Lelah, satu kata itu yang mengambarkan kondisi perasaan jiyeon saat ini. Seharian mencari pekerjaan namun semuanya ditolak. Terkadang mereka belum sempat melihat cv nya sudah langsung ditolak.
'Hurf' jiyeon meringis ketika melihat isi dompet nya yang hanya terisisa 50 ribu dan harus cukup sampai besok. Jiyeon mengeluarkan uang itu dari dompet berniat membeli minuman pelepas dahaga karna sedari tadi tenggorokan nya terasa kering. Tanpa sengaja seseorang menyengol lengannya membuat uang itu terjatuh dan tertiup oleh angin. Jiyeon berusaha mengejar uang itu namun angin tak kunjung berhenti. Membuat jiyeon ingin menanggis saat itu juga. Mengapa angin pun seolah mempermainkannya. Seseorang yang menyengolnya tadi sedang berdiri di ujung sana mengawasi jiyeon
'Haha kita lihat sejauh apa kau bisa bertahan dari kekerasan kepala mu itu'
🍂🍂🍂
Kyuruk ~
Jiyeon menutup perutnya malu. Orang orang yang berlalu lalang menatapnya iba. Bahkan ada yang memberinya roti.
'Bukahkah aku sudah seperti pengemis 😢'
Jiyeon berjalan cepat menuju ke apartement nya, mungkin saja hanya dengan tidur dan minum air putih yang banyak akan menjadi kenyang pikirnya.
Tunggu dulu, kenapa semua barang nya ada di luar. Dan siapa orang orang berpakaian hitam yang mengeluarkan barang nya dari dalam apartement.
"Yakkk siapa kalian beraninya menyentuh barang barang ku. Hey hentikan brengsek" jiyeon menarik barang yang mereka pegang
Tiba tiba bibi kim pemilik apartement keluar dari dalam sana. Jiyeon buru buru menemuinya
"Bi ada apa ini. Cepat jelaskan padaku kenapa paman paman gila ini mengeluarkan semua barang ku"
"Siapa yang kau bilang gila ? Kau ini lupa atau pura pura lupa. Sudah 2 bulan tidak bayar uang kontrakan"
"Bi bukankah aku berjanji akan membayarnya minggu depan"
"Aku terlalu muak mendengar omong kosong mu. Mau bayar pakai apa, sekarang saja kau penganguran" ejek bibi kim membuat jiyeon meringis, benar bahkan hingga hari ini ia tidak mendapat satu pun pekerjaan terlebih uang untuk nya bertahan hidup telah hilang ditelan angin
"Bi bisa beri aku kesempatan lagi?" Jiyeon memelas
"Tidak ada. Cepat pergi dari sini. Bawa sana barang barang mu"
"Ini terlalu banyak, aku hanya akan membawa sebagian. Dan sebagian lagi akan ku ambil nanti" ujar jiyeon lemas. Jujur saja sedari tadi ia belum makan sedikitpun. Bahkan bibir nya sudah pucat
Jiyeon melangkah dengan langkah yang berat
'Tuhan cabut saja nyawa ku sekarang' lirihnya
Jiyeon merasa pandangan nya mengabur dan kepala nya terasa pusing. Nafas nya mengebu, ketika kesadarannya mulai menghilang. Samar samar jiyeon melihat seseorang menangkapnya sebelum jatuh ke aspal.
🍂🍂🍂
Sehun memandangi wanita di depannya dengan pandangan yang sulit diartikan.
'Kenapa kau ini keras kepala sekali. Kau tau aku begitu mengkhawatirkan mu. Kau selalu bisa membuat ku berdebar debar. Dan membuat ku bertingkah gila'
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard
Romance"Ji ... maukah kau menjadi kekasih ku?" "Kau punya kaca ?" "Untuk apa ?" "Berkaca lah, memangnya kau pantas untuk ku?" Lihat saja suatu saat aku pasti bisa menaklukkan mu 🙄