bertemu gebetan baru

113 12 17
                                    

Tak kenal maka tak sayang. Terus kalo belum kenal tapi udah sayang, gimana dong?

Hari senin adalah hari sakral yang tidak pernah punya salah apa-apa tapi dibenci semua orang, termasuk Ghani. Dia bingung saja, kenapa dari senin ke minggu itu harus menunggu enam hari lamanya, sedangkan dari minggu kesenin hanya 24 jam. Benar-benar misteri yang belum bisa Ghani pecahkan sampai saat ini.

Maka dari itu, hanya sekedar membuka mata saja susah minta ampun. Padahal dia  tau hari ini ada kuliah pagi.

Jam setengah empat subuh pintu kamarnya sudah digedor kencang dari luar, dan tentu saja kalian sudah tau siapa pelakunya. Gedoran Ica tidak main-main, sudah seperti atlit tinju profesional.

Dor dor dor dor . . .

"A buka pintunya. Solaaaaat!"

Tapi nahas, sekeras apapun Ica berteriak, nyatanya tidak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar. Memang, kakak satu-satunya ini paling susah kalo disuruh bangun. Karena tidak ingin cape-cape mengeluarkan keringat, Ica memberanikan diri masuk ke kamar Ghani, yang untungnya memang tidak dikunci. Jadi tolong jangan salahkan Ica dalam hal ini.

Gadis itu menggoyangkan tubuh kakaknya dengan semangat kaya ngulenin adonan roti. Tapi ya memang dasar yang tidur adalah Ghani mau bagaimana lagi. Gerak saja tidak sama sekali. "Ya ampun, ini orang tidur apa mati?" batin Ica. 

Karena dengan tangan sudah tidak mempan, akhirnya kaki Ica mulai beraksi. Kakinya menelisik mencari saraf-saraf yang sensitif hingga tepat pada muka mulus Ghani. Jari jempol bermain-main disekitaran hidung hingga sang empu mulai merasakan gangguan. Ghani menggeram jelas saja, tidak terima waktu tidurnya dikacaukan begitu saja.

"Solat ih buru!" (solat ih cepet!)

"Bentar lagi, lima menit deh lima menit"

"Allahu, cepet a nanti keburu matahari terbit!"

"Ya kan itu emang udah tugasnya" racau Ghani sambil mendekap erat boneka kumamon . . . Yang entah dari siapa. Karena suatu kemustahilan seorang mister Gagan yang terkenal tsundere ini membeli sebuah boneka.

"Jadi aa ada rencana solat subrang gitu?"

"aa bilang kan lima menit de bener deh gaboong. 50 ribu sok aa kasih asal bentaran dulu solatnya"

"Solat a! masuk surga gabisa nyogok!!"

Bagai sebuah tamparan ilahi, kata-kata Ica membuat Ghani tak mampu berkutik. Dengan berat hati pria manis itu harus merelakan tidur lima menitnya.

Ica geleng-geleng kepala melihat penampilan kacau kakaknya. Celana pendek selutut dengan baju putih kebesaran, mana rambut hitamnya acak-acakan. Garuk-garuk kepala lagi sekarang. Sungguh persis seperti gelandangan premium.

"Lagian tumben banget sih dek jam segini udah bangun. Biasanya juga sama ngebonya kaya aa"

Ica mengendikkan bahunya, dia juga bingung kenapa dia bangun lebih dulu dari pada alarm, seketika dia merasa bangga pada kemampuannya.

.

.

.

ADORABLE SIBLINGS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang