rindu seoul

1.1K 111 2
                                    

Kang Seulgi mengerucutkan bibirnya setelah melihat persediaan ramen khas negara asalnya sudah habis tersisa. Ia sedang rindu Seoul dan memakan ramen adalah salah satu obatnya. Untuk mahasiswa asing yang menuntut ilmu di negara orang, saat-saat rindu negara asal, rumah dan keluarga memang sering sekali terjadi. Biasanya untuk Seulgi sendiri ia akan mengobati rasa rindu tersebut dengan cara menghubungi Ayah dan Bundanya atau memakan makanan khas Korea.

Melihat bagaimana langit kota London sudah tergantikan oleh gelapnya malam, Seulgi memutuskan untuk tidak ingin menghubungi orangtuanya lagi一walaupun di Seoul seratus persen masih cerah sekarang. Beberapa jam yang lalu ia sudah menghubungi kedua orangtuanya dan ia tidak ingin membuat keduanya khawatir hanya karena ia menghubunginya kembali.

Masalahnya sekarang, Seulgi sedang ngidam ramen. Ramen berkuah yang sangat pedas. Jika bisa ditambah dengan kimchi.

Ah, ramen di waktu hampir tengah malam begini memang pilihan yang paling tepat.

Demi keinginan kerasnya untuk memakan ramen dan mengobati rasa rindu terhadap Seoul, Seulgi meraih coat panjangnya dan berniat untuk pergi. Persetan dengan jarum jam yang sudah berada diangka sebelas sekarang. Kota London dipukul sebelas masih terbilang cukup ramai dan waktu terakhir mahasiswa untuk kembali ke asrama masih pukul satu dini hari nanti.

Untuk bisa turun ke lobby asrama mahasiswa asing, Seulgi diharuskan untuk menuruni tangga一sialnya lift asrama mereka sedang dalam perbaikan dan melewati tangga adalah satu-satunya jalan. Ia melewati dapur umum untuk lantai kamar asramanya dan pandangannya terjatuh kepada seseorang yang sedang duduk di meja makan sambil melamun. Satu tangannya mengaduk isi cangkir yang berada dihadapannya.

Seulgi tahu siapa dia. Dia adalah Park Jimin. Salah satu mahasiswa asing yang satu angkatan dengannya dan mereka sama-sama berasal dari Korea Selatan. Seulgi tidak bisa menahan diri untuk tidak menaikkan kedua alisnya一tatapan penasaran. Raut wajah Park Jimin terlihat agak kacau sekarang.

"Lho, Seulgi?" sebelum Seulgi ingin menyapanya, pandangan Jimin sudah terlebih dahulu menangkap eksistensi Seulgi.

"Oh, hai Jimin. Baru saja aku ingin menyapa." jawab Seulgi dengan bahasa Koreanya. Ia agak canggung sebenarnya, karena hubungannya dengan Park Jimin tidak bisa dikategorikan dekat. Bisa dibilang mereka hanya sebatas kenal nama dan terkadang berbicang dengan topik basa-basi masalah perkuliahan. Hanya itu, tidak lebih.

"Sudah malam begini, kau mau kemana?" dan kali ini bisa dibilang sebagai basa-basi pertama mereka dengan topik di luar perkuliahan.

Seulgi mengusap tengkuknya sendiri dan terkekeh kecil. "Aku ingin beli ramen. Persediaanku habis. Ya一dan kau tahu lah aku sedang rindu Seoul, jadi mau tidak mau aku harus membelinya."

Jimin tanpa sadar ikut terkekeh, paham betul apa yang Seulgi maksud. Ia bangun dari duduknya, meletakkan cangkir bekasnya di wastafel dapur. Meninggalkan Seulgi yang menatapnya dengan tatapan mau apa dia? dan Jimin sepertinya sadar.

"Aku mau ambil coatku sebentar, tunggu aku disini."

***

Seulgi benar-benar tidak mengetahui jika di kota London ada kedai kecil yang menyediakan makanan khas Korea seperti ini. Jimin membawa Seulgi kesini dan gadis itu hanya bisa terdiam. Apalagi setelah memasuki kedai tersebut, suasananya sangat sederhana. Secara teknis, persis seperti kedai-kedai kecil yang ada di pinggiran jalan kota Seoul.

"Kenapa aku baru tahu ada tempat semacam ini di London?" tanya Seulgi masih terpana, raut wajahnya sangat antusias. Membuat Jimin tanpa sadar tersenyum lebar, merasakan kepuasan tersendiri di dalam hatinya.

[✔️] Sunflower | seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang