hidup bersama

178 13 3
                                    

Hidup bersama akan lebih menyenangkan bukan?

Bundaaa
A, Ica udah dikostan katanya.

Ahnaf Ghani Ananta atau biasa dipanggil Gagan- salah satu komposer musik muda yang terkenal dikampusnya, berparas imut pun mempunyai kulit seputih salju. Jika kamu pertama kali melihatnya mungkin akan beropini bahwa pria itu adalah sosok yang periang dan banyak bicara. Tapi percayalah, itu hanya tipuan visual semata. Nyatanya perangai Ghani berbanding terbalik dengan parasnya.

Ghani mendecak kesal, menghembuskan nafas dengan berat setelah membaca isi pesan dari sang Bunda. Harisa atau biasa dipanggil Ica 'sang adik tercinta' akan tinggal bersamanya mulai sekarang. Berdua! Sial, inisih lebih ngeri dari sekedar dikejar anjing gila atau terkena hujan lokalnya si Hobi ketika bercerita panjang kali lebar kali tinggi tepat dimukanya. Ghani sendiri bingung, apakah dia harus bersyukur atau mengumpat. Tapi sepertinya opsi kedua lebih tepat dipilih untuknya saat ini.

Bukan apa-apa sih, hanya saja adik tercinta terkasih dan tersayang nya itu jauh sekali dengan kebiasaan Ghani. Tau apa? Ica itu mojang berisik nan jorok yang sedang pubertas. Coba pikir? Mana ada anak perawan yang menggaruk inti pantatnya di depan orang yang sedang makan, atau yang lebih parah mengupil ketika sedang makan keripik ma icih, emang itu lubang hidung gak kepanasan atau keperihan gitu?. Ghani sudah berkata ribuan kali kalo itu jorok, benar-benar jorok. Tapi si Ica bilang itu adalah salah satu cleaning service pada hidungnya.

.
.

Disisi lain seorang gadis muda selonjoran di depan sebuah rumah kontrakan yang cukup mewah. Rambut sebahunya sudah acak-acakan, terlihat seperti gelandangan baru, kasihan sekali padahal cuaca sedang dingin-dinginnya karena habis hujan.

Mulut tipis itu tidak pernah diam mengabsen segala jenis hewan kebun binatang. Kesal sekali, sungguh sialan!. Padahal ini sudah lebih dari dua jam ia sampai di kediaman Kakaknya. Namun si empu belum kunjung datang. Entah kemana Ica sendiri tidak tau, padahal ini hari weekend.

Biasanya kalo weekend, abang satu-satunya ini akan dengan senang hati rebahan dikasur atau tidur seharian, karena Ghani pernah bilang "gue gak ngerti sama orang-orang yang kalo weekend pada punya acara keluar. Mereka gak tau apa nikmatnya rebahan sama selonjoran dikasur? Sumpah enak banget gak boong!"

Apa dia tidur kali ya? Ah enggak, orang mobilnya juga gak ada. Batin Ica.

.

.

.

"Widih, tumbenan yang mulia hari libur ke studio!" si Hobi datang-datang langsung masuk nyelonong begitu saja. Duduk manis di sofa panjang yang memang Ghani sediakan hanya untuk sekedar melepas penat. Ghani lupa tidak mengunci pintu ruangannya. Bukannya pelit atau gimana, dia hanya tidak suka kalo teritorialnya dibuat berisik.

Ghani sendiri masih acuh dengan mahluk dibelakangnya, ia lebih memusatkan fokus pada pekerjaannya ketimbang meladeni temannya, gak ada faedahnya sama sekali.

"Yang lain pada kemana ya, ko sepi gini basecamp Gan?

"Gak tau gue bukan emaknya"

Hobi cuman bisa menghela berat sama elus dada saja. Harusnya dia sudah tau kalo jawaban Ghani tidak akan memuaskan, tau akan seperti itu lebih baik tadi dia tidak bertanya saja.
For your information saja, terkadang berteman dengan seorang Ahnaf Ghani Ananta memang harus banyak-banyak sabar dan istighfar. Soalnya mulut tipis nan menggemaskan itu lebih pedas dari mie samyang korea. Bisa nyelekit dan menusuk sampai ke usus dua belas jari.

ADORABLE SIBLINGS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang