.Caffetaria.

243 10 6
                                    

Aleta terus mengedarkan pandangannya.
Menatap satu-persatu barang yang tertata rapih nan indah, dengan disertai lukisan pemandangan dan alunan musik yang sedikit menggema membuat Tempat ini
Terasa nyaman.

"ini dimana ? " tanya Aleta  yang kemudian duduk di sofa, di susul dengan Arga.

Tak ada jawaban dari Arga, karna Ia masih sibuk memainkaan ponselnya dengan earphone yang masih melingkar di kepala seperti sedang mendengarkan sesuatu.

"iiihhh Arga!!!" ucap Aleta merengek sambil merebut ponsel di tangan Arga.

"Apaan si!!  Lo nggak liat, tulisan segede itu??? " ucap Arga dingin.

Mendengar ucapan Arga, Aleta memanyunkan bibir tipisnya.

"Ah siall!!! tu anak kayaknya nggak pernah di ajarin sopan santun deh, sama orang tuanya.!! Kalo bukan karna salwa mau nyariin Alvin buat gua, Gua ogah ngerengek-ngengek kayak anak kecil gini!!!" Umpat Aleta dalam hati.

"Kok gue nggak pernah tau ya ada caffe deket sekolah." Ucap Aleta kaku sedikit menyairkan suasana.

"karna Lo, nggak pernah mengamati di sekitar Lo, Banyak perubahan yang menghampiri lo. Tapi coba lihat, lo nggak peka. " Ucap Arga panjang, tapi seperti tersirat sebuah penekanan.

Aleta menggangkat kedua alisnya, seperti masih bingung dengan perkataan Arga yang sedikit menyindir.

"Udah lupain aja" Ucap Arga sambil menepiskan tanganya keudara.
seperti sedang membuang jauh - jauh pikirannya tadi.

"Baiklah, Mau pesan apa?"  Tanya
Aleta sambil tersenyum tipis sehingga terliat sebuah lesung kecil di sebelah kanan.

"Nasi goreng"

"Minumnya?"

Tak ada jawaban dari Arga,  Ia malah beranjak mengambil sebuah minuman bersoda sambil menunjukan ke Aleta.

Aleta hanya memanyunkan bibir tipisnya mendengar jawaban Arga yang begitu singkat.

"Mas"  Triak Aleta sambil mengangkat tanggannya khas memanggil pelayan.

"Iya, ada yang bisa saya bantu.?" Ucap pelayaan dengan ramah sambil menyodorkan sebuah menu yang tertulis dengan rapih.

"Saya pesen nasi goreng satu, sepagetty satu,  jangan pedes. Burger satu, jangan di kasih sayur. Sama bakso satu.,jangan pedes juga. Minumnya jus Alpukat diatasnya ksih es cream sama susu coklat ya." Ucap Aleta panjang lebar.

"Bussettt! Lo mau makan segitu banyakk?? Tanya Arga kaget matanya membulat seperti tak percaya.

"Iya kenapa? Kaget?  Gue laper tau. "
Ucap Aleta polos.

Arga hanya menggeleng nggelengkan kepala tak percaya.

"Iya, Terserah lo. Yang penting di habisin. "

Belum sempat pesanan datang, tiba tiba Seseorang datang Menggebrak Meja dengan keras membuat Aleta tersontak kaget.

Beruntung keadaan caffe tidak begitu ramai seperti biasa, sehingga tidak ada orang yang terkejut karna pukulan meja yang cukup nyarinng.

"Rayyan?" ucap Aleta dingin. Matanya membulat, Memancarkan catapan kebencian yang begitu dalam.

"Ta, ikut gue, Gue perlu bicara sama lo, Gue minta maaf." Ucap Rayyan memohon.

Mendengar ucapan Bara,  Aleta hanya tersenyum sedikit meremehkan.

"Lo nggak malu dateng dateng langsung kayak gini? Udah berapa kali si gue bilang , Gue nggak akan pernah maafin lo, apa lagi balikan sama lo!!" Ucap Aleta dingin. tangannya mengepal dan emosinya memburu ketika tatapan Rayyan semakin kuat.

PUTRI ALETA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang