Bapak orang yang paling tahu dalam hal ini, meski tak begitu terasa dekat, namun beliau sangat paham apa saja yang sedang aku sembunyikan dalam kedua bola mataku
Bapak ngerti apa yang sedang aku rasakan.
Bahkan beliau tahu seberapa deras air mataku ku tumpahkan, Kekecewaan yang aku teriakkan, Juga kesalahan yang aku sesalkan.Ketika melihat ku sedang bersedih, sesekali beliau menepuk pundakku dan berkata;
" Yang sudah ya sudah, jangan terlalu lama meratapi sedihnya. Banyak hati yang menunggumu".Itu yang membuatku merasa berani untuk kembali bangkit. Kalimat singkat yang mampu menjawab semua ketakutan-ketakutan di dalam kepalaku.
Memang benar, Dalam hidup ini Tuhan memang mengirimkan seseorang datang dan pergi dengan sesuai perannya. Jika benar untuk tak di miliki, mungkin tugas kita hanya sebatas mengagumi. Jika di takdirkan bersama, insyaallah tak akan kemana. Ia akan menetap bersamaku, menghabiskan usia denganku.
Aku yakin, semua manusia akan melawati masa- masa tersulitnya masing-masing.
Jika saat ini di ijinkan mengalami, barangkali agar menjadi pelajaran untuk esok hari.
Karena semuanya yang di ciptakan Tuhan di dunia ini tidak ada yang sia-sia, termasuk juga rasa sakit.Anggap saja sejauh ini hanya sebatas kesalahan. Kesalahan yang memang akan membuat kita tersadar bagaimana caranya menjadi lebih benar.
Ini bukan berbicara tentang kehilangan, tapi ini tentang belajar menerima perihal apa saja yang telah menjadi ketentuan takdir.Karena kenyataannya, akan ada hal-hal yang pada akhirnya meleset dari yang kita rencanakan selama ini.
Seperti halnya di hadapkan pada jalan yang berbeda. Maka dari itu, aku dan Niar mencoba berbahagi dengan cara masing-masing.
Dia hebat di jalannya, sedang aku mencoba hebat dengan bisaku.Anggap saja Tuhan belum mengabulkan doa-doaku, supaya aku mengerti, bahwa kebahagiaan bukan tentang apa yang belum aku miliki.
Dan kuyakin, yang aku butuhkan kini adalah pelajaran dari perasaan yang berakhir tidak sejalan. Agar kelak, ketika hati telah didewasakan kenyataan, aku paham bagaimana menjaga perasaan dengan benar.
Dan aku rasa ini lelucon yang sangat menyedihkan.
Tuhan pernah mengirimkan Seseorang untuk mengajari bagaimana cara saling menyayangi.
Tapi tidak untuk di miliki.Sungguh ini sangat menyesakkan. Ya meski aku menangis, aku akan berteriak, tetap saja tak akan ada yang bisa mengampuni keadaan ini. Kembali kepada takdirkanNya.
Takdir adalah ketentuan yang tak bisa di kalahkan. Terlebih bagi mereka yang telah berpasrah dalam segala keadaan.
Memang ada beberapa bagian tabah yang tak perlu di sesali. Cukup di simpan dan di kenang dalam hati. Termasuk bagian cerita dari perjalanan Sepasang hati yang masih saling menyayangi, namun beberapa keadaan telah memaksanya saling pergi.Aku yakin Niar belum bisa melupakan ku. Aku tahu banyak hal yang sedang ia pikirkan di kejauhan. Tentang rindu padaku yang di selimuti ketakutan, tentang rasa sayangnya yang harus ia sembunyikan. Aku ingat benar apa kata Niar. Niar sempat bertanya apakah dia bisa bahagia dengan lelaki itu. Tapi aku selalu berusaha meyakinkan. Bahwa bahagia itu tergantung dari bagaimana kelak kamu menekuni pilihan. Dari bagiamana kamu menerima baik takdirmu.
Tentang segala yang terjadi, kita hanya perlu merawat apa yang kita yakini, sebab bahagia kita juga datang karena terlatih menekuni pilihan.
Tak perlu berpikir bagaimana, setelah ini cepat atau lambat kita akan membaik dengan sendirinya.Dalam sebuah cinta,tak ada hal yang buruk, bahkan tentang meninggalkan dan di tinggalkan.
Selalu ada hikmah di antara keduanya.Kita sama-sama tahu, kita berpisah bukan karena suatu kebencian. Niar pergi bukan karena mencari yang lebih baik Dan aku merelakan bukan karena lelah dalam hal bertahan.
Karena memang takdir sepenuhnya yang mengendalikan.dan ada sebagian restu yang harus di menangkan.Namun seperti kalimat yang pernah ku tulis. "Berpisah bukan berati membenci.
Pergi bukan berarti melupakan.
Tak lagi sapa bukan berarti berhenti peduli.
Bahkan ketika keadaan memaksa untuk saling berjauhan, sepasang hati kita masih diberi hak untuk saling mendoakan".
KAMU SEDANG MEMBACA
merelakan
RomanceAwalnya semua yang aku lalui terasa begitu berat. Karena aku sedang sendirian. Seolah tak bisa menghadapi segala hal, hingga akhirnya datang seseorang yang bersedia menemaniku berjalan. Bersedia menguatkan saat aku kelelahan, menemani saat kesepian...