0.3

82 6 0
                                    

"Ayah nanti ke sekolah ya, mau lunasin uang study tour."

"Ya ya,"

"Nanti ayah telepon lagi."

"Okay,"

"Dah."

Ayah langsung mematikan sambungan sepihak saat Sekar dan Raya baru saja datang setelah memesan makanan di ruko-ruko kantin

Akhir-akhir ini banyak jam kosong karna ulangan akhir semester baru selesai, jadi mungkin guru-gurunya juga pada malas ngajar

"Lu mesen batagor kan? Nih, nanti minumnya di bawain, soalnya tadi penuh parah." kata Raya sambil menaruh piring di depanku

"Eh, tengki banyak ini mah. Hehe. Berapa?"

"Biasa, ceban."

"Oke oke, sekali lagi tengki ya." jawab ku sambil memberikan uang sepuluh ribu

"Iya nyelo ae."

"Jingga," sekarang Sekar yang berbicara

"Apa?"

"Itu, si Senja dari tadi ngeliat ke lu mulu."

Aku melirik sekilas Senja yang langsung gelagapan setelah di lihat olehku, aneh, "Biasa kali, dari dulu juga dia kaya gitu kan? Udah lah ga usah di peduliin si Senja mah."

"Lu suka kan ke si Senja?" tanya Raya yang langsung membuatku keselek

Untung saja setelah itu si tukang minuman datang membawakan minuman kami

"Gue? Ya kali!" aku ga berbohong, aku emang ga suka, aku cinta

"Halah boong banget."

"Yeu pada ga percayaan banget sama gue?!"

"Kita liat nanti ya, Ga. Kalo ternyata lu emang suka sama dia, lu traktir kita. Gimana?" usul Sekar kelewat antusias suaranya saja bisa kedengaran ke seluruh kantin dan aku mengiyakan

"Oh, Jingga bisa suka sama cowo? Gua pikir ga bisa." Senja tiba-tiba sudah duduk di sebelahku

Oke Jingga, tetap tenang, tetap cool, tetap santai

"Emang lu pikir gue apaan?"

"Lesbi."

"Eh sumpah lu ya ngeselin parah!!" aku dorong pelan bahunya dan dia malah tertawa

"Minta dong." dan seenaknya dia mencomot batagor, itu batagor terakhir aku, ya ampun Senja

"Ja! Batagor gue gusti.."

"Ya ilah pelit banget lo, masih mau? Nih ambil di mulut gua nih ambil."

"Senja, lu jorok parah sih!!" dan dia tertawa, kadang ketawa nya bukan bikin kesel, bukan bikin ngakak, malah bikin baper

"Minuman lo kan?" dan aku mengangguk, "Minta minta, gua seret."

"Eh sedotannya balikin pe'a!! Ah si Senja!" dan dia meminum sampai setengah gelas

"Makasih." dia menepuk-nepuk kepala ku dan berlari keluar dari kantin

"Senja bayarin setengahnya anjir!"

"GA MAOO!!!"

Sekar dan Raya tertawa, senang sekali mereka melihat kami bertengkar

Dengan muka sebal aku langsung meminum minuman ku sampai habis

"Cie jingga."

"Apaan sih, Kar?"

"Minum dari sedotan yang sama,"

"Ciuman ga langsung." kata Raya melanjutkan

Dan tawa mereka meledak lagi, tuhan, aku lupa beneran kalau sedotannya bekas si Senja

Tring

Terimakasih ayah, kalau ga ada ayah, aku gatau bakal jadi apa

"Gue duluan ya, gue mau jemput bokap, dah manteman."

"Sono sekalian susulin si Senja."

"Ih mbung!!"

Yogyakarta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang