Murad XXIX : Neva and Kalani launch an attack

16.3K 1.9K 516
                                    

DI PAGI yang cerah di negeri Gaoqi, seorang pria manis yakni Neva Minghao Xureat melangkahkan kakinya menaiki anak tangga yang membawanya menuju lantai atas, kamar Sang Kaisar. Pria manis itu memasang wajah dinginnya dan membawa semangkuk ramuan berwarna hijau memasuki kamar, didalam kamar, Kaisar Murai yang sempat dinyatakan pergi meninggalkan dunia terlihat terbaring lemah di atas ranjang dengan kedua tangan yang dilipat diperut kotak-kotaknya. Ya, Junhui hanya mengenakan celana hitam bahan tanpa atasan menutup tubuh atletisnya. Banyak luka tusukan ditubuh sang kaisar dan Minghao menatap luka tersebut tajam seolah tersirat penuh dendam.

"Murai, aku bawakan ramuan pemberian Ratu Kalani. Aku harap, hari ini kau bisa bangkit kembali."

Tak ada jawaban dari Junhui karena memang selama lima bulan ini, ia hanya bisa berbaring lemah dengan mata yang tertutup rapat. Detak jantungnya kembali terdengar dan deruan nafas kembali terasa meskipun keduanya sangat pelan. Sungguh, racikan ramuan Ratu Kalani Jihoon Isaura memang lah diluar dugaan. Sangat kuat dan bisa membuat Junhui kembali dan kini pemimpin Gaoqi itu seolah sedang sakit. Istri Raja Arghani itu dikenal dengan obat-obatan mujarabnya dan ramuan yang Jihoon berikan pada Minghao adalah ramuan yang hanya ada satu di dunia ini, yaitu ramuan kebangkitan.

Minghao meneteskan ramuan di mangkuk perak yang ia bawa ke dalam mulut Junhui sampai ramuan itu habis lalu menaruh mangkuk tersebut di atas laci sisi ranjang. Pria manis itu menatap sang kaisar sendu lalu menenggelamkan paras cantiknya di dada bidang Junhui. Tangan rapuhnya mengelus lembut dada pemimpin Gaoqi itu dan setetes air mata lolos dari mata indahnya.

"Murai, aku tidak akan pergi meninggalkan kerajaan ini sampai kau bangkit dari tidur nyenyak mu."

"Lalu kapan kau akan melaksanakan tugas mu, Neva?"

Mata Minghao mengerjap dan dengan cepat ia bangkit lalu berbalik ke belakang, matanya terbuka lebar kala melihat seseorang yang tak terduga muncul dari pintu masuk kamar dengan wajah dingin dan tatapan tajamnya.

"Ratu Kalani?! Kapan kau—"

"Neva, kita sudah membuat perjanjian bukan? Jangan katakan bahwa kau melupakan bagian itu?"

Ucap Jihoon santai lalu mengambil duduk di kursi yang menghadap pada ranjang besar mewah milik Kaisar Murai, Minghao terdiam, ia meneguk salivanya dan berjalan menghampiri Jihoon yang sedang menyilangkan kaki serta tangannya di dada.

"Aku tidak lupa, aku selalu ingat."

Kini kedua pria manis itu sudah saling berhadapan, Jihoon yang duduk di kursi dan Minghao yang berdiri dengan manik tajam namun tetap terlihat sendu lalu istri Raja Hangga itu tertawa remeh dan mengangkat kepalanya.

"Bagus, kini jawab pertanyaan ku. Kapan kau akan melaksanakannya?"

"Aku berpikir untuk melaksanakannya—"

"Saat Murai pulih? Astaga Neva, ku pikir kau mengutamakan janji mu dari pada cinta mu?"

Mata Minghao membelalak mendengar ucapan Jihoon sedangkan ratu mungil itu bangkit dari duduknya dan maju satu langkah mendekati Minghao. Manik indahnya terlihat tajam lalu ia melanjutkan ucapannya yang sukses membuat Minghao terkejut namun tak lama pria manis itu mengangguk siap dengan manik tajam dan tangan yang mengepal.

"Kalau begitu, lakukan sekarang bersama ku dan jangan sampai Hangga tahu rencana ku."

•••

Bulan berganti dan keadaan mulai membaik, dari Ratu Moza yang terus-terusan mencoba melukai dirinya hingga berakhir dengan mengakhiri hidupnya, kini berubah menjadi Ratu Moza yang sangat menjaga kandungannya. Pancaran keibuan dari diri Wonwoo semakin terlihat bahkan terasa, setiap matahari terbit hingga terbenam, ratu cantik itu selalu bersenandung merdu sambil mengusap perut besarnya. Nyanyian merdu yang ia nyanyikan ditujukan untuk sang bayi agar kelak lahir dan tumbuh nanti, si bayi menjadi anak yang baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Sungguh, Wonwoo sangat menyayangi kandungannya. Kini tubuhnya terlihat menggemaskan, dahulu yang terlihat ramping kini berisi dan lebih seksi. Jelas, pesona seorang Moza Wonwoo Zoura Marusai memang tidak ada duanya. Namun harus ingat, jika ratu cantik ini sudah dimiliki oleh raja terkuat didunia. Para raja yang sering mengunjungi Mehrdad untuk sekedar melihat keadaan Wonwoo harus membuat jarak karena takut dirinya menjadi sasaran Raja Murad meskipun raja tampan itu belum juga kembali.

[✔] MURAD (GOD MAGNI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang