Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi

Bab 4

143K 9.2K 370
                                    


Bab 4


Masuk ke pesawat, Kania dipersilakan duduk di sebuah tempat duduk, sedangkan Jim duduk di sebelahnya. Kania hanya duduk dan tak tahu apa yang harus dia lakukan karena Jim yang mengurus semuanya.

Jim memasang sabuk pengaman untuk Kania, melonggarkannya agar tidak terlalu sesak, kemudian mengusap singkat perut Kania yang sudah tampak menyembul. "Jangan kaget, ya?" bisiknya.

Hal tersebut tak luput dari perhatian Jeremy dan Fredy yang duduk terpisah, tapi masih satu baris dengan mereka.

"Sial, jadi ngebucin lo sekarang?" Fredy mengolok-olok Jim.

"Bangsat." Jim akhirnya mengumpati temannya, sedang kedua temannya malah tertawa terbahak-bahak, menertawakan kemarahan Jim.

Sepanjang perjalanan di pesawat, Kania merasa tenang dan nyaman, semua itu tentu karena perhatian yang Jim berikan padanya. Kania tak tahu kenapa Jim bisa berubah sebanyak ini, apalagi saat di hadapan teman-temannya.

"Ada yang kamu mau?" pertanyaan Jim membuat Kania mengangkat wajah. Rupanya seorang pramugari tengah berdiri di hadapan Jim, dan Jim sendiri sudah memesan sesuatu pada pramugari tersebut.

"Uuumm."

"Mau makan apa?"

"Tadi sudah makan."

Jim melirik jam tangannya. "Masih lama, enggak ada yang mau kamu makan?"

"Uum, kalau ada es krim kayak yang di tempat tadi?"

Jim lalu memesankan makanan yang diinginkan Kania dan tak berapa lama kemudian, pesanan Kania dan Jim datang. Kania tampak senang, seperti seorang anak kecil yang dituruti kemauannya.

Di seberang tempat duduknya, Jeremy menatap kebersamaan Jim dan Kania. Ia menggelengkan kepala. Sepertinya, Jim hampir tak pernah menunjukkan sikap hangat pada siapa pun, tapi kini, temannya itu menunjukkan kehangatannya pada sosok Kania.

Jeremy jadi ingat tentang kejadian di lounge tadi, ketika Jim menjelaskan siapa Kania sebenarnya.

"Dia bukan adek gue. Dia istri gue, jadi jangan coba-coba meliriknya." Jim mendesis tajam.

Jeremy dan Fredy saling pandang, lalu keduanya tertawa terbahak-bahak. Bukan tanpa alasan karena mereka tahu kalau pernikahan dan anak tidak pernah melintas di kepala temannya selama ini.

Jim merupakan sosok bajingan yang sesungguhnya, itu menurut Jeremy dan Fredy. Temannya itu sering kali berganti teman kencan. Saat Jim mengundang mereka di pesta perusahaan temannya, mereka sempat terkejut ketika Jim mengumumkan pertunangannya dengan Brenda. Brenda sendiri hanya teman kencan Jim, tapi di sana juga Jim menjelaskan kalau semua itu hanya untuk membungkam mulut orang tuanya yang selalu menyuruh Jim untuk segera menikah.

Dan kini, Jim mengenalkan seorang Kania yang jauh lebih sederhana dibanding dengan tipe-tipe Jim sebelumnya sebagai istrinya. Siapa pun tak akan percaya.

"Kalian gila?" Akhirnya Jim membuka suara saat melihat Jeremy dan Fredy tak henti-hentinya tertawa.

"God! Jim! Lo kalau mau bercanda kira-kira juga, dong! Garing banget."

"Bercanda?"

"Ya, enggak mungkinlah dia bini lo. Lo, kan, enggak mau nikah apalagi punya anak. Yang bener aja. Apalagi dia sama sekali bukan tipe lo."

"Bukan tipe gue? Maksud lo apa?" tanya Jim pada Fredy yang sejak tadi sudah sangat mengganggu dengan kata-katanya.

"Ya ampun, Jim. Penampilannya emang okelah, tapi dia kecil, tanpa make up, dan pasti dadanya rata." Secepat kilat Jim menarik kerah baju yang dikenakan Fredy, membuat Fredy menghentikan kalimat, dan Jeremy bersiap memisah keduanya.

Marriage By MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang