuk meng" Iya" kan.

"Tapi pak... Inikan tempat duduk Salwa" protes Aleta mencari Alasan.

Mendengar ucapan Aleta,Salwa menggangguk Mantap Meng "Iya"kan

"Salwa kamu pindah kedepan. " Ucap pak Chiko dingin.

Mendengar ucapan Pak Chiko, sontak Salwa terbelalak kaget,

"Loh.. kok jadi saya pak...? Aleta aja tuh yang pindah. Biar Arga duduk dengan saya Pak." Ucap Salwa sambil cengar cengir ngak jelas.

Sontak satu sekelas menyoraki, bahkan beberapa siswa ada yang melempar kertas ke Salwa.

"Apaan si... Iri aja lo"Ucap Salwa ketus karna tidak trima di perlakukan seperti ini.

"Cepat pindah!!! Atau... "Ucap Pak Chiko terputus.

"Atau apa pak."

"Orang tua kamu bapak panggil. karna kelakuan kamu yang keterlaluan di sekolah"

Mendengar ucapan pak Chiko yang menyangkut orang tua nya. Sontak Salwa terdiam.

Karna jujur. ia tak ingin bersangkutan dengan orang tuanya yang tak pernah menginginkan Salwa lahir kedunia.

"Iya.. Iya pak" ucap Salwa mengalah.

Ta, ini kesempatan lo buat buka hati lo Untuk Arga.Fighting". Ucap Salwa memberi semangat sebelum akhirnya melangkah maju ke bangku depan yang masih kosong.

"apaan si. Lo sal,!!! ". Ucap Aleta sebal mendengar ucapan Salwa yang membuat ia mual.

Alga mulai melangkah maju menuju bangku paling belakang bahkan bisa dibilang pojok paling belakang.

"Minggir!!"ucap Alga dingin.

Namun Aleta masih diam membeku. Seperti, sengaja mengacuhkan laki laki yang berdiri di sampingnya.

"Budek ya lo..?

"Eh, Sorry. Lo ngomong sama gue?" Ucap Aleta sambil menoleh kanan kiri seperti mencari seseorang.

Arga menyipitkan Mata,seperti memberi kode keras.

Aleta menarik panjang-panjang nafasnya. kemudian bangkit dan memberikan jalan Arga untuk Masuk.

Karna memang bangku sebelah kanan terhimpit tembok sehingga Arga harus masuk lewat bangku yang di duduki Aleta.

Cukup hening.tidak ada yang memulai percakapan sampai pelajaran pak chiko selsai.

Hingga tiba tiba Arga terfokus pada kalung indah yang melingkar pada leher cewek di sampingnya.

"Nggak salah lagi. Dia memang Putri" ucap Arga dalam hati.

Ia yakin Itu kalung yang sempat ia berikan ke putri sebelum ia pergi ke Amerika.

"Putri Aleta" lirih Arga Sambil menatap tajam cewek cantik di sampingnya.

Aleta yang mendengar samar samar bahwa namanya di sebut. sontak menengok, hingga tatapan mereka bertemu.

Sontak seketika Arga gugup dan memalingkan wajah memandang kekiar jendela.

"lo panggil gue?"

arga menoleh dengan gugup.

"PD banget loh!!" Ucap Arga Cetus.

Arga harus tetap menjaga sikap. Ia harus terlihat dingin Agar Aleta tidak mengenalinya. Bahwa sebernarnya Arga adalah Alvin yang mungkin selama ini dia tunggu.

Arga takut, takut kalo ia mengaku putri akan menanyakan dimana Vero.

Yang bahkan Arga tak tau dimana Vero. Ia benar benar putus kontak setelah insiden yang terjadi di danau 8 tahun yang lalu.

"Put, kalo gue bilang gue Alvin apa lo percaya? Apa pertama kali yang akan lo tanyakan dimana Vero?" ucap Arga dalam hati, hatinya kian sedih mengingat putri yang mengatakan suka kepada vero dan menganggapnya hanya sebatas sahabat.

"Gue nggak Pd kok!!!. gue denger lo manggil nama gue "PUTRI ALETA" ucapnya sambil mengeja pelan namanya.

Bagaimana mungkin ia salah dengar? jelas jelas ia mendengar Arga menyebut namanya.

Aleta menyipitkan matanya menatap Laki laki itu dalam dalam.

"Tunggu-tunggu dari mana lo tau nama panjang gue??? Ucap Aleta sedikit curiga.

"Jangan bilang lo.... "

Degggg!!!! Mata arga melotot Jantungnya siap meloncat keluar.

Bagaimana kalau putri tau kalo ia Alvin. Pikirannya sudah kacau membayang detik berikutnya yang akan terjadi.

Tolong Jujur sama gue Gaa... Jangan bilang lo..." ucap Aleta semakin tajam.

Arga nenutup matanya mendengarkan baik baik detik berikutnya yang akan putri katakan.

"Mata-mata bayaran"Ucap Aleta polos.

Jderrrrr!!!!!...

Arga menarik nafas panjang-panjang berusaha mengatur amarahnya yang kini meluap karna telah menebak yang tidak-tidak.

"Ngaco, loh!!! Buat apa gue mata matain lo.. Liat tuhh!!! Ucap Arga sambil menunjuk nama yang terpasang jelas di dada kanan tertulis dengan rapih "PUTRI ALETA"

"Oh iya, gue lupa." ucap Aleta sambil menepuk jidat.

"Bagaimana kalo kita kenalan dulu, kita belum sempat berbalik sapa" ucap aleta datar.

"Aleta" ucap Aleta sambil menyodorkan tangannya.

1 detik...
2 detik...
3 detik...
4 detik...
Hingga detik ke lima belum ada jabatan dari tangan Arga.

Aleta mendongak menatap laki laki yang ternyata kini telah asik memainkan Handpone lengkap dengan Aerphone yang terpasang di telinga seperti tengah asyik mendengarkan sesuatu.

"Ih... Gue lagi ngomong sama lo........ ". Ucap Aleta merengek sambil merepas aerphone yang sekarang melingkar di leher Arga.

"Apaan si!!!!!" Ucap Arga dingin karna tiba tiba dia melepas aerphonenya.

"kita kenalan dulu, Aleta." ucap Aleta sambil memegang tangan Arga.

Sontak Arga terkejutt dan diam sesaat sebelum Aleta menyadari lamunannya.

"Kok diem aja"

"Lepas!!! Ucap arga dingin sambil menarik paksa tangannya.

Aleta memanyunkan bibirnya mendapat perlakuan kasar dari Arga. Benar benar bertolak belakang dengan apa yang salwa katakan kepadanya.

"Ya udah kalo gak mau, Emang gue serius minta temenan sama lo?? Eh, gue cuma ngecek aja kali.bisa aja lo cuma main main sekolah disini. " gerutu Aleta pelan sebelum akhirnya berdiri dan hendak berjalan meninggalkan arga.

Hingga tiba tiba.

Tunggu!! Ucap Arga sambil menarik pergelangan Aleta cukup kuat hingga terasa sedikit sakit.

"Arga" ucap Arga sambil menjabat tanga Aleta.

Sontak Aleta terpaku diam melihat kelakuan Arga sambil menaikan sebelah alisnya.

Boleh gue panggil Lo Putri.??

"Nggak!!!!" Ucap Aleta tegas.

"Kenapa?"

'Gak ada yang boleh panggil gue putri selain mereka"

Mendengar ucapan Aleta,Arga menyipitkan kedua matanya.

Apa yang dimaksud Dirinya dan vero? Ucap Arga dalam hati.

🌹🌹🌹🌹

Tunggu lanjutannya ya....
Moga suka 🙏







PUTRI ALETA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang