move on?

57 11 12
                                    

Karena melupakan mantan tidak semudah meninggalkan solat. Hehe


"Kenapa bang?   . . ."

Begitulah sekiranya yang keluar dari bibir mempesona Jimmy ketika melihat air muka kakak tingkatnya yang sudah seperti kepiting saus padang. 

Perasaan pas tadi siang ketemu baik-baik aja, batin Jimmy.

Berbeda keadaan dengan Jimmy yang penuh tanda tanya dikepalanya. Ica malah girang bukan kepalang melihat keresek putih di genggaman Ghani. Amunisi roti jepangnya telah tiba, dan itu membuatnya berlari ke arah sang kakak untuk mengambil pesanannya. Satu hal yang Ica belum sadari, kalo sebentar lagi riwayatnya akan habis. Mari kita doakan saja, semoga Harisa baik-baik saja setelah ini.

Tangan gadis itu mengambil keresek tersebut dengan bahagia yang membuncah, namun pergerakannya tertahan ketika Ghani buru-buru mengacungkan tangannya tinggi-tinggi. 

"Loh loh A?"

Nafas Ghani terengah, dadanya naik turun menahan emosi yang akan meledak. Ini semua gara-gara Ica. Karena suruhannya membuat Ghani tidak punya harga diri lagi dihadapan mantan pacar.

"KAMPRET!"

Bukan hanya Ica saja yang kaget, tapi Jimmy juga. Kenapa Ghani datang-datang langsung mengumpat dengan sangat renyah seperti itu. Alis Ica jelas menukik tajam. Siapa yang tidak terima dibentak kasar seperti itu. Bahkan dia tidak tau letak kesalahannya disebelah mana. Mencoba menahan emosinya agar tidak meluap, Ica bertanya pada kakaknya dengan nada kecewa.

"Lo ngatain gue?"

"Menurut lo?!" tanya Ghani tajam.

"Lo kenapa si a, kesurupan?"

"Bacot lo! Kenapa sih lo nyari masalah terus sama gue? Sengaja mau bikin hidup gue gak tenang?"

"Ko lo jadi marahin gue?"

Itulah mereka. Ketika marah panggilan Aa dan adek akan hilang begitu saja.

"Bang . . ." Jimmy mencoba menengahi kakak beradik itu walaupun ia sebenarnya tidak tau dimana letak permasalahannya. Jimmy malu sekali sekarang, orang-orang yang berlalu lalang menatap mereka dengan padangan aneh, bahkan ada yang sampe geleng-geleng kepala. Seolah mengira bahwa yang bertengkar itu adalah pasangan kekasih yang si pihak perempuannya tengah ke pergok memadu kasih dengan selingkuhannya, dalam kurung ya si Jimmy sendiri. Hih ngeri, Jimmy tidak mau ada fitnah berkelanjutan menyeret namanya.

"Lo emang pantes di marahin!"

"Salah gue dimana?"

"Aduuh bang . . . Kalian, udah dong! Gak malu di liatin orang banyak?"

Namun seakan tuli, mereka sama sekali tidak mengindahkan permintaan Jimmy. Yang ada malah baku hantam antar mulut itu terus berlanjut.

"Lo mau tau salah lo dimana? GARA-GARA LO HARGA DIRI GUE TURUN CA"

"LO GATAU SEBERAPA MALUNYA GUE KETANGKEP BASAH SAMA MANTAN GUE PAS LAGI BELI PEMBALUT LO!"

Kwaaak . . .kwaaaak . . .kwaaaak . . . Kwaaaak


"Pppppftttttt . . . ."

Itu si Jimmy yang berusaha mati-matian menahan tawanya agar tidak meledak. Sumpah demi apapun ini humor sekali. Dia jadi ingin bersenandung lagu entah apa yang merasukimu dihadapan Ghani.

Anjir ke gep beli pembalut sama mantan, lagi-lagi Jimmy cuman membatin. Ya ialah, dia mana berani ngatain langsung. Sory, Jimmy masih sayang dengan nyawanya.

ADORABLE SIBLINGS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang