Murad IX : Greet King Zabu

20K 2.5K 581
                                    

MATTHEW menuangkan teh hangat pada dua cangkir dihadapannya lalu mempersilakan Wonwoo dan Seungcheol untuk menyicipinya, raja tampan itu dengan senang hati menerima teh hangat yang disajikan Perdana Menteri Zirair dihadapannya sedangkan Wonwoo memilih menyilangkan kakinya dan tangannya di dada lalu membuang wajahnya ke samping. Ia masih merasa kesal karena misinya digagalkan dan kini ia harus memberi penghormatan pada sahabat suaminya itu? Hah, yang benar saja? Maki Wonwoo didalam hati.

"Terima kasih atas teh hangatnya, Perdana Menteri Lamont."

Ucap Seungcheol sembari mengangkat cangkir tehnya lalu menyeruputnya perlahan, Matthew yang berdiri disisi Wonwoo pun membungkuk sopan.

"Itu sebagian penghormatan dari kami untuk sahabat setia, Raja Murad Mingyu Zaviqare."

Seungcheol mengangguk.

"Kalau begitu aku harus mengurus beberapa kerusakan disisi kerajaan, silakan menikmati teh hangatnya, Raja Zabu."

Matthew pun pergi, meninggalkan Wonwoo dan Seungcheol yang masih terlihat canggung di gazebo belakang kerajaan namun sahabat Murad itu memilih membuka obrolan terlebih dahulu dengan senyuman tipis yang dilontarkan pada Wonwoo.

"Kau tidak meminum tehnya, Ratu Moza?"

Mendengar panggilan 'Ratu' Wonwoo pun langsung menoleh dengan tatapan tajam dan tangan yang masih menyilang di dada.

"Ratu? Aku seorang Raja!"

Mata Seungcheol mengerjap, ternyata istri sahabatnya itu lumayan galak juga. Benar apa yang dikatakan orang-orang, Moza Wonwoo Zoura Marusai ini sangat sulit didapatkan hatinya. Tapi.. Mengapa Murad bisa menikahinya? Hmm, Seungcheol menjadi penasaran.

"Ah begitu kah? Tetapi, bukannya sahabat ku telah menikahi mu? Itu artinya kau seorang ratu bukan?"

Cukup. Wonwoo tidak bisa menahan emosinya, ia pun bangkit dari duduknya dan menggebrak meja keras sehingga teh dan poci yang ada diatasnya bergetar, beruntung tidak ada yang tumpah. Jelas tindakan itu membuat Seungcheol membulatkan matanya dan Wonwoo menatap raja tampan dihadapannya dengan tatapan yang sangat mematikan.

"Terima kasih atas waktu luangnya dan maaf karena aku tidak bisa menyambut kedatangan mu dengan baik, Raja Zabu yang terhormat."

Wonwoo pun pergi meninggalkan Seungcheol namun belum jauh ia melangkah pemimpin dari Kerajaan Zlatan itu pun membuka suara dan membungkuk sopan pada Wonwoo.

"Aku pikir kau seramah Neva Minghao Xureat, ternyata kau berbeda. Maafkan aku yang salah berbicara dan menilai mu, aku datang untuk menemui Murad. Jika ia tidak ada, dengan siapa aku harus bertemu hari ini? Sedangkan aku membutuhkan banyak waktu untuk sampai ke kerajaan ini? Tidak mungkin aku harus segera kembali bukan? Kuda ku perlu istirahat, meskipun itu hanya sejenak. Jadi, Yang Mulia Ratu Moza, apakah kau mau menemani ku sebentar disini?"

Wonwoo menghentikan langkahnya, ucapan serta sikap Seungcheol benar-benar membuatnya tertegun. Diluar dugaannya, saat mendengar bahwa raja tampan itu adalah sahabat suaminya, ia pikir sikapnya akan sama seperti Mingyu tetapi nyatanya tidak. Ia terlihat sopan dan juga lembut.

Pria manis itu terdiam sejenak, ia membuang nafasnya kasar lalu tak lama berbalik dengan wajah ketusnya.

"Baiklah, hanya sampai tehnya habis."

Seungcheol tersenyum senang lalu mengangguk.

"Terima kasih."

Raja tampan itu menarik kursi yang diduduki Wonwoo sebelumnya saat pria manis itu kembali duduk, setelah itu ia kembali ke tempatnya dan meraih cangkir tehnya. Keduanya mengangkat cangkir teh masing-masing dan mulai menyeruputnya bersama, entah apa yang terjadi, manik Seungcheol tak bisa berhenti menatap indahnya pergerakan Wonwoo saat sedang menyeruput cangkir tehnya. Baginya, istri Murad Mingyu Zaviqare itu... Sangat cantik?

[✔] MURAD (GOD MAGNI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang