Chapter 4

166 23 0
                                    

"Jadi," Taehyung melepas seatbeltnya begitu mobilnya terparkir di halaman rumah Hyuna. "Aku boleh main ke rumahmu?"

Hyuna yang sedang mencari-cari ponselnya di dalam tas langsung menghentikan kegiatannya. Ia tertegun, kemudian melirik Taehyung dengan penuh tanda tanya. Memangnya aku tadi bilang apa padanya?

"Ya, Jang Hyuna! Kau ini pikun atau bagaimana. Kau tadi yang bilang sendiri mau bercerita padaku di rumahmu," protes Taehyung, wajahnya tertekuk kesal.

"Memangnya tadi aku bilang begitu, ya?" tersirat panik dalam pertanyaan Hyuna. Bagaimana bisa ia mengajak tetangganya itu ke rumah, sedangkan kondisi rumahnya ... tidak layak untuk menerima tamu. Hyuna memutar otak, mencari celah agar lelaki ini tidak jadi masuk ke rumahnya.

Belum sempat memikirkan apapun, lelaki bermarga Kim tersebut langsung keluar mobil dan berjalan menuju pintu rumah Hyuna. Mau tidak mau si empunya rumah menyusul Taehyung.

"Taehyung-ah," panggil Hyuna dari belakang.

Taehyung hanya menoleh dan mengangkat kedua alisnya mengisyaratkan 'ada apa?'.

"Sebelum kau menghujatku, aku mau jujur terlebih dahulu," kata Hyuna akhirnya. Lebih baik mengatakannya sekarang daripada Taehyung nantinya pingsan setelah melihat isi rumahnya secara langsung.

"Rumahku sangat berantakan, berdebu juga. Kau tidak apa?" tanya Hyuna miris, lebih tepatnya miris dengan dirinya sendiri.

Sekarang Taehyung malah mengerutkan dahinya dan dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya menjadi menggoda. "Memangnya seberantakan apa? Hm?"

Hyuna yang gusar digoda seperti itu cepat-cepat menyingkirkan tubuh besar Taehyung yang berdiri tepat di depan pintu rumah. Memasukkan password dan membuka pintu rumahnya lebar-lebar.

"Aku harap kau tidak sakit flu atau batuk setelah ini," pesan Hyuna. Sungguhan, Hyuna malu sekali, sehingga ia memutuskan meninggalkan Taehyung sendirian di ruang tamu sebentar saja.

 Sungguhan, Hyuna malu sekali, sehingga ia memutuskan meninggalkan Taehyung sendirian di ruang tamu sebentar saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung masih berdiri di depan pintu. Mulutnya menganga karena tidak percaya apa yang dikatakan gadis itu benar-benar nyata. Bagaimana bisa seorang Jang Hyuna yang cerdas itu dengan IPK nyaris sempurna, bisa tinggal di rumah yang seperti ini? Beberapa barang tidak diletakkan pada tempatnya. Taehyung mencoba menyentuh beberapa perabot yang ada di ruang tamu. Ini rumah kosong ya, berdebu semua, batin Taehyung.

"Ini," Hyuna memecah lamuman Taehyung. Gadis itu menyuguhkan segelas sirup melon dengan es yang tampak menyegarkan.

Taehyung meminumnya seteguk dan mulai bicara. "Ayo, ceritakan kenapa kau beli buku psikotes."

***

Taehyung

Aku mengangguk-angguk paham setelah Hyuna menceritakan latar belakang mengapa ia membeli buku psikotes tersebut. Ternyata dia memang cerdas, sudah berpikiran untuk magang sejak semester 1. Sedangkan aku? Masih menjadi budak program kerja di badan legislatif fakultasku.

Tiba-tiba aku kepikiran sebuah ide yang cemerlang. Bagaimana kalau aku dan Hyuna bertukar rumah satu atau dua hari? Tanganku sungguh gatal ingin membereskan segala 'kehancuran' yang ada di rumah ini. Sebagai imbalannya, Hyuna bisa memberiku les privat beberapa mata kuliah yang tidak kumengerti. Simbiosis mutualisme, bukan?

"Hyuna-ya, bagaimana kalau malam ini kau tidur di rumahku dan aku tidur di rumahmu?" tanyaku akhirnya. Sesungguhnya aku tidak menerima penolakan, tapi alangkah lebih sopan kalau bertanya terlebih dahulu pada si pemilik rumah.

Hyuna yang sedang menyesap coklat hangatnya sedikit terbatuk-batuk. Aku membantu dengan menepuk-nepuk punggungnya.

"A-apa?!" Hyuna memberiku tatapan tak percaya. "Kau mau pasang kamera tersembunyi ya di rumahku?! Di kamarku?!"

Aku tidak terpikirkan sama sekali mengenai hal itu. Justru karena Hyuna mengatakannya, aku malah jadi kepikiran. Haha, bercanda. Aku tidak sejahat itu.

Aku pun memegang pundak Hyuna dan mengarahkannya padaku. Kutatap kedua bola matanya, mencoba menelisik sesuatu dari sana. Bukannya menemukan sesuatu, aku malah jadi sedikit terpana. Irisnya sungguh cantik.

"Melihat kondisi rumahmu yang seperti ini, aku tidak yakin kau lolos seleksi magang."

Hyuna sudah siap mengomel tapi tak kuberi ia waktu barang sedetik pun untuk itu.

"Aku mau beres-beres rumahmu. Aku tidak mau kau sakit."

Sejurus kemudian pundak Hyuna yang tadinya berdiri tegak melorot, wajahnya ikut tertunduk. Aku tidak bisa melihat ekspresi wajahnya. Kunaikkan dagunya dan sedikit menunduk, kini pandangan kami sejajar.

 Kunaikkan dagunya dan sedikit menunduk, kini pandangan kami sejajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, kau kenapa?" tanyaku lembut.

"Aku teringat sesuatu," katanya pelan, terdapat raut sendu di wajahnya. Aku tidak tahu ucapanku bagian mana yang membuatnya menjadi sedih seperti ini.

Kemudian ia tersenyum, berusaha mengalihkan kesedihan yang tiba-tiba datang menghampirinya. "Baiklah, boleh."

"Sebagai gantinya, kau harus jadi guru privatku. Pokoknya kau harus mau," suasana kembali seperti semula. Gadis itu sudah mulai terlihat biasa, meskipun aku tahu ada sesuatu yang ia simpan.

"Oke, Kim Taehyung," Hyuna menyetujuinya.

***

Hyuna

"Pokoknya kau tidak boleh buka lemari bajuku," pesanku yang ke sekian kali pada lelaki jangkung ini.

"Iya Jang Hyuna, kau bawel sekali!"

Setelah mengepak beberapa barang pribadiku yang perlu dibawa ke rumah Taehyung, aku bergegas keluar rumah berjalan menuju tempat parkir sepeda. Aku melarang Taehyung untuk mengantarku. Kusuruh dia untuk tetap di rumah dan memakai pakaian yang ada di kamar kakakku, kebetulan ia menyimpan beberapa kotak celana dalam baru. Beruntung kau, Kim Taehyung.

Sembari mengayuh sepeda, aku mengingat lagi kalimat yang Taehyung lontarkan padaku tadi.

Aku mau beres-beres rumahmu. Aku tidak mau kau sakit.

Kalimat itu. Kalimat yang sama persis, yang pernah seseorang katakan padaku di masa lalu. Ironisnya, seseorang itu juga memiliki nama keluarga yang sama dengan Taehyung. Kali ini, apakah takdir akan bermain-main denganku?       

 Kali ini, apakah takdir akan bermain-main denganku?       

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SceneryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang