Murad VI : Don't make me curious, Moza Wonwoo

24.8K 2.8K 506
                                    

"DIMANA makan malam untuk ayah dan ibuku?!"

Suasana malam dipenjara bawah tanah Kerajaan Mehrdad, Pangeran Madani Seokmin Raavi Marusai mencengkram erat jeruji besi dan menatap para penjaga tajam. Hari hampir larut malam tetapi pelayan dapur yang biasa mengantarkan makan malam kini tak muncul. Jelas Seokmin sangat marah.

"Pengawal di pintu masuk menuju penjara menahannya, mereka bilang, Pangeran Moza membuat Raja Murad kecewa."

"Kecewa?! Memang apa yang dilakukan kakak ku di atas sana?!"

Ya, Seokmin dan keluarganya tidak tahu jika sang kakak telah dinikahi oleh raja. Berita pernikahan sengaja tidak disampaikan pada keluarga Wonwoo karena itu akan mendapatkan penolakan besar sebab ia mau dinikahi oleh diktator buas seperti Murad tetapi Yang Mulia Raja Garda Yunho Marusai tidak lah bodoh, sebagai seorang raja yang kuat dan bijaksana, ia jelas tahu bagaimana keturunan keluarga Kerajaan Zirair jika sudah mengkudeta suatu wilayah, mereka akan menikahi anggota kerajaan tersebut sebagai bukti kekuasaan mereka. Tradisi ini tak hanya dilakukan oleh Kerajaan Zirair, seluruh kerajaan di dunia pun ikut melakukan tradisi itu.

Dari saat kedatangan Raja Zirair baru itu, Yunho sudah mencium niat lainnya, selain merebut posisinya yakni dengan menikahi putra sulungnya yang dikenal sangat sulit didapatkan. Tak hanya Yunho, Ratu Gantari Jaejoong Javas juga sudah menduga akan ada pernikahan setelah perebutan tahta kerajaan.

Tak ada yang bisa mereka lakukan, semua ini tergantung pada putra mereka tercinta, jika Moza menerimanya dan menyanggupi segalanya, Jaejoong tidak bisa berbuat apa-apa. Ia tahu, putranya melakukan semua ini untuk melindungi keluarganya. Naluri seorang ibu tidak pernah salah, terlebih Pangeran Moza Wonwoo dikenal sangat dekat dengan ibunya. Mereka bagaikan pinang yang dibelah dua.

Namun, Garda Yunho Marusai terlihat belum bisa menerima jika benar Murad menikahi putranya. Ia tidak bisa menyembunyikan raut kecemasan diwajahnya, cemas jika putranya mengecewakan Murad dan berakhir mendapat hukuman karena ia sangat tahu sikap putranya, sangat keras dan juga tidak bisa diperintah.

"Madani, sudah lah. Ayah dan ibu tidak apa-apa."

Yunho membuka suara, menengahi emosi Seokmin yang membludak pada penjaga. Mendengar Raja Mehrdad sebelumnya itu berbicara, Seokmin segera berbalik dan menatap sang ayah dengan tatapan mengerti.

"Ayah, apa yang ayah pikirkan? Ayah dan ibu harus mendapatkan makanan malam ini! Tak apa aku dan Mattheo kelaparan, asalkan kalian bisa tidur dengan perut yang kenyang didalam tempat tidak layak ini!"

Si bungsu Chan yang berada di pelukan sang ibu mengangguk setuju dengan ucapan kakaknya, sama seperti sang kakak, kedua pangeran itu sangat mengutamakan keadaan kedua orang tua mereka ketimbang diri mereka sendiri.

"Mattheo,"

Kini giliran sang ratu yang membuka suara, ibu cantik tiga anak itu mengusap pucuk kepala putra bungsunya penuh kasih sayang. Gantari Jaejoong Javas diakui sebagai ratu yang pemberani tetapi jika sudah dihadapkan dengan anak-anaknya, ia berubah menjadi sangat lembut.

"Terkadang kita harus menerima apa yang terjadi pada hari ini, kita menerima bukan berarti kita lemah dan menyerah tetapi karena kita masih cukup kuat untuk menghadapi hari esok, selama kita tetap bersama, ayah dan ibu akan baik-baik saja."

Ucap Jaejoong dengan senyuman manisnya, ibu ratu itu membuka tangan kanannya dan menatap putra tampan keduanya. Tatapannya terlihat teduh.

"Kemari lah nak, beri ibu pelukan agar ibu bisa bertahan."

Bohong jika hati Yunho tidak teriris melihat raut wajah tenang istrinya, manusia mana yang bisa bertahan hidup tanpa makan dan minum? Jaejoong mengatakan itu agar kedua putranya tidak cemas, sungguh, Yunho sangat bersyukur memiliki istri yang pengertian dan juga sangat menyayangi keluarganya.

[✔] MURAD (GOD MAGNI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang