"Thanks ya, Ka. Lo baik deh."
"Ma, Arka berangkat. Assalamualaikum," ucap Arka tak lupa mencium tangan kanan Cika.
"Waalaikumsalam. Hati-hati di jalan, jangan ngebut," jawab Cika.
"Siyapp Ma."
Arka berjalan menuju bagasi dan langsung menaiki motornya, Arka menghidupkan motor dan langsung tancap gas menuju sekolahannya. Setelah beberapa menit di jalan akhirnya Arka pun sampai, seperti biasa Arka datang ke sekolah terlambat, tetapi tak lama kemudian Arka melihat Keysa lari-lari secepat kilat menuju depan gerbang, karena takut terlambat, tetapi apalah daya gerbang sudah tertutup itu tandanya Keysa terlambat. Arka terkejut akan kedatangan Keysa, tak menyangka bahwa murid seperti Keysa akan terlambat.
"Aduhh terlambat kan," resah Keysa.
"Gak nyangka ya cewek kayak lo bisa telat juga," ejek Arka.
"Serah gue lah."
"Heh lo pasti tau jalan pintas buat masuk kan, kasih tau gue di mana tempatnya, gue gamau di hukum," lanjut Keysa.
"Lo yakin mau lewat jalan pintas ?" tanya Arka.
"Iya yakin, ayo cepetan."
"Ikut gue."
Akhirnya mereka telah sampai di depan dinding tinggi, Keysa pun terkejut apa ini jalan pintasnya. Jika benar Keysa tidak akan bisa memanjat dinding setinggi ini.
"Kenapa lo cengo gitu ?" suara Arka membuyarkan lamunan Keysa.
"Tinggi banget woii, kagak mungkin bisa manjat gue."
Arka berjongkok di depan dinding itu.
"Naik ke punggung gue," perintah Arka.
"Lo gila, gue bisa jatuh."
"Ahh lo ribet amat, gak bakal jatoh. Udah cepet naik."
"Iya deh iya," pasrah Keysa, "Ehh, awas aja kalok lo sampe liat ya," tambah Keysa mengingatkan Arka, karena Keysa memakai rok.
"Yakali gue liat, kaga nafsu gue."
Keysa menaiki punggung Arka, dan Arka berdiri perlahan-lahan takut jika Keysa akan terjatuh. Kesya sudah sampai di atas pagar dan duduk sebentar menunggu Arka.
"Arka cepetan naiknya, gue takut," teriak Keysa.
Arka sudah sampai di atas dinding, hal itu membuat Keysa cengo, segitu gampangnya dia manjat.
"Ayo," ajak Arka sambil menggandeng tangan Keysa. Perbuatan Arka membuat Keysa panas dingin dan deg-degan.
"Lewat mana, Ka ?" tanya Keysa.
"Tuh di pojok ada tangga," tunjuk Arka.
"Gila lo udah nyiapin tangga di belakang sekolah."
"Bukan gue, itu anak-anak yang naroh."
"Ohhh."
Mereka pun sampai dan segera turun lewat tangga bambu itu.
"Akhirnya turun juga, gila gue udah deg-degan di atas tadi."
"Crewet banget sih lo."
"Mulut-mulut gue kenapa lo sewot," oceh Keysa dan langsung meninggalkan Arka.
Mereka berdua jalan dengan sangat hati-hati takut jika ketauan dengan Bu Astri. Saat mereka berdua jalan santai tapi tetap hati-hati, di depan mereka sudah ada Bu Astri. Bu Astri melihat keberadaan Arka dan Keysa. Bu Astri berjalan menghampiri mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA
Roman pour AdolescentsArka Emilio Grisham, anak pemilih sekolahan yang di cap sebagai cowok muka tembok oleh Keysa dan Arka juga memberi nama yang pas untuk Keysa, yaitu cewek bar-bar. Tapi siapa sangka bahwa seiring berjalannya waktu Arka menyukai Keysa. Tetapi, sangat...