Jam 10 malam, kami baru saja makan malam dan sekarang sedang menuju hotel tempat kami beristirahat
Setelah dalam bis kami mendapatkan nomor kamar masing-masing akhirnya aku mendapatkan kamar paling ujung bersama Sekar, Raya, dan empat lainnya
Untung mereka adalah teman yang bisa dekat denganku selain Sekar dan Raya
Kamar perempuan dan laki-laki ada di gedung berbeda, gedung perempuan ada di depan sedangkan untuk laki-laki ada di belakang kami. Terpisah oleh kolam renang di tengah-tengahnya
Setengah jam akhirnya kami baru sampai di hotel dengan keadaan kelelahan
Kami masuk ke dalam kamar, membagi giliran untuk membersihkan diri dan aku mendapat giliran terakhir dan sendiri
Maksudku, kamar mandinya ada dua jadi aku yang terakhir sendiri karena kami ganjil
Dan saat aku sudah selesai bersih-bersih, semua teman sekamarku telah tidur, bagaimanapun itu jam 11 pasti mereka kecapean
Dengan malas, aku gantung handukku di dekat jendela yang setengah terbuka, dan saat aku ingin menutup jendela itu, aku tertegun
"JINGGA!! Oi! Belom tidur lo?! Sini temenin gua jalan-jalan!!" itu Senja, dan aku geleng-geleng kepala karna ulahnya
Dengan mengendap-endap karena tidak ingin membangunkan yang lainnya aku ambil sweater ku dan pergi keluar kamar
"Ya ampun Senja! Lu tuh ngapain malem-malem di gedung cewe?!"
Senja tersenyum begitu lebarnya sampai gusi atasnya terlihat sedikit, "Buat ketemu lo."
"Ngapain?"
"Tadinya sih gua mau ngambil botol, tapi ga jadi deh, gua lebih milih jalan-jalan malem di Yogya, kan ga sering gua di sini."
"Jalan-jalan?" dia mengangguk, "Kemana?"
"Gua tadi nyari di mbah google ada mini market atau kedai yang buka 24 jam deket sini ga, eh ternyata ada. Tapi.. Itu kedai kopi biasa, outdoor, lo mau ga nemenin gua?"
Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah aku dengar dari seorang Senja
"Ya udah kalo lo ga mau mah."
"Iya iya gue ikut, ngambek mulu kerjaannya." akhirnya kami pun berjalan berdampingan, "Lu bawa kamera?"
"Pastilah, Yogya kan spot foto terkeren buat gua."
"Oh."
"Eh iya, Jing,"
"Lu tuh kalo manggil gue yang lengkap, atau belakangnya kek. Jangan manggil gue gitu, dikira anjing nanti gue."
"Cerewet banget lo ye. Gua mau nanya nih. Lo ada hubungan apa sama si Arya?"
"Hubungan?" pertanyaan macam apa yang kamu lontarkan Senja
"Abisnya," dia menggaruk tengkuknya, "Gua liat si Arya protektif banget ke lo."
Kamu cemburu?
"Engga ah, jangan mikir yang engga-engga deh, itu bukan kedai kopinya?"
"Iya iya, yuk." kami langsung duduk di salah satu meja di sana, "Lo pesen apa?"
Aku lihat-lihat buku menu, "Mochachino aja deh."
"Oke, mochachino nya dua, juga sponge cake nya dua."
"Baik, sepuluh menit lagi pesanan siap." kata pelayannya
"Eh, gue ga pesen sponge cake loh."
"Udah, gua yang traktir semuanya, ini kan juga gua yang minta buat di temenin."
Lampu-lampu taman di sekitar sangat indah, apa lagi Senja juga ada di sini, bersamaku, di depanku, sambil tersenyum menatapku pula, "Kenapa sih liatin gue segitunya? Cantik?"
"Iya." aku tersenyum menatap bintang, saat itu keluar suara jepretan dari depanku
"Senja! Lu motret gue ya?!"
"Hehe kenang-kenangan."
"IH SENJA!!"
Malam Yogya yang indah, bertabur bintang yang berkelap-kelip dengan cantiknya membuat ku tidak akan lupa dengan malam ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Yogyakarta ✔
Ficțiune adolescențiHidup itu penuh kejutan bukan? Ya, aku yakin kalian punya pikiran yang sama denganku Cerita ini berawal dari sebuah Study Tour sebuah Sekolah Menengah Atas, sebuah cerita tentang haru birunya masa putih abu-abu yang akan segera berakhir Cerita te...