pajamas, mask and you

3.3K 220 3
                                    

Amsterdam, 08:00 PM.

Sepasang kaki jenjang itu menapakan kakinya pertama kali di Amsterdam Airport Schiphol. Ia sudah keluar dari pintu kedatangan dan mulai mencari-cari sosok yang ingin ia temui一yang sebelumnya sudah berjanji untuk menjemput dirinya tepat waktu. Tapi pertanyaannya, dimanakah sosok lelaki itu sekarang?

"Jangan bilang dia belum dateng." gumam Seulgi pada dirinya sendiri一ia berhenti mendorong troli kopernya dan sudah fokus ke ponselnya, berusaha menyambungkan koneksi Wi-Fi bandara agar dapat menghubungi dan menanyakan keberadaan kekasihnya itu.


Baru juga dahi Seulgi merengut, seketika dari arah belakang ada sebuah tangan yang menyentuh puncak kepalanya dengan lembut一mengusapnya dengan sayang.

"Hey."

Ini dia yang sedaritadi dicari-cari oleh seorang Kang Seulgi. Ia datang disertai dengan senyuman yang terpampang manis di wajah tampannya一yang menyebabkan kedua matanya menyipit. Park Jimin adalah nama lelaki itu. Yang sudah menjadi kekasih Kang Seulgi selama empat tahun一dan yang sebentar lagi akan menjadi pasangan hidupnya, maybe?

"Kirain telat." Seulgi terkekeh yang dibalas dengan kekehan pula oleh Jimin.

Jimin menggeleng-gelengkan kepalanya, "Nggak mungkin, dong. Aku udah stay disini dari satu jam yang lalu. Makanya tadi sempat ngopi sebentar." jawab Jimin dan mulai mengambil alih untuk mendorong troli yang diatasnya terisi dengan barang-barang milik Seulgi.

"Gimana? Turbulence nggak tadi?" tanya Jimin mulai membuka percakapan.

Seulgi berpikir sejenak sambil jari tangan kanannya menyentuh dagu, "Um一nggak sih kayaknya. Sebenernya lupa, karena aku sempat tidur tadi." jawabnya dengan kekehan kecil.

Jimin pun mau tidak mau ikut tertawa melihatnya. Gemas dengan kelakuan calon istrinya. Ya, Jimin memang menyebut Seulgi dengan sebutan calon istri一bukan kekasih lagi karena menurutnya sebutan 'kekasih' terlalu remaja dan terlalu cinta monyet untuk seumuran mereka, walaupun Jimin belum juga melamar Seulgi, sih.

"Jangan ajak ngobrol aku dulu ah, Jim," rengek Seulgi sambil menggelayutkan tangannya di lengan Jimin.

"Aku masih lapar banget. Nggak ada tenaga buat ngomong. Makan dulu ya sebelum ke apartemen?" ujarnya lagi dengan nada setengah manja dan setengah memohon. Dan Jimin lagi lagi menyetujuinya一tidak bisa menolak. Tidak akan pernah bisa malah.

***

Biasanya apartemen milik Park Jimin suasananya selalu sepi, tetapi pengecualian untuk pagi ini karena terasa cukup berbeda. Pagi ini, dari arah dapur yang tidak terlalu besar milik Jimin sudah tercium wangi harum makanan yang sedang dimasak一membuat Jimin bangun dari tidurnya dan langsung menuju ke wangi makanan itu berasal.

Kemudian terlihatlah tampak belakang seorang Kang Seulgi masih dengan mengenakan setelan piama berwarna baby pink, sudah sibuk memasak sampai ia tidak menyadari kedatangan Jimin. Jimin mau tidak mau pun tersenyum lalu mulai melangkah lagi untuk mendekatinya. Ia kenal wangi ini一Seulgi pasti sedang memasak pancake kesukaannya. Pancake dengan madu dan juga coklat sebagai toppingnya.

"Morning." sapa Jimin sambil tangan kanannya memeluk leher Seulgi kemudian ia mencium cepat pipi sebelah kirinya.

"Morning. Udah bangun ternyata." ujar Seulgi sambil tersenyum.

[✔️] Sunflower | seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang