Itulah skenario semesta.
Ada yang sangat menyayangi namun tak dapat memiliki.
Ada yang berusaha memperjuangkan namun di abaikan.
Ada yang telah lama menunggu namun berujung di tinggalkan.
Ada yang di satukan perasaan,ada yang di pisahkan keadaan.Memang jalan fikir kita dengan semesta tak selalu seirama. Terkadang yang kita fikir dia yang terbaik, namun ternyata seseorang itu di datangkan hanya sebagai pelajaran terbaik.
Dalam cerita hidup, ada seseorang yang memang di ciptakan untuk selalu mengisi hatimu, meski tak di takdirkan ada dalam hidupmu.
Ya Sebisa mungkin untuk berdamai, jangan sampai hal seperti ini mengusik jalan hidup kita.
Ikhlas menerima,rela melepaskan.
Karena yang tidak diperuntukkan untuk kita, bukankah seharusnya tidak perlu dipaksa ya?
Sebab, sekeras apapun kita mencoba tetap saja tak akan bisa.Seperti perempuan yang begitu aku sayangi itu, meski sekuat apapun aku mempertahankan, sehebat apapun aku menjaga, jika dia di takdirkan untuk orang lain, tetap saja akhirnya harus merelakan.
Memang tak ada yang mudah dari mengikhlaskan, namun akan sulit pula jika keinginanku dipaksa di teruskan.
Sebab jika dia memang untukku, dari awal Tuhan akan mempermudah jalan ke arah sana. Dan mungkin inilah waktu yang tepat untuk berserah dan merelakan.
Berserah namun bukan berarti menyerah, namun bisa di katakan lebih percaya pada takdirNya.
Menyerah itu sangat mudah. Tetapi, aku juga harus belajar jadi pribadi yang kuat, yang terus berjuang bahkan dalam keadaan yang kurang menguntungkan.Seperti pitutur bapak di beranda rumah kala itu. Bapak pernah bilang;
"Hidup terlalu singkat untuk di habiskan waktumu menangisi hal yang kamu inginkan tapi tak kamu dapatkan. Masih banyak hal lain yang bisa kamu kerjakan"

KAMU SEDANG MEMBACA
merelakan
RomanceAwalnya semua yang aku lalui terasa begitu berat. Karena aku sedang sendirian. Seolah tak bisa menghadapi segala hal, hingga akhirnya datang seseorang yang bersedia menemaniku berjalan. Bersedia menguatkan saat aku kelelahan, menemani saat kesepian...