merelakanmu #1

305 11 0
                                    

Ini hanya sebatas cerita cinta yang pernah membawaku hingga di titik ini. Bagaimana aku pernah merasakan kehilangan, dan bagaimana caranya aku kembali bangkit dan bisa merelakan.

Cerita sederhana, yang mungkin ada yang bisa kamu petik dari kisah-kisahnya.
Bagaimana kamu akan merelakan orang yang kamu cintai, bagaimana kamu melepaskan sesuatu yang berat menurut mu, dan bagaimana kamu akan berbaik sangka padaNya ketika kamu selalu di berikan cobaan yang berat menurutmu.

Selamat membaca!

Oke begini;
Awalnya semua yang aku lalui terasa begitu berat. Karena aku sedang sendirian.
Seolah tak bisa menghadapi segala hal, hingga akhirnya datang seseorang yang bersedia menemaniku berjalan. Sebut saja namanya Niar.

Niar adalah perempuan yang unik. Ingin di mengerti, namun sulit untuk di pahami. Ingin selalu di perhatikan, namun dia orang yang cuek.

Niar tipikal orang yang tidak mau tahu, tapi ia mudah penasaran.
Ketika Niar lelah, ia suka mencari hiburan. Ketika merasa jenuh, ia lebih milih tidur.

Niar orang yang sulit untuk jatuh cinta, tapi ketika ia sudah mencintai seseorang, ia akan sangat sulit sekali melupakannya. Terlihat jelas bagaimana sulitnya ketika awal aku mengejar untuk mendapatkan hatinya.

Ia orang yang tidak mau ribet. Ia juga orang yang mudah cemas, tapi ia orang yang penyabar.

Lembut, tapi ia juga bisa menusuk. mudah sekali di sayangi, tapi ia sulit untuk di dapatkan. Ia orang yang asyk ketika sudah mengenal dekat. Tapi acuh ketika hanya mengenal nama. Niar itu perempuan yang menggemaskan.

Niar adalah perempuan yang aku kenal lewat sosial media. Perempuan yang tak senang berdandan, namun ia cantik dengan apa adanya dirinya.

Perempuan yang suka keindahan alam, dia juga suka dengan gunung, pantai, juga hujan. Persis seperti diriku.

Niar adalah perempuan yang Bersedia menguatkan saat aku kelelahan, menemani saat kesepian, dan bersedia melakukan apa saja yang menjadi keinginanku.
Begitupun denganku, aku bersedia menuruti apa saja yang ia inginkan.

Dia bersedia mengingatkanku ketika aku melalaikan kewajibanku. Juga bersedia menguatkanku ketika aku di titik terendah.

Ketika dekat dengannya aku merasa menjadi sebenarnya-benarnya lelaki.
Entah apa saja yang telah aku lakukan, selalu saja membuatnya terkesan.

Niar juga pernah bilang, bahwa aku telah Membuatnya merasa jadi sebenernya-benarnya perempuan, membuatnya merasa selalu di sayangi dan di lindungi.

Mungkin ada beberapa hal yang belum mereka ketahui. bukan hanya semata-mata ingin menyimpan, Kalau Tuhan saja juga menciptakan banyak keindahan yang kadang memang tak mampu untuk di tuliskan. Niar salah satunya.

Bukan suatu alasan mengapa Niar tak pernah ku tulis dalam puisiku.
Niar itu sudah sebentuk puisi. Tapi aku tak perlu memamerkannya.
Aku tahu, perasaan tak butuh penilaian banyak orang. Cukup aku jaga, aku rasakan, dan aku syukuri.  Aku meyayanginya, begitu juga Niar menyayangiku. Ini sudah lebih dari kata cukup menyenangkan.

Perjalanan cerita kami lumayan panjang, banyak tangis dan tawa yang sudah kami lewati.
Aku orang yang tak mudah menyerah dalam menghadapinya, orang yang selalu bersabar menghadapi sikapnya.

Menemaninya dari titik terendah, bersedia menampung keluh kesahnya ketika lelah.
Bersedia berlama-lama untuk ia repotkan.
Bersedia mendo'akan setiap hari begitu saja tanpa di minta.

Hingga sampai di titik tertinggi dimana ia telah meraih semua keinginannya, meraih kesuksesannya. Berhasil mewujudkan cita-cita kedua orang tuanya. Segala lelah juga perjuangannya terbayar lunas. Dan ia merasa akulah orang yang paling tepat, akulah orang yang paling sabar menemani sepanjang perjalanan.

Kami berdua tahu bahwa kita saling menyayangi, begitu juga sepakat untuk terus bersama.
Aku yakin dia perempuan yang sangat tabah dalam menghadapiku. Perempuan yang tahu segala keburukanku, namun ia berusaha untuk menerimaku. Dengan cara menuntun ku ke arah yang baik dan merubahku dengan cara terbaiknya.

Karena aku masih sering melakukan perjalanan dan mendaki gunung, saat itu aku mencoba untuk berhenti sejenak.
Mengingat karena aku tak selamanya akan berjalan-jalan. Tak selamanya aku akan bepergian.barangkali aku harus fokus pada jalan hidup.
Aku mencoba menahan keinginanku, aku mencoba untuk lebih giat dalam bekerja. Karena aku ingin segera menghalalkannya.

merelakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang