Doctor in The Clinic

1.4K 155 21
                                    

Malam ini irene ingin membuktikan bahwa dugaan jaehyun salah besar. Ia berusaha menerjang dinginnya udara musim dingin untuk menuju klinik yang tak terlalu jauh dari restoran. Kaki dan tangannya kaku, bibirnya bergetar hebat padahal ia sudah memakai banyak lapis baju. Irene mempercepat langkahnya untuk sampai di tempat yang dituju sebelum ia menjadi batu es di trotoar.

Sesampainya di klinik ia segera masuk kedalam dan mengambil nomor antrean. Ramai orang di musim dingin, biasanya karena banyak orang yang sakit flu. Sebenarnya irene tidak mau menyebut tempat ini klinik, lebih suka menyebutnya tempat praktik dokter karena hanya ruko kecil di pinggir jalan.

"Nona irene!" teriak salah satu perawat.

Untung saja irene hanya butuh uji urin dan konsultasi jadi mungkin tak akan lama. Tak perlu antre lama seperti orang lain yang sakit.

Irene masuk ke dalam ruang dokter dengan kikuk, tak tahu bagaimana cara menjelaskan pada dokter apa yang ingin ia periksakan. Dirinya masih malu jika tiba-tiba bilang untuk tes kehamilan.

"Nyonya, apa keluhanmu?" tanya dokter yang berjaga.

"Eemm sebenarnya aku hanya butuh uji urin, dok.." kata irene dengan malu-malu.

Dokter itu mengerti dan tersenyum. "Apakah kau ingin tes kehamilan, nyonya?"

Irene mengangguk. "O iya dok, sebelumnya aku sudah mengujinya dan hasilnya negatif." irene memberikan testpacknya pada dokter.

"Hahaha nyonya masih saja malu-malu, saya maklum memang biasanya yeoja yang datang kemari malu-malu memiliki masalah yang seperti nyonya alami. Baiklah, nyonya bisa ke toilet mengambil sempel urinnya terlebih dahulu..."

Irene mengangguk saja mengikuti instruksi dokter. Jujur saja irene kurang nyaman jika ada tampung menampung urin, ini hal yang dibencinya karena butuh waktu dan sedikit susah. Kebetulan irene belum minum dari tadi sore, mungkin itu akan sedikit membantu keakuratan testpack.

Tak berapa lama irene keluar dengan segelas kecil cairan berwarna kuning yang tak terlalu kuning sebenarnya. Dokter langsung mengambil sampel urin itu.

"Nyonya, tanggal berapa nyonya terakhir kali menstruasi?" tanya dokter.

"Eeemm mollayo haha, aku tidak pernah mengingatnya dengan jelas, dokter..."

Dokter pun ikut tertawa mendengar penjelasan dari pasiennya. Dokter itu bernama kang minhyuk, salah satu dokter di seoul yang terkenal dengan ketampanannya. Namun walaupun tampan, ia tak sombong dan sangat ramah pada pasiennya.

"Nyonya, ada berita bahagia. Hasilnya positif." kata dokter yang memberikan testpack pada irene.

"Mwo?? T-tapi, tadi hasilnya negatif? Bagaimana bisa dokter? Aku sudah minum obat anti kehamilan sebelum berhubungan. Kurasa hasilnya salah..." sanggah irene.

"Lho, nyonya ini bagaimana. Banyak orang yang justru bahagia dengan berita seperti ini. Obat anti kehamilan itu seharusnya diminum maksimal 2 jam sebelum berhubungan intim, kalau sudah lebih dari itu ya tidak berfungsi lagi. Dan setelah saya lihat, testpack yang anda pakai sebelumnya memang sudah kadaluarsa."

......

Malam ini tangisnya pecah, ia duduk di bangku taman kecil sambil meratapi nasibnya. Merasa dirinya kotor dan pastinya tiada lagi yang mau menikah dengannya. Bagaimana caranya menyembunyikan perutnya yang membesar? Bagaimana caranya menyembunyikan suara tangis bayinya yang kencang? Bagaimana menghentikan pikiran buruk dari orang lain jika bayinya lahir tanpa ayah?

Tangisnya kencang dan terus memikirkan hal yang tidak-tidak. "Hiks... Hiks.... Eottokhae?!"

"Irene... Kenapa kau menangis?"

BETWEEN US [SEULRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang