the story of old building

1.5K 137 6
                                    

Setelah bertemu dengan tiffany kini perasaan irene jadi lebih lega, ia tak terlalu khawatir jika sunmi akan mencarinya karena memang saat ini tak ada tindakan apapun yang dilakukan sunmi. Dan satu lagi, irene merasa aman saat tiffany ada di pihaknya. Satu orang lagi yang bisa melindunginya selain taeyeon.

Pagi ini irene melangkahkan kakinya menuju sebuah tempat yang tak banyak diketahui orang bahwa itu adalah tempatnya dulu. Ya, irene telah sampai di daegu pukul tujuh pagi tadi. Berdua dengan lami yang membantunya membawa tas gendong warna hitam.

"Unnie, pagar besinya tidak dikunci!"

Lami dan irene memandang dari bawah ke atas gedung yang sedikit terbakar itu. Pagar besinya yang tinggi sudah dipenuhi karat dan membuat tangan siapapun yang memegangnya menjadi kotor. Irene lebih memilih sedikit menendang pagar itu menggunakan kakinya yang bersepatu kulit hitam.

"Uhukk uhuukk!! Debunya banyak sekali." irene mengeluarkan masker dan memakainya.

"Setelah puluhan tahun akhirnya kau kembali ke tempat ini unnie, besar sekali gedungnya." kata lami.

"Appa terpaksa membakarnya agar mendapat asuransi. Kami benar-benar miskin saat itu. Ya Tuhan..." irene menggelengkan kepalanya saat melihat langit-langit gedung yang nampak keropos dan kotor.

"Ayo kita cari akta tanahnya dan pergi dari sini, unnie."

Irene mengangguk dan mengajak lami menuju lantai dua, tempat dimana appanya bekerja dulu. Sejenak irene flashback ke masa lalu saat gedung ini masih sangat bagus dengan lantai dan dinding marmernya, tapi sekarang semua itu berubah menjadi hitam. Tak ada lagi orang yang membungkuk pada tuan putri kecil yang dulu sangat disegani para karyawan.

"Aku ingat dulu ada di meja ini." kata irene sambil membuka laci satu per satu.

"Oh apakah di dalam map biru itu?" lami menunjuk ke salah satu map yang tertata rapi di samping meja.

Irene sedikit berjinjit untuk mendapatkan map itu dan benar saja, saat irene membukanya di dalam terdapat surat-surat penting perusahaan, salah satunya akta tanah.

"Oh ada brankas disini, unnie. Lihatlah, apa kau tahu kodenya?" tanya lami.

"Hmmmm tunggu sebentar. Sepertinya aku tahu..." irene sedikit mengingat lagi.

"Pasti isinya sangat penting dan mahal."

"Tanggal lahirku! Coba masukkan tanggal lahirku."

Lami mencoba memutar kuncinya dan terbuka. Sebuah kotak warna silver itu terbuka dan memperlihatkan banyak timbunan emas di dalamnya. Sungguh beruntung, mata mereka berbinar lalu mengambil semua emas itu untuk dimasukkan ke dalam tas besar mereka.

"Heol! Ternyata dulu unnie sangat kaya. Mengapa ada banyak emas disini?" tanya lami.

"Saat krisis moneter emas ini sangat membantu negara kita. Kau mana tahu, kau kan belum lahir." jawab irene.

"Jadi itulah alasan kalian menimbun emas sebanyak ini? Beruntung sekali kita karena belum ada yang mengambilnya." kata lami.

Setelah puas mengambil semua emas itu, lami menyiapkan sepotong kardus untuk mereka berdua duduk. Lumayan lelah menelusuri gedung tua yang dianggap angker oleh warga sekitar. Tapi sebenarnya tidak angker, buktinya dari tadi mereka disana baik-baik saja.

Irene menyandarkan punggungnya di tembok dan memegangi punggungnya yang sakit. Mungkin karena hamil jadi lebih mudah lelah.

"Mau aku pijat unnie? Seharusnya tadi aku saja yang masuk ke dalam. Unnie tunggu di cafe depan gedung."

"Mana mungkin aku membiarkanmu masuk kesini sendirian."

......

Butuh waktu yang lama bagi sunmi untuk pulih dari sakitnya pasca kuretase, alhasil sekarang ia masih ada di atas ranjang putih yang berbau obat itu. Sunmi terlihat sibuk memainkan pulpen dan kertas yang ada di hadapannya.

BETWEEN US [SEULRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang