Wattpad Original
Ini bab cerita gratis terakhir

Bab 7

185K 12.4K 1K
                                    


Bab 7

Kania membuka mata dan ia mendapati dirinya sedang berada di sebuah tempat asing. Seperti rumah sakit. Kania mengangkat tangannya dan mendapati jarum infus menancap di sana.

Kemudian ia terduduk, memegang kepalanya yang diperban. Rasa nyerinya timbul, begitu pun dengan ujung bibirnya. Pada saat bersamaan, Kania menatap seorang yang duduk penuh keangkuhan di sebuah sofa. Orang itu berdiri, lalu mendekat ke arahnya.

"Sudah sadar?" tanyanya dingin.

Itu adalah Jim, dan lelaki itu memasang wajah kerasnya, seperti sedang menahan kemarahan.

"Kenapa aku di sini?"

"Kenapa? Ini karena ketololanmu yang datang ke tempat seperti itu!" Jim sudah siap memuntahkan kemarahannya. "Kamu ini tolol atau bagaimana? Kamu bahkan tidak bisa menghirup asap rokok dan kamu datang ke tempat sialan itu?!"

Kania menunduk. "Maaf, aku hanya mencarimu."

"Aku tidak di sana! Kamu pikir aku hobi menghabiskan waktu di tempat-tempat seperti itu?!" Jim memang suka menghabiskan waktu di kafe malam, tapi bukan tempat buruk, barbar, dan tak berkelas seperti kafe malam yang didatangi Fredy dan teman-temannya tadi malam.

"Fredy bilang, dia mau menunjukkan di mana kamu berada."

"Dan kamu percaya? Benar-benar bodoh!"

"Jangan lagi menyebutku bodoh." Kania hampir menangis mengatakan kalimat itu.

"Kenapa? Kamu memang bodoh. Karena kebodohanmu, hampir saja aku kehilangan penerusku!"

Kania mengangkat wajahnya seketika. Ternyata kemarahan Jim tak lain adalah karena keselamatan bayi yang ada di dalam kandungannya, bukan karena dirinya yang hampir dipukuli oleh tunangan lelaki itu.

"Aku akan melindunginya," ucap Kania dengan spontan memeluk perutnya sendiri.

"Dengan apa? Lihat, kamu lemah dan menyedihkan. Hampir saja perempuan jalang itu menendangmu!"

Ya, Jim benar, dia lemah dan menyedihkan, tapi tak seharusnya Jim mengatakan hal itu secara terang-terangan dengan nada penuh penghinaan padanya, kan?

Tiba-tiba saja Jim meraih dagunya, mengangkatnya, hingga wajahnya terangkat menghadap lelaki itu. Jim mengamatinya, mengamati luka di ujung bibirnya akibat pukulan Brenda.

"Perempuan itu akan membusuk di sel tahanan. Akan kupastikan itu," desisnya tajam. Kania menelan ludah dengan susah payah karena ucapan Jim terdengar sangat mengerikan di telinganya.

Dengan kasar, Jim melepaskan cengkeramannya di dagu Kania, lelaki itu lalu meraih sebuah nampan dan memberikannya pada Kania.

"Makan dan habiskan, anakku butuh banyak nutrisi karena ketololan ibunya."

Kania menatap makanan di hadapannya dengan tak berselera. Hanya ada sup, sepotong ayam dan ikan, yang satu digoreng dan yang satu entah diberi bumbu apa, nasi yang lebih mirip dengan bubur, lalu ada juga sayur yang dioseng. Melihatnya saja membuat Kania mual.

Kania membungkam bibirnya sendiri. Ia benar-benar mual menatap masakan di pangkuannya.

"Kenapa?" tanya Jim dengan nada tak bersahabat.

Kania menatap Jim dengan mata berkaca-kaca dan menggelengkan kepalanya. Ia masih membungkam mulutnya yang hampir memuntahkan sesuatu.

Jim menyingkirkan makanan itu dan dalam sekejap mata, ia melihat Kania berlari memasuki kamar mandi dengan membawa infusnya.

icon lock

Tunjukkan dukunganmu kepada Zenny Arieffka, dan lanjutkan membaca cerita ini

oleh Zenny Arieffka
@zennyarieffka
Kania Larisa merupakan seorang gadis sederhana yang tinggal di sebuah...
Beli bab baru cerita atau seluruh cerita. Yang mana pun itu, Koinmu untuk cerita yang kamu sukai dapat mendukung penulis secara finansial.

Cerita ini memiliki 41 bab yang tersisa

Lihat bagaimana Koin mendukung penulis favoritmu seperti @zennyarieffka.
Marriage By MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang