Vano POV
Laki-laki itu terlihat lemas luntai seakan sudah tak berdaya di hari itu. Ia benar-benar merasakan lelah yang luar biasa akibat kegiatannya yang sangat memakan tenaga.
Tepat di bebrapa hari yg lalu vano dan beberapa teman-teman satu organisasinya itu melakukan latihan gabungan dengan salah satu sekolah di daerahnya. Penjelasan ada di part sebelumnya
Hari itu benar-benar menjadi hari yang teramat melelahkan tapi juga membahagiakan. Tentu karna pertemuannya dengan seorang gadis yang terlebih dahulu telah dekat dengannya lewat Chattan line.
Sejak hari itu ia sangat sibuk dengan satu kegiatan itu. Hari-harinya di habiskan hanya untuk berlatih saja. Beban memang namun organisasi itu adalah hobbynya sekaligus telah menjadj cita-citanya. Yap seorang PASKIBRAKA !
Vano beberapa hari ini benar-benar giat dalam mengikuti setiap kegiatan yang ada dalam organisasi itu. Hingga hampir saja ia melupakan perempuan yg terakhir kali ia temui di taman sekolah tempat ia latihan gabungan beberapa hari yang lalu. Sungguh ia melupakannya, vano sama sekali tidak memberinya kabar setelah itu. Bahkan ia pun sadar bahwa pasti perempuan itu memikirkan bahwa ia seperti di telan bumi karna sama sekali tidak memberi kabar atau pun sekedar sapaan.
"Ya ampun lupa. Gue kan beberapa hari ini sama sekali ga hubungin natasya" Ucapnya serga sampil mengusap wajahnya frustasi. Bagaimna bisa dia sampai sebodoh ini !
"Woy bro kenapa lu?" Tanya sarfa setelah melihat wajah frustasi sohibnya
Vano menoleh setelah mendapati ada suara di sampingnya "Eh gpp kok" jawabnya lirih
"Cerita aja kali bro" Andi segerah ambil alih
"Ndi. Lo berdua waktu itu ingat kan. Kita pernah ketemu perempuan di SMA GARUDA BAKTI?"
Andi dan sarfa mengangkat alisnya dan saling menatap satu sama lain setelah itu mereka mengangguk secara bersamaan.
"Waktu itu mella sama temennya itu kan? Siapa sih lupa gue namanya" tanya andi lagi
Vano terdiam sejenak lalu kembali bergemih "Tasya. Lebih tepatnya Natasya"Di susul drngan senyum hangatnya,entah mengapa jika sudah bersangkutan dengan wanita itu vano merasakan hal yang berbeda
"Ya itu tuh. Emang kenapa?
"gue bodoh! Sejak saat itu gue lupa ngasih kabar ke dia. Gue gak tau Apa yg dia pikirin tentang gue sekarang" Putus asa vano
"Ck. Kok bisa sih sampe lupa ngabarin? Lah pdkt nya gimana kabarnya? Ye elah" Ceplos sarfa lalu segera mendapati jitakan dari andi
"Lo bukannya nenangin vano malah tambah bikin putus asa. Ga punya otak lo mah" Kesal andi
"Seloww aja kali ah. Baperan amat bu haji" Lagi-lagi serangan fajar dari andi mendarat dgn halus tepat di kepala sarfa
"Jitak terus aje ndi pala gue. Jitak terooss.. gue mah rela lahir batin"Gerutuk sarfa yang ternyata mampu membuat vano sedikit bisa tertawa
Dengan segala kepercayaan dirinya andi pun mendekati sarfa yang masih bernasip memilukan itu lalu berbisik "liat noh sohib kita ketawa. Manjur kan jurus gue"
"Manjur sih manjur tapi ga kepala gue juga jadi korbannya bego" Kesal sarfa pelan
Vano yang sedari tadi masih tertawa lalu mengakhiri tawanya dan berkata"Thanks, kegilaan kalian cukup menghibur" Ucap vano memukul pelan kedua bahu sahabatnya
"Santuy aja kali bro,udah biasa gila gini mah asal di depan cewe masih tetep stay cool aja" ucap sarfa dengan nada yang sangat percaya diri, vano dan andi hanya bisa geleng-geleng dalam artian tidak bisa menafsirkan lagi keadaan mental sohibnya satu ini
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA PEMISAH HATI
Teen Fiction(Revisi setelah END) ~ Senja adalah sebuah pembatas antara siang dan malam. Senja adalah pemisah, agar keduanya tidak berjumpa. Senja, sebuah penanda berakhirnya cerita. Hadirnya seperti sebuah kata pinta agar sang mentari segera menggelamkan diriny...