Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi

Bab 6

133K 9.5K 557
                                    


Bab 6

Kania masih menikmati puding pencuci mulut, saat Jeremy menyelesaikan ceritanya. Lelaki itu kehilangan adiknya yang mungkin saat ini sudah seusia dengannya. Hal itu cukup membuat Kania tersentuh. Apalagi saat Jeremy bercerita dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu mau puding?" tanya Kania dengan polos, sembari menyodorkan sebuah puding untuk Jeremy. Kania tak tahu bagaimana harus menghibur Jeremy, ia hanya memiliki puding, jadi ia mencoba membaginya dengan Jeremy.

Sedangkan Jeremy, dia menatap puding pemberian Kania, lalu menatap diri Kania secara bergantian. Hatinya tersentuh, ia benar-benar merasa memiliki sebuah ikatan dengan Kania.

Namun, ketika keduanya saling pandang dengan tatapan masing-masing, seorang masuk ke dalam, dan menyadarkan mereka dari lamunan.

Jim masuk dengan sedikit bingung, saat mendapati Jeremy ada di dalam cottage-nya, hanya berdua dengan Kania. Lalu, kebingungan itu secepat kilat berubah menjadi sebuah kemarahan. Kemarahan yang tersulut begitu saja, hingga membuatnya mendesis tajam.

"Apa yang lo lakuin di sini?" pertanyaan Jim membuat Jeremy bangkit.

Ia ingin menjawab pertanyaan itu, tapi Jim lebih dulu mencengkeram kerah t-shirt yang dikenakan Jeremy. Membuat Kania ikut bangkit dan menahan Jim, agar lelaki itu tidak melanjutkan apa yang akan dia lakukan pada temannya sendiri.

"Jim!" Kania memanggil Jim dengan lembut, berharap bisa menurunkan emosi lelaki itu, tapi nyatanya ....

"Diam!" Jim berseru keras pada Kania sembari menatap tajam wajah istrinya. Kania takut, ia bahkan berjingkat karena seruan keras Jim padanya.

"Jangan bersikap kasar padanya, Jim." Jeremy mengingatkan.

Mendengar itu, Jim semakin murka. Secepat kilat dia menyeret Jeremy keluar dari cottage-nya, lalu mendorong Jeremy menjauh. "Jangan buat gue lepas kendali dan mukulin lo sampai babak belur."

"Lo kenapa, sih, Jim?"

"Kenapa? Lo sendiri ngapain ada di cottage gue dan berduaan sama istri gue?!" Jim berseru keras. "Jangan coba-coba dekati dia, atau enggak, gue patahin kaki dan tangan lo," desis Jim penuh ancaman.

"Berengsek! Gue enggak dekatin dia."

"Lalu, apa maksud lo datang ke sini saat gue enggak ada?"

Jeremy tak bisa menjawab. Ia hanya merasa dekat dengan Kania, ia hanya mencoba mengikuti kata hatinya untuk mengenal Kania lebih dekat lagi seperti kata hatinya.

"Pergi dari sini, gue enggak mau lihat lo ada di sekitar dia lagi," desis Jim tajam, sebelum membanting pintu cottage-nya.

***

Masuk ke dalam, Jim mendapati Kania yang duduk menunduk dengan meremas kedua telapak tangannya. Wanita itu tampak menyesal dan itu semakin membuat Jim marah.

"Apa yang dia lakukan di sini?" Jim bertanya dengan nada kasar.

Kania mengangkat wajah dan mendapati wajah Jim yang masih tersulut amarah. "Jeremy hanya duduk dan menemaniku makan malam."

"Apa kamu enggak bisa makan sendiri, sampai minta ditemani olehnya?"

"Aku tidak minta ditemani."

"Tapi kamu membiarkan dia masuk!" Jim berseru keras. Jim mendekat dan mengangkat dagu Kania dengan kasar. "Apa memang itu niatmu? Kamu berniat menggoda pria kaya lainnya, seperti kamu menggodaku malam itu?"

Kania ternganga saat mendengar kecurigaan yang diucapkan Jim padanya. "Aku ... aku tidak menggoda siapa pun," ucap Kania dengan suara bergetar.

"Tapi, kamu melakukannya!" Jim kembali berseru keras. Ia lalu meninggalkan Kania, mengusap rambutnya sendiri dengan frustrasi. Ia membalik tubuhnya dan menatap Kania kesal. "Kamu tahu, satu-satunya hal yang membuatku menyesal seumur hidup adalah dengan memilihmu," ucap Jim penuh penghinaan, sebelum pergi meninggalkan Kania sendiri di dalam cottage-nya.

Marriage By MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang